Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut Soedijarto (1989:49) adalah suatu proses secara langsung dan aktif pada saat pelajar itu mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan disajikan di sekolah, proses belajar mengajar tersebut dapat terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan demikian seorang pelajar dikatakan sedang belajar apabila pelajar tersebut terlibat secara langsung dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya (W.H. Burton, dalam Moh. Uzer Usman 1995:2).
Konsep tentang belajar telah banyak didefisinisikan oleh para pakar. Jean Piaget (dalam Sugandi, 2004:35), mengemukakan tiga prinsip utama pembelajaran, yaitu belajar aktif, belajar lewat interaksi sosial, dan belajar lewat pengalaman sendiri. Menurut Gagne dan Berliner (dalam Anni, dkk, 2004:2), belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Morgan et. al. (dalam Anni, dkk, 2004:2), menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman.
Menurut Gagne dan Berliner (dalam Anni, 2005:2), menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organism mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Morgan et.al. menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Slavin menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Gagne menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia, yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan
Pengertian Pembelajaran
Menurut Fontana (dalam Suherman, dkk, 2003:7), pembelajaran adalah upaya penataan lingkungan yang memberikan nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal.
Jika tujuan pembelajaran tersebut ditinjau dari hasil belajar, akan muncul aspek psikologis atau “human ability”. Menurut Klausmire (dalam Sugandi, dkk, 2004:23), “human ability” dibedakan atas tiga potensi, yaitu cognitive domain, affective domain, dan phsycomotor domain. Untuk kemampuan kognitif yang dikembangkan oleh BS Bloom, dimulai dari tingkat pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation). Sedangkan untuk tujuan pembelajaran ranah afektif yang dikembangkan oleh Krathwohl, dimulai dari pengenenalan (receiving), pemberian respon (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan pengamalan (characterization). Untuk ranah psikomotor yang dikembangkan oleh Elizabeth Sympson, tujuan pembelajaran dimulai dari peniruan (imitation), manipulasi (manipulation), ketepatan gerakan (precision), artikulasi (articulation), dan naturalisasi (naturalization).
Menegaskan pendapat tersebut, menurut Piaget (dalam Dimyati, 2002:14-15), pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut.
- Langkah satu: Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri. Penentuan topik tersebut dibimbing dengan beberapa pertanyaan yang diberikan guru.
- Langkah dua: Memilih atau mengembangkan aktifitas kelas dengan topik tersebut.
- Langkah tiga: Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah.
- Langkah empat: Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan melakukan revisi.
Proses belajar merupakan kegiatan yang berlangsung yang di dalamnya terdapat interaksi antara siswa dengan guru.
Namun demikian, umumnya ahli tersebut sepakat bahwa taksonomi tujuan pembelajaran terbagi atas tiga kawasan utama, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
a. Tujuan Kognitif
Tujuan kognitif berorientasi pada kemampuan berpikir. Ini mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, seperti mengingat, sampai pada kemampuan yang tinggi, seperti kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu masalah. Bloom mengelompokkan tujuan kognitif ke dalam enam kategori. Keenam kategori ini diasumsikan bersifat hirarkis, yang berarti tujuan pada level tinggi dapat dicapai hanya apabila tujuan pada level lebih rendah telah dikuasai. Taksnomi perilaku keenam tujuan kognitif tersebut adalah pengetahuan, pemahaman. penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Tujuan Afektif
Tujuan afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Tujuan afektif mencakup kemampuan dari level paling sederhana, seperti memperhatikan suatu fenemena sampai level paling kompleks seperti menentukan sikap berdasar hati nurani. Krathwohl, Bloom, dan Masia (Suciati, 2001) mengelompokkan tujuan afektif ke dalam lima kategori, yaitu Pengae.nalan (receiving), Pemberian respon (responding), Penghargaan/penilaian (valuing), Pengorganisasian (organization), dan Pengamalan (characterization).
c. Tujuan Psikomotorik
Tujuan psikomotor berorientasi pada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Perilaku psikomotor menekankan pada keterampilan neuromascular yaitu keterampilan yang bersangkutan dengan gerakan otot. Taksonomi perilaku untuk tujuan kawasan psikomotor dikelompokkan dalam enam kategori, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, menyesuaikan pola gerakan, dan kreativitas.
Demikianlah postingan yang dapat saya bagikan,semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar