Jumat, 21 September 2018

Komponen Belajar

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Kali ini, saya akan membagikan materi tentang Komponen belajar mencakup karakterustik siswa, pembelajaran fisika, tujuan pembelajaran dalam fisika dan assesment pembelajaran . Silahkan dibaca ya....
Karakteristik Siswa 
Menurut Sudirman (1990) Karakteristik siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya.
Menurut Hamzah. B. Uno (2007) Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki.
 Karakteristik Umum Peserta Didik dari Segi Usia
     Fase- Fase Perkembangan Manusia
1.        Permulaan kehidupan (konsepsi)
2.        Fase prenatal (dalam kandungan)
3.        Proses kelahiran (± 0-9 bulan)
4.        Masa bayi/anak balita (± 0-1 tahun)
5.        Masa kanak-kanak (± 1-5 tahun)
6.        Masa anak-anak (± 5-12 tahun)
7.        Masa remaja (± 12-18 tahun)
8.        Masa dewasa awal (± 18-25 tahun)
9.        Masa dewasa (± 25-45)
10.    Masa dewasa akhir (± 45- 55)
11.    Masa akhir kehidupan (± 55 tagu ke atas)
            Pada pembahasan ini, kami hanya membahas materi sejak masa kanak-kanak hingga masa dewasa awal saja sesuai usia pendidikan.
 Karakteristik atau kepribadian seseorang dapat berkembang secara bertahap. Berikut ini adalah krakteristik perkembangan pada masa anak samapai masa puber.
·        Krakteristik perkembangan masa anak awal (2-6 tahun)
                        Masa anak awal berlangsung dari usia 2-6 tahun, yaitu setelah anak meninggalkan masa bayi dan mulai mengikuti pendidikan formal di SD. Tekanan dan harapan sosial untuk mengikuti pendidikan sekolah menyebabkan perubahan perilaku, minat, dan nilai pada diri anak. Pada masa ini, anak sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan. Perilaku anak sulit diatur, bandel, keras kepala, dan sering membantah dan melawan orang tua. Hal ini memang sangat menyulitkan para pendidik. Tak heran, apabila para guru Playgroup sampai SD harus lebih bersabar dalam melangsungkan pembelajaran atau mendidik siswa. Disiplin mulai bisa diterapkan pada anak sehingga anak dapat mulai belajar hidup secara tertib. Dan sikap para pedidik sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.
·        Krakteristik perkembangan masa anak akhir (6-12 tahun)
                        Karakteristik atau ciri-ciri periode masa anak akhir, sama halnya dengan ciri-ciri periode masa anak awal dengan memperhatikan sebutan atau label yang digunakan pendidik. Orang tua atau pendidik menyebut masa anak akhir sebagai masa yang menyulitkan karena pada masa ini anak lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tuanya. Kebanyakan anak pada masa ini juga kurang memperhatikan dan tidak bertanggung jawab terhadap pakaian dan benda-benda miliknya. Para pendidik memberi sebutan anak usia sekolah dasar, karena pada rentang usia ini (6-12 tahun) anak bersekolah di sekolah dasar. Di sekolah dasar, anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang dianggap penting untuk keberhasilan melanjutkan studi dan penyesuaian diri dalam kehidupannya kelak.
·        Krakteristik perkembangan masa puber (11/12 – 14/15 tahun)
            Masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara masa anak akhir dan masa remaja awal. Periode ini terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap: prapuber, puber, dan pascapuber. Tahap prapuber bertumpang tindih dengan dua tahun terakhir masa anak akhir. Tahap puber terjadi pada batas antara periode anak dan remaja, di mana ciri kematangan seksual semakin jelas (haid dan mimpi basah). Tahap pascapuber bertumpang tindih dengan dua tahun pertama masa remaja. Waktu masa puber relatif singkat (2-4 tahun) ini terjadi pertumbuhan dan perubahan yang sangat pesat dan mencolok dalam proporsi tubuh, sehingga menimbulkan keraguan dan perasaan tidak aman pada anak puber. Peubahan fisik dan sikap puber ini berakibat pula pada menurunnya prestasi belajar, permasalahan yang terkait dengan penerimaan konsep diri, serta persoalan dalam berhubungan dengan orang di sekitarnya. Orang dewasa maupun pendidik perlu memahami sikap perilaku anak puber yang kadang menaik diri, emosional, perilaku negative dan lain-lain, serta membantunya agar anak dapat menerima peran seks dalam kehidupan bersosialisasi dengan orang atau masyarakat di sekitarnya.

Karakter dalam Pembelajaran Fisika

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari zat dan interaksi komponen-komponennya. 
Kembali kami ingatkan tentang tujuan pembelajaran Fisika dalam kurikulum pendidikan di negara kita. Di sana disebutkan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: 
  1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain
  3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
  4. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
  5. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
TUJUAN PEMBELAJARAN FISIKA
Mata pelajaran Fisika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
  1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Allah SWT.
  2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain.
  3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrument percobaan, mengumpulkan, mengolah dan manafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
  4. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
  5. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mata pelajaran Fisika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
  1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Allah SWT.
  2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain.
  3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrument percobaan, mengumpulkan, mengolah dan manafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
  4. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
  5. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mata pelajaran Fisika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
  1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Allah SWT.
  2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain.
  3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrument percobaan, mengumpulkan, mengolah dan manafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
  4. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
  5. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
ASESMEN PEMBELAJARAN
Pengertian Asesmen
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli :
Menurut Robert M Smith (2002)                                                                                          “Suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hsil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.
Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis                                               “Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.
Tujuan Asesmen Berbasis Kelas
Secara rinci tujuan dari penilaian kelas adalah sebagai berikut :
a.   Dengan melakukan asesmen berbasi kelas ini pendidik dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, baiik selama mengikuti pembelajaran atau setelahnya.
b.   Saat melaksanakan asesmen , pendidik juga dapat langsung memberikan umpan balik kepada peserta didik.
c.   Pendidik dapat terus melakukan pemantauan kemajuan belajar yang dialami peserta didik.
d.   Hasil pantaua kemajuan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan terus menerus tersebut juga akan dapat dipakai sebagai umpan balik untuk memperbaiki metode, pendekatan, kegaiatan, dan sumber belajar yang digunakan, seuai dengan kebutuhan materi dan kebutuhan siswa.
e.   Hasil asesmen dapat pula memberikan informasi kepada orang tua dan Komite Sekolah tentang efektivitas pendidikan.

Fungsi Asesmen Berbasis Kelas

Secara rinci fungsi dari penilaian kelas dapat dijelaskan sebagai berikut ( Diknas, 2006) :

a.        Tujuan pembelajaran adalah pencapaian standar kompetesi maupun kompetensi dasar.
b.       Asesmen berbasis kelas dapat berfungsi pula sebagai landasan pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, dan membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
c.        Sejalan dengan tujuan asesmen yang telah dikemukan diatas maka salah satu fungsi asesmen berbasis kelas ini adalah menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantupendidik menentukan apakah seorang siswa perlu mengikuti remedial atau justru memerlukan program pengayaan.
d.       Asesmen juga berfungsi sebagai upaya pendidik untuk dapat menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang telah dilakukan atau sedang berlangsung.
e.        Kesemuanya dapat dipakai sebagai control bagi guru sebagai pendidik dan semua stake holder pendidikan dalam lingkup sekolah tentang gambaran kemajuan perkembangan proses dan hasil belajar peserta didik.
f.         Sebagai alat/bahan untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu,
g.         Sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan dalam pembelajaran siswa.
h.        Asesmen digunakan untuk menemukan dan menetapkan di mana letak masalah yang dihadapi serta apa yang menjadi kebutuhan belajar seorang anak.
i.          Guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis dan obyektif Sesuai dengan kesulitan yang dihadapi.

Prinsip-prinsip Asesmen

Prinsip dalam menerapkan asesmen ada 7 macam, prinsip-prinsip memberikan visi tentang cara-cara mentransformasikan asesmen sebagai bagian dari reformasi sekolah dengan focus utama pada perbaikan asesmen kelas untuk mendukung belajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1.      Tujuan utama asesmen adalah memperbaiki belajar peserta didik
2.      Asesmen bertujuan untuk mendukung belajar peserta didik
3.      Objektif bagi semua peserta didik
4.      Kolaborasi profesional
5.      Parisipasi komite sekolah dalam pengembangan asesmen
6.      Keteraturan dan kejelasan komunikasi mengenai asesmen
7.      Peninjauan kembali dan perbaikan asesmen

Strategi Asesmen
1.      Asemen Statis
Asesmen statis adalah asesmen yang yang dilakukan berdasarkan pola wakt yang telah ditentukan. Misalnya dilakukan pada awal masuk sekolah atau tahun pelajaran baru, tengah semester dan akhir semester.
2.      Asesmen Dinamis
Asesmen dinamis adalah asesmen yang dilakukan tanpa terikat oleh pola waktu. Asesor terus melakukan penilaian, pengukuran dan evaluasi sepanjang perkembangan anak dalam proses belajar atau kehidupannya. Setiap hasil asesmen menjadi baseline bagi asesmen berikutnya.
3.      Teknik
Tekniknya meliputi tes, evaluasi, wawancara, observasi, dan analisis pekerjaan anak. Dalam satu proses asesmen, biasanya semua teknik itu digunakan, tidak hanya satu teknik saja.

Langkah-langkah Pokok Asesmen
1.      Menyusun rencana asesmen
2.      Mengumpulkan data
3.      Melakukan Verifikasi
4.      Mengolah dan menganalisa data
5.      Melakukan penafsiran / interprestasi dan menarik kesimpulan
6.      Menyimpan instrumen dan hasil asesmen
7.      Menindak lanjuti hasil asesmen
Demikianlah,postingan materi yang dapat saya bagikan. Semoga bermanfaat. 
Wassaalamu;alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Teori Teori Belajar

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh. Kali ini, saya akan membagikan postingan Materi Teori-Teori Belajar. Silahkan dibaca ya... 
 Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut Soedijarto (1989:49) adalah suatu proses secara langsung dan aktif pada saat pelajar itu mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan disajikan di sekolah, proses belajar mengajar tersebut dapat terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan demikian seorang pelajar dikatakan sedang belajar apabila pelajar tersebut terlibat secara langsung dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya (W.H. Burton, dalam Moh. Uzer Usman 1995:2).
Konsep tentang belajar telah banyak didefisinisikan oleh para pakar. Jean Piaget (dalam Sugandi, 2004:35), mengemukakan tiga prinsip utama pembelajaran, yaitu belajar aktif, belajar lewat interaksi sosial, dan belajar lewat pengalaman sendiri. Menurut Gagne dan Berliner (dalam Anni, dkk, 2004:2), belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Morgan et. al. (dalam Anni, dkk, 2004:2), menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman.
Menurut Gagne dan Berliner (dalam Anni, 2005:2), menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organism mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Morgan et.al. menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Slavin menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Gagne menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia, yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan

Pengertian Pembelajaran

Menurut Fontana (dalam Suherman, dkk, 2003:7), pembelajaran adalah upaya penataan lingkungan yang memberikan nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal.
Jika tujuan pembelajaran tersebut ditinjau dari hasil belajar, akan muncul aspek psikologis atau “human ability”. Menurut Klausmire (dalam Sugandi, dkk, 2004:23), “human ability” dibedakan atas tiga potensi, yaitu cognitive domain, affective domain, dan phsycomotor domain. Untuk kemampuan kognitif yang dikembangkan oleh BS Bloom, dimulai dari tingkat pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation). Sedangkan untuk tujuan pembelajaran ranah afektif yang dikembangkan oleh Krathwohl, dimulai dari pengenenalan (receiving), pemberian respon (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan pengamalan (characterization). Untuk ranah psikomotor yang dikembangkan oleh Elizabeth Sympson, tujuan pembelajaran dimulai dari peniruan (imitation), manipulasi (manipulation), ketepatan gerakan (precision), artikulasi (articulation), dan naturalisasi (naturalization).
Menegaskan pendapat tersebut, menurut Piaget (dalam Dimyati, 2002:14-15), pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut.
  • Langkah satu: Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri. Penentuan topik tersebut dibimbing dengan beberapa pertanyaan yang diberikan guru.
  • Langkah dua: Memilih atau mengembangkan aktifitas kelas dengan topik tersebut.
  • Langkah tiga: Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah.
  • Langkah empat: Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan melakukan revisi.
Proses Belajar
Proses belajar merupakan kegiatan yang berlangsung yang di dalamnya terdapat interaksi antara siswa dengan guru.
 Namun demikian, umumnya ahli tersebut sepakat bahwa taksonomi tujuan pembelajaran terbagi atas tiga kawasan utama, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
a.       Tujuan Kognitif
Tujuan kognitif berorientasi pada kemampuan berpikir. Ini mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, seperti mengingatsampai pada kemampuan yang tinggi, seperti kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu masalah. Bloom mengelompokkan tujuan kognitif ke dalam enam kategori. Keenam kategori ini diasumsikan bersifat hirarkis, yang berarti tujuan pada level tinggi dapat dicapai hanya apabila tujuan pada level lebih rendah telah dikuasai. Taksnomi perilaku keenam tujuan kognitif tersebut adalah pengetahuan, pemahaman. penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b.      Tujuan Afektif
Tujuan afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Tujuan afektif mencakup kemampuan dari level paling sederhana, seperti memperhatikan suatu fenemena sampai level paling kompleks seperti menentukan sikap berdasar hati nurani. Krathwohl, Bloom, dan Masia (Suciati, 2001) mengelompokkan tujuan afektif ke dalam lima kategori, yaitu Pengae.nalan (receiving), Pemberian respon (responding), Penghargaan/penilaian (valuing), Pengorganisasian (organization), dan Pengamalan (characterization).
c.      Tujuan Psikomotorik
Tujuan psikomotor berorientasi pada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Perilaku psikomotor menekankan pada keterampilan neuromascular yaitu keterampilan yang bersangkutan dengan gerakan otot. Taksonomi perilaku untuk tujuan kawasan psikomotor dikelompokkan dalam enam kategori, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, menyesuaikan pola gerakan, dan  kreativitas.
Demikianlah postingan yang dapat saya bagikan,semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hakekat Strategi Belajar Mengajar

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kali ini, saya akan membagikan postingan materi tentang Hakekat Strategi Belajar Mengajar . Silahkan dibaca ya ...
Pengertian Strategi Belajar – Mengajar
          Dalam Djamalah, Syarif B., Zain, Aswan (2006) strategi secara umum mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Dengan strategi tersebut menurut Mansyur (1998), guru mempunyai alternatif pilihan yang mungkin dapat ditempuh agar kegiatan belajar mengajar itu berlangsung secara teratur, sistematis, terarah, lancar dan efektif.
Hakikat Belajar-Mengajar
Belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002) adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Ini maknanya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap; bahkan meliputi segenap aspek organisasi atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi hakikat belajar adalah Perubahan.


Pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses mengajar dan belajar. Aktivitas ini merupakan proses dua arah, antara pihak guru dan peserta didik. Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.


Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran

Beberapa istilah yang hampir sama dengan strategi yaitu metode, pendekatan, teknik atau taktik dalam pembelajaran.
1. Metode
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.
2. Pendekatan (Approach)
Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centred approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
3. Teknik
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang harus dilakukan agar metode ceramah berjalan efektif dan efisien. Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari setelah makan siang dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu dilakukan pada pagi hari dengan jumlah siswa yang terbatas.
4. Taktik
Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Taktik sifatnya lebih individual, walaupun dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah dalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda, misalnya dalam taktik menggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa agar materi yang disampaikan mudah dipahami.


Jenis- Jenis Strategi Pembelajaran                                    

            Rowntree (1974) mengelompokkan strategi pembelajaran ke dalam strategi penyampaian penemuan atau exposition-discovery learning, dan strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau groups-individual learning.
1.      Strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy killen menyebutkan dengan strategi pembelajaran langsung(direct instruction), sebab dalam strategi ini, materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa; siswa tidak dituntut untuk mengolahnya. Kewajiban siswa adalah menguasai secara penuh. Dengan demikian, dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai penyampai informasi.
Berbeda dengan strategi discovery .Dalam strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya.Karena sifatnya yang demikian strategi ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran tidak langsung.
2.      Strategi pembelajran individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajae sendiri. Contoh dari strategi pembelajaran ini adalah belajar melalui modul, atau belajar bahasa melalui kaset audio.
3.       Strategi pembelajaran kelompok. Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompok itu bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran klasikal; atau bisa juga siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil semacam buzz group. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu dianggap sama. Oleh karena itu, belajar dalam kelompok dapat terjadi siswa yang memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang mempunyai kemampuan biasa-biasa saja ; sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif.
1.      Stategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi ; atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan-lahan menuju hal yang konkret. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum ke khusus.
2.       Strategi pembelajaran induktif. Pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum.
Demikianlah postingan yang dapat saya bagikan. Semoga Bermanfaat 
Wassaalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 






Senin, 17 September 2018

Strategi Heoristik dan Strategi Induktif serta deduktif

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kali ini saya akan membagikan postingan Strategi Pembelajaran Fisika tentang Strategi heoristik, pendekatan induktif dan deduktif.

a. Strategi Heoristik 

    Strategi ini berorentasi pada siswa sehingga guru sdapat dijadikan fasilitator.
Materi yang lus berkenaan dengan ekspositori
Materi yang sedikit berkenaan dengan heoristik
Heuristik berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein, yang berarti “Saya Menemukan” strategi ini berkembang menjadi sebuah strategi pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan menjadikan “heuriskein (saya menemukan)” sebagai acuan.  Strategi ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran haruslah dapat menstimulus siswa agar aktif dalam proses pembelajaran, seperti memahami materi pelajaran, bisa merumuskan masalah, menetapkan hipotesis, mencari data/fakta, memecahkan masalah dan mempresentasikannya(Dimyati & Mudjiono).
Tekanan utama pembelajaran dalam strategi Heuristik adalah:
1.      pengembangan kemampuan berpikir,
2.      latihan keterampilan khusus(pemahaman), dan
3.      latihan menemukan sesuatu


Macam-macam strategi Pembelajaran Heuristik

a.       Discovery
Metode discovery (penemuan) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, sebelum sampai pada generalisasi (Suryosubroto).
b.      Inquiry
Metode inquiry adalah metode pembelajaran yang menekankan pada aktifitas siswa pada proses berpikir secaa kritis dan analitis (Wina Sanjaya).

Langkah-langkah Penerapan strategi Pembelajaran Heuristik :
a. Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental(developmentally appropriate) siswa.
b. Membentuk kelompok belajar yang saling tergantung (independent learning group).
c. Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self regulated learning).
d. Mempertimbangkan keragaman siswa (diversity of students).
e. Memperhatikan multi intelegensi (multiple intelligences) siswa.
f. Menggunakan teknik-teknik bertanya (questioning) untuk meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
g. Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).

Kelebihan dari strategi Heuristik
Pendekatan heuristik ini mempunyai kelebihan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
2. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-temukan).
3. Mendukung kemampuan problem solving (pemecahan masalah) siswa.
4. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses penemuannya.

Kelemahan dari strategi Heuristik
strategi heuristik ini mempunyai kelemahan antara lain adalah sebagai berikut:
1.Untuk materi tertentu waktu yang tersita lebih lama.
2.Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.
 3.Pendekatan ini kurang cocok bagi peserta didik yang lamban.
4.Tidak semua topik cocok disampaikan dengan pendekatan ini. 

Strategi Induktif dan deduktif 
       Dalam hal ini berarti menemukan konsep. 
Induktif dalam hal ini berati mendorong siswa menemukan konsep baik itu abstrak maupun konkrit. Contoh : GJB 
Sehingga proesesnya yakni : 
Pendekatan...Strategi Induktif...Metode 
Strategi Induktif berarti dari sifat khusus ke umum 


Strategi  pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Pada  pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tadi.

Strategi pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. pembelajaran ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah guru akan membimbing siswa membangun pemahaman terhadap materi pelajaran dengan cara berpikir dan membangun ide. Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir.

Jenis pendekatan induktif :

·         Membentuk satu generalisasi daripada contoh-contoh tertentu. Misalnya mencari cirri-ciri yang sama dari berbagai jenis pasar.
·         Membentuk satu prinsip dari uji kajian tertentu.
·         Membentuk satu hukum dari pernyataan-pernyataan tertentu. Misalnya mendapat hukum permintaan dan penawaran dari analisis pasar dan pedagang.
·         Mendapat satu teori dari urutan suatu pemikiran.
Ciri-ciri dari strategi pembelajaran induktif adalah :
  1. Penekanan pada keterampilan berpikir dan tujuan-tujuan afektif
  2. Berstruktur rendah
  3. Penggunaan waktu yang kurang efisien
  4. Memberi kesempatan yang banyak untuk belajar sewaktu-waktu
Contoh : Besi dipanaskan maka mengalami pemuaian. Aluminium dipanaskan maka akan mengalami pemuaian. Tembaga dipanaskan maka akan mengalami pemuaian. Sehingga, dapt disimpulkan bahwa Logam jika dipanaskan akan mengalami pemuaian. 
Metode 
1. Eksperimen (Siswa yang melakukan) 
2. Demonstrasi (Guru yang melakukan, siswa mengamati) 
3. Diskusi ( Diawali dengan eksperimen dan diakhiri dengan kesimpulan).

Adapun salah satu kelebihannya adalah siswa memiliki gambaran umum. Sedangkan kelemahannya adalah guru terampil dalam bertanya. 
Strategi Pembelajaran Deduktif 
Konsep dalam hal ini yakni dipraktikumkan(menguji, membuktikan)
Dari bentuk Umum ke Khusus. 
Langkah-langkah dalam strategi deduktif meliputi tiga tahap: 
Pembelajaran deduktif merupakan imbangan yang sangat dekat bagi model pembelajaran induktif. Keduanya dirancang untuk mengajarkan konsep dan generalisasi, mengandalkan contoh dan bergantung pada keterlibatan guru secara aktif dalam membimbing siswa. Perbedaan terletak pada urutan kejadian selama pembelajaran, keterampilan berpikir, cara memotivasi dan waktu yang diperlukan serta biasanya pada pembelajaran pendekatan deduktif seorang guru harus lebih aktif daripada siswanya. Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab dan simulasi.
Ciri-ciri pembelajaran deduktif adalah sebagai berikut :
a)      Berorientasi pada siswa
b)      Berstruktur tinggi
c)      Penggunaan waktu yang lebih efisien.
d)     Kurang memberi kesempatan untuk belajar sewaktu-waktu

  • Kelebihan Pembelajaran Deduktif
a)      Cara yang mudah untuk menyampaikan isi pelajaran
b)      Pendekatan ini sesuai untuk digunakan dalam proses pembelajaran, guru memberikan penerangan sebelum memulai pembelajaran.
  • Kelemahan pembelajaran Deduktif
a)      Keaktifan siswa dalam mengeplorasikan kemampuan masih terbatas
b)      Dalam menarik kesimpulan dari konteks umum yang diberikan guru siswa            dibatasi konteks tersebut.

Demikian postingan yang dapat saya bagikan. Semoga bermanfaat ... 
Wassaalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh