Senin, 19 November 2018

Makalah Pengelolaan Peserta Didik


                             “PENGELOLAAN PESERTA DIDIK”HALAMAN SAMPUL
DISUSUN OLEH:
1.      Dwi Cahyaningsih (A1C317009)
2.      Suci Utari (A1C317021)
3.      Ayudiah A Siahaan  (A1C317046)
4.      M. Arif Rahman Hakim (A1C317067)
5.      Ana Ferawati (A1C317075)

DOSEN PENGAMPU: 
Dwi Agus Kurniawan, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018



KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pengelolaan Peserta Didik ini.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Bapak Dwi Agus Kurniawan, S.Pd.,M.Pd atas segala bimbingan dan arahan selama penyusunan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritikan yang membangun demi memperbaiki makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa yang membutuhkan. Aamiin



Jambi, Oktober 2017

Penulis,













DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ii
2.1.3        Langkah Langkah Pengelolaan Peserta Didik 9
2.2 Kajian Teoritis …………………………….……..………………………………………………………….13



PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang

Dunia pendidikan sebagai media penanam karakter setiap generasi muda sehingga peningkatan kualitas sumber daya manusia sangatlah penting. Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningakatan sumber daya manusia yakni: (1) saran gedung, (2) buku yang berkulitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang profesional (Pangastuti, 2017: 36).
Pendidikan sebagai suatu sistem tentunya mempunyai masalah yang sangat luas, kompleks dan unik. Baik pada tingkat makro maupun mikro. Selama manusia masih di bumi masih membutuhkan pendidikan, selama itu pula permasalahan pendidikan tidak akan pernah berakhir. Permasalahan pendidikan bukan hanya untuk dilihat didengar tetapi juga harus ditemukan pemecahannya melalui penelitian.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Kualitas pendidikan di Indonesia sekarang ini masih jauh di bawah kualitas pendidikan negara tetangga seperti Malaysia apalagi Singapura. Sebagai salah satu penentu tercapainya tujuan pendidikan nasional, maka kinerja tenaga pendidik dan kependidikan perlu dipertanyakan. Kenapa dulu negara lain mengimport guru dari Indonesia kini memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik dari Indonesia. Seperti kita ketahui sekarang ini banyak tenaga pendidik yang sekarang mengajar di sekolah-sekolah di Indonesia masuk melalui jalur khusus, jalur yang tidak wajar namun umum diketahui.Istilahyang banyak digunakan untuk fenomena ini adalah“rahasia umum”.Kata orang, kalau tidak punya uang, tidak bisa jadi pegawai negri.Menyedihkan tapi itulah yang telihat di masyarakat sekarang ini.
Peningkatan kualitas  pendidikan di Indonesia dilakukan ditiap lembaga pendidikan dan juga pengelolaan dan manajemen di sekolah terhadap peserta didik. Menurut Anwar (2015: 1-2), manajemen pada dasarnya adalah upaya mengatur segala sesuatu (sumber daya) untuk mencapai tujuan, jadi manajemen adalah proses pengintegrasian sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem totalitas untuk menyelesaikan tujuannya. Pada umumnya manajemen dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan dalam satu organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber yang ada didalam suatu lembaga sehingga terwujud efektivitas dan efisienso dalam mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.

1.2              Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.         Untuk mengetahui apa itu indentifikasi Pengelolan Peserta Didik
2.         Untuk mengetahui tujuan dan fungsi Pengelolan Peserta Didik
3.         Untuk mengetahui langkah – langkah Pengelolan Peserta Didik










BAB II

PEMBAHASAN


2.1              Kajian Pustaka

2.1.1        Identifikasi Pengelolan Peserta Didik

Manajemen berasal dari kata to mange yang berarti mengelola. Pengelolaan dilakukan untuk mendayagunakan sumber daya yang dimiliki secara terintegrasi dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan sekolah/ organisasi. Pengelolaan dilakuan kepala sekolah dengan kewenangannya sebagai manager sekolah melalui komando atau keputusan yang telah ditetapkan dengan mengarahkan sumber daya untuk mencapai tujuan (Nur, 2016:94).
Menurut Rahayu (2015 : 358 ) Manajemen adalah penyelesaian tujuan-tujuan melalui usaha usaha orang lain. Manajemen bisa dikatakan sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengorganisasian pemakaian sumber manusia dan material. Istilah lain dari manajemen, yaitu pengelolaan. Manajemen merupakan kata dalam bahasa Inggris, yakni management yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan. Sedangkan pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien. Di sisi lain, pendapat “pengelolaan diartikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan-kegiatan orang lain”. Pembelajaran merupakan tindakan atau kegiatan yang difokuskan pada hal-hal khusus yang dipelajari oleh peserta didik .  Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pengelolaan peserta didik atau Manajemen peserta didik adalah penataan atau pengaturan terhadap segala kegiatan atau aktifitas yang berkaitan dengan peserta didik, dimulai dari masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari sekolah atau lembaga kependidikan lainnya (Putra, 2016:1).


Menurut Agustina (2018:19), mengatakan bahwa karakterinstik peserta didik yaitu totalitas kemampuan dan perilaku yang ada pada pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan lingkungan sosialnya, sehingga menentukan pola aktivitas dalam mewujudkan harapan dan cita-cita. Ada 4 hal yang dominan dari karakterinstik siswa yaitu sebagai berikut:
1.                  Kemampuan dasar misalnya kemampuan kognitif  atau intelektual,efektif dan psikomotor.
2.                  Latar belakarng cultural local, status social, status ekonomi, agama dll
3.                  Perbedaan keprobadian seperti sikap, perasaan, minat dll
4.                  Cita-cita, pandangan kedepan, keyajinan diri, daya tahan dll.

Student characteristics are likely to be related to community service participation. Characteristics as the student race/ethnicity,grade level and school performance are other related to the resolute available to the students for transportation or for clothing or supplies used in the service student knowledge of and access to community service opportunities based on contacts through family or friend. more likely to (Nurlin, 1997: 08).
Terjemah:
Karakterinstik siswa cenderung berkaitan dengan partisipasi layanan masyarakat. Karakterinstik sebagai ras/tingkat etnisitas siswa dengan kinerja sekolah adalah hal-hal lain yang berkaitan dengan ketegasan yang tersedia bagi siswa untuk transportasi atau pakaian , perlengkapan yang digunakan dalam pengetahuan siswa layanan dan akses  peluang layanan community berdasarkan kontak melalui keluarga atau teman ( Nurlin, 1997 : 08 )
Menurut Budiyartati (2018: 76-75) Perkembangan kemampuan peserta didik sesuai dengan tugas perkembangannya baik dalam aspek kognitif maupun aspek non kognitif sebagai berikut:
1.                  Tahap Sensori motor ( usia 0-2 tahun ) Pada tahap ini belum memasuki usia sekolah.
2.                  Tahap Pra-Operasional ( usia 2-7 tahun ) Pada tahap ini kemampuan skema kognitifnya
            masih terbatas. Peserta didik suka meniru perilaku orang lain. Perilaku yang ditiru terutama           perilaku orang lain ( khususnya orang tua dan guru ) yang pernah ia lihat ketika orang lain   itu merespon terhadap perilaku orang, keadaan, dan kejadian yang dihadapi masa lampau.   Peserta didik mulai mampu menggunakan kata-kata yang benar dan mampu pula   mengekspresikan kalimat-kalimat pendek secara efektif.
3.                  Tahap Operasional konkret ( usia 7-11 tahun ) Pada tahap ini peserta didik sudah mulai     memahami aspek-aspek kumulatif materi, misalnya volume dan jumlah mempunyai     kemampuan memahami cara mengombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi      tingkatnya. Selain itu, peserta didik sudah mampu berfikir sistematis mengenai benda –       benda dan peristiwa yang konkret.
4.                  Tahap Operasional formal ( usia 11-15 tahun ) Pada usia ini peserta didik sudah menginjak            usia remaja, pengembangan kognitif peserta didik pada tahap ini telah memiliki kemampuan mengoordinasikan dua ragam kemampuan kognitif baik secara simultan      (serentak) maupun berurutan. Misalnya, kapasitas merumuskan hipotesis,dan   menggunakan pprinsip-prinsip abstrak. Dengan kapasitas merumuskan hipotesis     (anggapan dasar) peserta didik mampu berpikir untuk memecahkan masalah dengan   menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang ia respons. Adapun             dengan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstak, seperti agama dan matematika.


Menurut Knezevich dalam buku Saifuddin ( 2018: 56 ), mengemukakan bahwa yang dimaksud pengelolaan peserta didik adalah layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan,pengawasan, dan layanan siswa dikelas dan diluar kelas seperti. Pengenalan ,pendaftaran, layanan induviduan seperti pengembangan keseluruhan kemampuan minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah. Pengertian peserta didik juga dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah.
Menurut Supriyo (2015:83), mengatakan bahwa Undang - undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pada pasal 3 dinyatakan bahwa fungsi Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadimanusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Menurut Mayasari (2015 : 433-434), menyatakan bahwa manajemen pembelajaran merupakan proses pengadministrasian, pengaturan, atau penataan suatu kegiatan atau proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.”. Manajemen pembelajaran dalam program kesetaraan merupakan suatu proses pengelolaan dalam suatu pembelajaran yang dilaksanakan pada program kesetaraan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Pelaksanaan program pembelajaran ini, layaknya sekolah formal pada umumnya juga memerlukan manajemen pembelajaran yang baik. Hal ini terutama agar pelaksanaan pembelajaran yang terjadi dalam program kesetaraan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari siswa tersebut.
According to Patricia (2009 : 10), Reflection is an important tool, not just for management students but also for practicing managers as they work in chaotic, ambiguous, and busy organizations. Through reflection, classroom as well as practical experience becomes meaningful. Reflection is a natural, and essential, part of the learning process. Learning is a continuous cycle of experience, observation, conceptualization, and experimentation. Learning is acting and observing, doing and being, and telling and listening. Reflection often focuses on the latter part of these dualities: observing, being, and listening.
Terjemah :
Menurut Hedberg (2009 : 10), Refleksi adalah alat yang penting, tidak hanya untuk siswa manajemen tetapi juga untuk melatih manajer karena meraka bekerja dalam organisasi yang sibuk, ambigu, dan kancau. Melalui refleksi, ruang kelas serta pengalaman praktis menjadi berarti. Refleksi adalah bagian yang  alami, dan penting, dari proses pembelajaran. Belajar adalah siklus pengalaman, pengamatan,konseptualisasi dan eksprimen yang berkesinambungan. Belajar bertindak dan mengamati, melakukan dan dualitas : mengamati, menjadi, dan mendengarkan.

2.1.2        Tujuan dan Fungsi Pengelolaan Peserta Didik

1.                  Tujuan pengelolaan peserta didik
Tujuan manajemen peserta didik adalah pengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah):  lebih lanjut proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Secara umum management peserta didik berfungsi sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin dari berbagai segi, baik segi individualitasnya,sosial, aspirasi kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya (Sunaengsih,  2017:132).
Management kurikulum merupakan sistem pengeluaran atau penyataan terhadap kurikulum secara kooperatif, komprehensif, sistemik dan sistematik yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan kurikulum atau tujuan pendidikan. Kegiatan management kurikulum yang terpenting adalah kegiatan yang erat kaitannya dengan tugas guru dan kegiatan yang erat kaitannya dengan proses pembahagian dan pengajaran (Kristiawan,  2017 :9)
Menurut Mariana (2015 : 439 ), mengemukakan bahwa pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan yaitu umum dan tujuan khusus. (a) tujuan umum adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam –macam kegiatan belajar dan mengajar supaya mencapai hasil yang baik. (b) tujuan khususnya mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi belajar, serta membantu siswa memperoleh hasil yang diharapkan. Dari kedua tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan, menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal di dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dengan baik. Kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi kegiatan mengelola tingkah laku peserta didik di dalam kelas dan mengelola proses kerja kelompok, sehingga proses pembelajaran berlangsung secara efektif. Pengelolaan kelas sangat penting dalam usaha menciptakan kondisi belajar yang kondusif serta untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Daryanto (2006) di dalam buku Neoloka (2017 : 12), mengatakan bahwa dalam manajemen pendidikan terdapat proses yang sinergis, yaitu sebagai berikut:
1.      Proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personal, spiritual, dan materi yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan.
2.      Proses keseluruhan pelaksanaan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
3.      Proses bekerja dengan orang-orang, dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang baik dan tepat, sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
4.      Proses pelaksanaan kepemimpinan untuk mewujudkan aktivitas kerja sama yang efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
5.      Proses pelaksanaan semua kegiatan sekolah dari yang usaha-usaha besar sampai pada usaha-usaha kecil dan sederhana.
6.      Proses pembinaan atau supervisi pendidikan.
7.      Proses pengawasan seluruh kinerja kependidikan.
Menurut Seri Perundang-undangan (2009 : 9), mengatakan bahwa pada Pasal 3 Bab II Undang-Undang Republik Indonesia nomor 9 Tahun 2009 menyebutkan bahwa badan hukum pendidikan bertujuan memajukan pendidikan nasional dengan menerapkan manajemen berbasis sekolah/madrasah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dan otonomi perguruan tinggibpada jenjang pendidikan tinggi.
According to Bush (2000 : 6), some approaches to educational management are concerned predominantly with organisational objectives while other models strongly emphasise individual aims. There is a range of opinion between these two views. Gray (1979, p. 12) stresses both elements; ‘the management process is concerned with helping the members of an organisation to attain individual as well as organisationalobjectives within the changing environment of the organisation’.

Terjemah :
       Menurut Bush (2000: 6), beberapa pendekatan untuk manajemen pendidikan sangat berkaitan dengan tujuan organisasi sementara model lain sangat menekankan tujuan individu. Ada berbagai pendapat di antara dua pandangan ini. Gray (1979, p. 12) menekankan kedua elemen; "Proses manajemen berkaitan dengan membantu anggota organisasi untuk bekerja secara individu maupun organisasi secara obyektif dalam lingkungan yang berubah dari organisasi".
       According to Wiseman (2014 :79), the type of goals that teachers set influences the amount of motivation that students have to reach them. Goals thet are moderately difficult, specific, and likely to be reached in the near future enhance motivation and persistence. Specific goals proprovides a challenge, but not unreasonable one. When goals are too complex, vague and/ or confusing, too siplistic, they are not seen as when goals are pereived as being too simplistic, they are not seen as being either interesting or important.
 
Terjemah :
       Menurut Wiseman (2014: 79), jenis tujuan yang guru atur memengaruhi jumlah motivasi yang harus dicapai oleh siswa. Tujuan yang agak sulit, spesifik, dan mungkin dicapai dalam waktu dekat meningkatkan motivasi dan ketekunan. Sasaran khusus memberikan tantangan, tetapi bukan yang tidak masuk akal. Ketika tujuan terlalu kompleks, tidak jelas dan / atau membingungkan, terlalu siplistis, mereka tidak terlihat ketika sasaran dirasa sebagai terlalu sederhana, mereka tidak terlihat menarik atau penting.
 
       According to Bush (2010:18), among other examplary practices, high CTE is associated with teachers adopting a humanistic approach to student management, testing new instructional methodsbtobmeet the learning needs of their students and providing extra help to students who have difficulty, displaying persistence and resiliencybin such cases, rewarding students for their achhievements: believing their students can reach high academic goals: displaying more enthusiasm for teaching: committing to community partnerships: and having more ownership in school decisions. 
 
Terjemah :
       Menurut Bush (2010: 18), di antara praktik-praktik percontohan lainnya, CTE tinggi dikaitkan dengan guru yang mengadopsi pendekatan humanistik untuk manajemen siswa, menguji metode pembelajaran baru untuk mempelajari pembelajaran.siswa mereka dan memberikan bantuan tambahan untuk siswa yang mengalami kesulitan, menampilkan ketekunan dan ketahanan kasus-kasus seperti itu, memberi penghargaan kepada siswa untuk pencapaian mereka: percaya siswa mereka dapat mencapai tujuan akademik yang tinggi: menampilkan lebih banyak antusiasme untuk mengajar: berkomitmen untuk kemitraan masyarakat: dan memiliki lebih banyak kepemilikan dalam keputusan sekolah.

2. Fungsi pengelolaan (manajemen) peserta didik
Menurut Sagala (2013: 56-64), mengatakan bahwa fungsi atau aktivitas organisasi menyesuaikan diri dengan lingkungan, menentukan struktur kerjanya atas dasar kebutuhan-kebutuhan dalam mencapai tujuan. Fungsi administrasi sebagai suatu alat sifat yang nyata dan pendidikan formal muncul dari kebutuhan membina pertumbuhan sekolah-sekolah dan perkembangan manajemennya. Kegiatan manajemen sekolah dalam mencapai tujuan adalah melalui penerapan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan pelaporan, pengkoordinasian, pembiayaan, dan pengawasan dengan menggunakan dan memanfatkan fasilitas maupun sumberdaya yang tersedia. Jadi, fungsi manajemen pada prinsipnya dimulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan dan penilaian atau evaluasi terhadap semua program kerja sekolah dengan pengaturan yang baik oleh para profesional untuk mengeliminasi pemborosan (efisien) dan memaksimalkan sumber daya yang tersedia meningkatkan pencapaian (keefektifan). Berikut fungsi-fungsi manajemen sekolah :
1.                  Fungsi perencanaan
Perencanaan adalah proses memikirkan dan menetapkan kegitan-kegiatan atau program-program yang akan dilakukan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, berapa orang yang diperlukan dan berapa banyak biaya yang diperlukan.
2.                  Fungsi pengorganisasian
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerja sama sekolah. Kegiatan pengorganisasian menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisaian. Salah satu prinsip pengorganisasian adalah membagi habis dan menstrukturkan tugas-tugas ke dalam sub-sub atau komponen-komponen organisasi secara proporsional.
3.                  Fungsi penggerakan (actuating)
Menggerakkan berarti merangsang anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Tugas menggerakkan dilakukan oleh pemimpin. Actuating adalah kemampuan membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.
4.                  Fungsi pengkoordinasian
Koordinasi dalam operasionalnya mengerjakan unit-unit, orang-orang, lalu lintas informasi dan pengawasan seefektif mungkin, semuanya harus seimbang dan selaras dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Koordinasi yang baik dilakukan oleh kepala sekolah dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat antar personal sekolah atau kesimpangsiuran dalam tindakan.
5.                  Fungsi pengarahan
Pengarahan dilakukan agar kegiatan yang dilakukan bersama tetap melalui jalur yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan terjadinya pemborosan. Diperlukannya pengarahan dari pengarah agar mempengaruhi orang-orang mau bekerja sama dengan sebaik-baiknya dalam mencapai tujuan.

6.                  Fungsi pegawasan
Pengawasan dikaitkan dengan upaya mengendalikan, membina, dan pelurusan sebagai upaya pengendalian mutu dalam arti luas. Proses pengawasan mencatat perkembangan ke arah tujuan dan memungkinkan manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan yang tepat.

Menurut Ardhi (2015:83-84), fungsi manajemen ada 4 yaitu sebagai berikut :
1.                  Fungsi perencanaan/ planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan an diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan dilakukan segenap jajaran personel organisai untuk menentukan tujuan organisai secara menyeluruh dengan cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan merupakan proses yang paling penting dari keseluruhan fngsi manajemen karna tanpa tanpa perencanaan yang matang maka fungsi yang lainnya taidak dapat berjalan secara maksimal.
2.                   Fungsi pengorganisasian/ organizing
Fungsi pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumberdaya manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaaan
3.                  Fungsi kepemimpinan/ directing/ leading
Fungsi kepemimpinan adalah manajer untuk meningkatkan efektiitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis dan lain sebagainya.
4.                  Fungsi pengendalian/ controling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan
Menurut Saifuddin (2018: 57-58), bahwa fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan dri seoptimal mungkin, baik yang berkeanaan dengan segi-segi individualiasnya, segi sosialnya,segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta didik lainya. Fungsi manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai berikut:
a.    Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik ialah, agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat.
b.    Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah, agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, dengan orangtua dan keluarganya, dengan lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan masyarakatnya.
c.    Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik ialah, agar peserta didik tersalur hobi, kesenagan dan minatnya.
d.   Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didika ialah, agar peserta didik sejahtera didalam hidupnya

3. Peran kepala sekolah dalam manjemen peserta didik
Menurut Mistrianingsih (2015:369), peran kepala sekolah sebagai administrator melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) pengelolaan keuangan dengan cermat dan teliti, (2)pendokumenan program kerja dilakukan oleh kepala sekolah tidak hanya dalam bentu paper atau lembaran saja, tetapi juga ddisimpan dalam komputer. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai motivator antara lain: (1) kepala sekolah memberikan motivasi kepada kedua orangtua setiap rapat untk menghimbau kepada orang tua agar bersama dengan kepala sekolah dan guru untuk memajukan kualitas sekolah, (2) memberi motivasi berupa perkataan, (3) guru dibebaskan untuk belajar kemanapun mereka inginkan. Peran kepala sekolah sebagai inovator, yaitu ide dan gagasan kreatif dalam membuat program kerja unggulan sekolah berupa SPD dan nomor absen ramah lingkungan.
Menurut Hasruddin (2008:52), mengatakan bahwa dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran ada dua macam kegiatan yang harus dilakukan, yaitu mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Sebagai manajer, guru memiliki empat fungsi umum, yaitu:
1)                  Merencanakan tujuan belajar;
2)                  Mengorganisasi berbagai sumber belajar
3)                   Mewujudkan tujuan belajar
4)                  Memimpin, yang meliputi memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa.

According Terpollaria (2001 :69-70) thats, one difficult part of the teacher’s role is to teach to the students to think critically and note to take  everything for granted, so they have to doubt for everything and start elaborating their own ideas. This seems so easy but this task is one of the most difficult to be fulfilled and put into motion. As a beginner teacher, classroom management can be the hardest task faced during the year. The teacher can assume different roles in several situations, the one of facilitator, moderator, guide, supporter etc. The role of the teacher is fundamental in the classroom to deal and resolve possible conflicts in her “territory and dealing with discrimination. We, as teachers exist because they do firstly exist I think that one of the main principles of a good teaching is definitively social interaction. Social interaction is a dynamic sequence of social action between individuals or groups, in other words they are events in which people attach meaning to a situation, interpret what others’ meaning are and respond accordingly.
Terjemah :
            Menurut Terpollaria (2001 :69-70), Salah satu bagian yang sulit dari peran guru adalah untuk ajarkan kepada siswa untuk berpikir kritis dan tidak mengambil segala sesuatu begitu saja, jadi mereka harus meragukan segalanya dan mulai mengembangkan ide mereka sendiri. Ini tampaknya begitu mudah tetapi tugas ini adalah salah satu yang paling sulit untuk dipenuhi dan dimasukkan ke dalam gerakan Sebagai seorang guru pemula, manajemen kelas dapat menjadi tugas yang paling sulit dihadapi sepanjang tahun.  Peran guru sangat penting di kelas untuk menangani dan menyelesaikan konflik yang mungkin terjadi di "wilayahnya dan menangani diskriminasi. Kami, sebagai guru ada karena mereka ada pertama saya pikir salah satu prinsip utama pengajaran yang baik adalah interaksi sosial yang pasti. Sosial interaksi adalah urutan aksi sosial dinamis antara individu atau kelompok, dengan kata lain mereka adalah peristiwa di mana orang melampirkan makna pada suatu situasi, mengartikan apa yang orang lain maksud dan tanggapi dengan tepat.
Menurut Danim (2012 : 47-48) bahwa, guru tidak hanya bekerja sebatas bisa bekerja manual, melainkan sudah harus makin akrab dengan instrumen teknologi informasi dan komunikasi, komputer, internet dan sebagainya. Guru masa depan harus mampu memainkan peran seperti berikut ini :
1.                  Sebagai penasehat, dimana guru harus mampu mengumpulkan data dan informasi, serta             mepresentasikannya di hadapan sejawat dan siswa untuk perbaikan pembelajran dan          aktivitas pendukung akademik lainnya.
2.                  Sebagai subjek yang memproduksi, dimana guru tidak lagi hanya sebagai penyalur dan                  penyadap ilmu, melainkan harus mampu memproduksi pengalaman baru dalam rangka           perbaikan pembelajaran.
3.                  Sebagai perencana, artinya guru memiliki program kerja pribadi yang jelas yang dapat        memaksimalkan pembelajaran dan sudah terprogram dengan baik.
4.                  Sebagai inovator artinya memiliki kemauan untuk melakukan pembaruan berkenaan           dengan pola pembelajaran seperti metode mengajar, media pembelajaran sistem dan alat             evaluasi serta nurturant effect lainnya agar berdampak kepada hasil yang maksimal.
5.                  Sebagai  motivator, artinya guru masa depan mampu memiliki motivasi untuk terus belajar             dan belajar, dan tentunya juga akan memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dan         terus belajar.
6.                  Sebagai pribadi yang mampu atau capable personal, dimana guru diharapkan memilki        pengetahuan, kecakapan dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai    sehingga mampu mengelola proses pembelajaran.
7.                  Sebagai pengembang, dimana guru mau untuk terus mengembangkan diri, mau      menularkan kemampuan dan keterampilan kepada siswanya dan untuk semua orang.
8.                  Sebagai penghubung, dimana guru harus mampu menjadi bagian dari jaringan-jaringan      kemasyrakatan yang berkemaun untuk memajukan sekolah dan meningkatkan prestasi        belajar siswa.
9.                  Sebagai pemelihara, dimana guru tidak hanya mendorong anak menjadi cerdas dan            terampil, melainkan juga sebagai subjek yang dapat melestarikan tata nilai tradisional yang   masih relevan.



2.1.3        Langkah Langkah Pengelolaan Peserta Didik
Menurut Agustina (2013:9-14), langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup aktivitas individual dan kelompok.
Di dalam In Service Learning I, aktivitas individual meliputi:
1. membaca materi;
2. menjawab pertanyaan (apersepsi);
3. mengerjakan tugas;
4. membaca referensi lainnya; dan
5. melakukan refleksi.
Sementara itu, aktivitas kelompok meliputi:
1. mendiskusikan materi dan tugas;
2. sharing pengalaman dalam melakukan tugas dan memecahkan kasus; dan
3. role play (bermain peran).
Aktivitas individu adalah hal yang utama sedangkan aktivitas kelompok lebih merupakan forum untuk berbagi, memberikan pengayaan dan penguatan terhadap kegiatan yang telah dilakukan masing-masing individu. Dengan mengikuti langkah-langkah belajar di atas, diharapkan  nantinya dapat secara individu dan bersama-sama meningkatkan kompetensi untuk menyiapkan diri sebagai kepala sekolah/ madrasah.  
Dalam kegiatan On the Job Learning (OJL), diminta untuk mengkaji peraturan setempat terkait PPDB, serta penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik di sekolah magang ke-1 (sekolah asal). Sementara itu, untuk tugas OJL di sekolah magang ke-2 (sekolah lain) ,kemudian diminta untuk mengevaluasi program penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik di sekolah tersebut.Jika hasil AKPK yang paling rendah adalah dimensi kompetensi manajerial, khususnya pada kompetensi pengelolaan peserta didik, maka harus berupaya meningkatkan kompetensi tersebut di sekolah magang ke-2. Dalam kegiatan In- Service Learning 2 (In-2), diminta untuk memaparkan hasil OJL di atas, dengan melampirkan laporan tertulis, semua bukti dan dokumen dalam portofolio BAB III.D.
Sistem promosi adalah sistem penerimaan peserta didik tanpa menggunakan seleksi. Mereka yang mendaftar menjadi peserta didik, tidak ada yang ditolak. Secara umum sistem ini berlaku pada sekolah-sekolah yang pendaftarnya kurang dari daya tampung sekolah. Sementara itu, sistem seleksi digolongkan menjadi tiga macam.. Pertama, seleksi berdasarkan daftar nilai ujian nasional/nilai rapor, kedua, berdasarkan penelusuran minat dan bakat, dan ketiga adalah seleksi berdasarkan hasil tes masuk.
Prosedur penerimaan peserta didik baru adalah:
1). Pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru,
2). Rapat penetapan kuota peserta didik baru,
3). Pembuatan, pemasangan atau pengiriman pengumuman,
4). Pendaftaran peserta didik baru,
5). Seleksi penerimaan peserta didik baru,
6). Penentuan peserta didik yang diterima,
7). Pengumuman peserta didik yang diterima, dan
8). Registrasi peserta didik yang diterima
Setelah peserta didik diterima perlu pengadministrasian karena dalam bidang pendidikan sangat diperlukan sistem pengelolaan informasi yang tertib dan teratur, sehigga peningkatan kompetensi kepala sekolah/madrasah dan guru sangat diperlukan. Peningkatan kemampuan tersebut akan berdampak positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di diunia pendidikan tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok, yaitu kegiatan pencatatan data (recording system) dan pelaporan (reporting system).
Menurut Destriyadi (2017 : 85-87), Sistem Informasi Akademik merupakan sistem yang dapat memeberikan informasi yang didapat dari hasil pengolahan data akademik. Penting adanya sistem informasi bagi sekolah. Sekolah setiap tahunya akan membuka pendaftaran dan meluluskan siswanya. Dimulai dengan pendaftaran, calon siswa tersebut akan menjalani serangkaian prosedur, untuk Negeri umumnya terdapat penyeleksian seperti nem atau pun tes, sedangkan swasta tidak terdapat penyeleksian. Kemudian setelah calon siswa diterima, pihak sekolah akan melakukan pembagian kelas dimana pembagian kelas tersebut memiliki beberapa indikator seperti asal sekolah, nama, dan lainya. Kemudian terbitlah absensi sesuai dengan pembagian kelas tersebut, kemudian dari absensi tersebut dapat ditentukan jadwal melakukan SPP. Sekolah kemudian membuat jadwal pembelajaran pertingkat yaitu 1, 2, 3, dan seterusnya.
Dalam pembelajaran setiap guru diwajibkan memberikan nilai untuk mata pelajaran pada akhir semester, dari nilai tersebut akan menentukan keputusan bahwa siswa tersebut naik/lulus atau gagal/harus mengulang. Siswa disortir sesuai kategori tersebut ketika melakukan pendaftaran penerimaan siswa baru.  Dimulai dari prosedur pendaftaran yang digunakan di SMP Angkasa, yaitu sekolah membuka pendaftaran di lingkungan sekolah, kemudian calon siswa mendaftar langsung ke loket pendaftaran yang terletak di lingkungan sekolah dengan menyertakan persyaratan yang di tentukan dan mengisi formulir yang diberikan oleh petugas pendaftaran. Kemudian pihak sekolah mencatat pendaftar dan menuliskan nomor pendaftaran secara manual, pendaftaran akan ditutup apabila kuota yang tersedia di SMP Angkasa telah mencukupi.
 Setelah menjalani pendaftaran siswa otomatis di terima di SMP Angkasa, pihak sekolah akan menghubungi para orang tua siswa bahwa siswa tersebut diterima. Data pendaftar tersebut kini berubah menjadi data siswa tingkat 1, data siswa tingkat 1 tersebut selanjutnya akan digunakan untuk melakukan pembagian kelas. pembagian kelas di SMP Angkasa dilakukan setiap tahun ajaran baru dengan kata lain setiap kelas pada tingkat 1 setelah naik pada tingkat 2 kelasnya akan dibagi kembali sesuai dengan data siswa tingkat 2, begitu juga dengan tingkat 2 ke tingkat 3 dan pendaftar yang telah diterima di SMP Angkasa. Pembagian kelas di SMP Angkasa sendiri melalui beberapa proses dengan indikator - indikator yang telah ditentukan, indikator tersebut antara lain Nem, asal sekolah untuk siswa yang baru diterima menjadi kelas 1, Nama, jenis kelamin, peringkat, dll. Setiap indikator yang telah ditentukan tidak boleh ada kesamaan pada setiap kelas yang dibagi, contoh siswa bernama Mohammad pada kelas 1A diusahakan tidak boleh ada siswa dengan nama yang sama, apabila terpaksa harus sama maka nama akhirnya menjadi patokan dalam pembagian kelas. Proses tersebut dilakukan oleh pihak sekolah dengan menyortir secara satu per satu oleh satu orang guru yang diperintahkan kepala sekolah baik itu kelas 1,2, dan 3.  Setelah pembagian kelas selesai maka lanjut kepada prosedur selanjutnya yaitu menentukan jadwal pembayaran SPP perbulan serta penjadwalan mata pelajaran. Hasil dari pembagian kelas adalah absensi siswa perkelas, dari absensi ini lah pihak sekolah dapat memantau pembayaran siswa SPP, absensi ini juga dijadikan indikator untuk melakukan proses penjadwalan mata pelajaran.
Prosedur penjadwalan ini memiliki beberapa indikator antara lain, Jam pelajaran, Kelas, dan pengajuan Jam guru. Maksud dari pengajuan jam guru adalah setiap guru diberikan jatah oleh pihak sekolah berupa jam - jam yang tidak bisa mengajar. Dari indikator - indikator tersebut guru yang diperintahkan untuk membuat jadwal mata pelajaran, mengawali prosesnya dengan melihat pengajuam jam guru, kemudian menentukan jam guru tersebut mengajar, setiap mata pelajaran tidak boleh ada guru dan jam yang sama pada kelas yang berbeda. Di SMP Angkasa ini terdapat 2 bagian jam masuk jam pagi yaitu untuk kelas tingkat 3 dan 2, kemudian jam siang untuk kelas tingkat 2 dan 1, untuk kelas 2 mendapatkan jadwal masuk sekolah pagi dan siang, dimana kelas 2 yang masuk pagi setelah akhir semester ganjil akan dipindahkan ke jam siang, begitupun sebaliknya. Dari jadwal yang telah berhasil terbentuk, maka setiap guru yang mengajar mata pelajaran dengan kelas yang di ajar, dapat memasukan nilai ketika proses pembelajaran selama berlakunya jadwal tersebut. Nilai ini dicatat oleh guru sesuai kelas yang diajarnya, ketika akhir semester guru tersebut memberikan hasil rekapan nilai kepada wali kelas yang kemudian akan dibuat dalam raport setiap siswa. Raport ini berisikan nilai - nilai yang didapat siswa permata pelajaran serta deskripsi dari kelakuan siswa tersebut dilingkungan sekolah, serta keputusan naik tidaknya siswa.
Menurut Sofi (2016: 54), Perencanaan yang dilakukan siswa adalah Langkah-langkah untuk mengakses web google classroom adalah siswa daftar dengan menggunakan e-mail madrasah, setelah masuk ke dalam classroom siswa membuat sendiri pasword. Siswa memasukkan kode kelas,siswa dapat membaca materi, mendownload, diskusi, dan mengikuti ujian (ulangan harian, remedial, pengayaan, tugas) dimana ujiannya dapat berbentuk pilihan ganda, essay maupun upload tugas, sesuai informasi jadwal yang diberikan oleh guru pada mata pelajaran yang diikuti oleh siswa.
Proses pembelajaran di sekolah, sebelum melaksanakan proses pembelajaran, perencanaan pembelajaran sangat diperlukan. Merencanakan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pembelajaran. Menurut Hunt, perencanaan pembelajaran meliputi rumusan tentang apa yang akan dilakukan pada siswa, dan bagaimana mengajarkannya pada siswa, dan seberapa baik siswa dapat menyerap semua bahan ajar ketika mereka sudah menyelesaikan proses . Kemajuan di bidang teknologi dan komunikasi sekolah diharuskan untuk mengimbanginya dengan memasukkan teknologi dan komunikasi tersebut ke dalam kurikulum. Pembelajaran memanfaatkan e-learning sebenarnya merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran.
Menurut Junaidi (2015 : 39-41) Prinsip manajemen peserta didik adalah hal-hal yang harus dipedomani dalam mengelola peserta didik. Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi pendidikan nasional maka perencanaan peserta didik haruslah melalui langkah-langkah yang sistematis. Terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh dalam merumuskan perencanakan peserta didik yaitu “forecasting, objectif, policy, programming, produre, schedule, bugetting”.

According Mercanlioglu (2010:26-27), Effective time management requires several components;
a.                  List goals and set priorities
If we don’t know what we want to achieve in our lives, we can’t manage time and someday, we can be disappointed of where we are. So, make your list, determine what you are committed to doing, and put these items in the appropriate place in your time management system. You can use A,B,C system.
A= Highest priority
B= Important to be completed, but not absolutely essential for today
C= Nice if I can get to it.
Do the highest priority items first A’s, then B’s and then C’s.


a.       Planning to achieve goals
Having just goals is not enough. We need to have a clean plan to achieve them. “If you don’t know where to go, no road can bring you there”. If you want to learn French, you either have to attend a language course, live in France for a while or read books about the language. If you are not doing any of those suggestions, your wish would certainly remain as a dream. Dreams that are not becoming true are meaning failure, and failure is meaning unhappiness.

b.         Using communication tools efficiently
Telephone and computer are considered as the traps of our era. When the magical tools of communication are used consciously and under control, it is obvious that the contributions are going to be very valuable.

c.         Avoiding procrastination
Procrastination may be seen as a particular time management problem that involves the delay of activities. Procrastinating steals your time and chases you from achieving your goals. In order to achieve something you need to start doing it and to finish it, you need to not procrastinate it. Thus,the reasons of procrastination should be determined and the will of problem solving should be present.

d.      Desk planning and building a good filing system
Even though “A messy desk means a messy mind” for some, “A messy desk is the indicator of genius” for others. If moments where you lose an important file and end up in difficult situation, you probably are the first type of person and a spring cleaning is needed. A messy desk and the lack of a good filing system are important time traps. The desk is not the right place to store documents; it’s the place where work is realized. Thereby if only needed documents are on the desk performance would increase and time wouldn’t be wasted.

e.    Regulation of work time according to your body’s energy cycle
While some people’s energy is peeking early the morning, some are successful on the afternoon and some at night. Knowing your best time and doing important and urgent things during that time is a good planning approach.

f.      Being able to say “No”
If it is not a requirement of your job and only by courtesy you are not able to say “No”, you are facing the problem of being retained of doing your own job. If you don’t learn to say “No”, your to-do list is going to get longer. You need to build your own boundaries and learn how to refuse unnecessary work in a kind way.

g.        Delegation of some of your responsibilities
This way, additional time to do other important things would remain to the person.

Terjemah:
               Menurut (Mercanlioglu, 2010: 26-27), manajemen waktu yang efektif memerlukan beberapa komponen;
• Buat daftar sasaran dan tetapkan prioritas
Jika kita tidak tahu apa yang ingin kita capai dalam hidup kita, kita tidak dapat mengatur waktu dan suatu hari nanti, kita dapat kecewa di mana kita berada. Jadi, buat daftar Anda, tentukan apa yang Anda berkomitmen untuk lakukan, dan letakkan barang-barang ini di tempat yang tepat dalam sistem manajemen waktu Anda. Anda dapat menggunakan sistem A, B, C.
A = Prioritas tertinggi
B = Penting untuk diselesaikan, tetapi tidak mutlak penting untuk hari ini
C = Bagus jika saya bisa mendapatkannya.
Lakukan item prioritas tertinggi pertama A, lalu B dan kemudian C.
a.         Merencanakan untuk mencapai tujuan
       Memiliki tujuan saja tidak cukup. Kita harus memiliki rencana yang bersih untuk mencapainya. "Jika Anda tidak tahu ke mana harus pergi, tidak ada jalan yang bisa membawa Anda ke sana". Jika Anda ingin belajar bahasa Prancis, Anda harus mengikuti kursus bahasa, tinggal di Prancis untuk sementara waktu atau membaca buku tentang bahasa tersebut. Jika Anda tidak melakukan salah satu dari saran tersebut, keinginan Anda pasti akan tetap sebagai mimpi. Mimpi yang tidak menjadi kenyataan berarti kegagalan, dan kegagalan berarti ketidakbahagiaan.
 
b.        Menggunakan alat komunikasi secara efisien
       Telepon dan komputer dianggap sebagai perangkap zaman kita. Ketika alat komunikasi magis digunakan secara sadar dan terkendali, jelas bahwa kontribusinya akan sangat berharga.
 
c.         Menghindari penundaan
       Penundaan dapat dilihat sebagai masalah manajemen waktu tertentu yang melibatkan penundaan kegiatan. Menunda-nunda mencuri waktu Anda dan mengejar Anda dari mencapai tujuan Anda. Untuk mencapai sesuatu yang Anda butuhkan untuk mulai melakukannya dan menyelesaikannya, Anda tidak perlu menunda-nunda. Dengan demikian, alasan penundaan harus ditentukan dan kehendak penyelesaian masalah harus ada.
 
d.        Perencanaan meja dan membangun sistem pengarsipan yang baik
       Meskipun “Meja yang berantakan berarti pikiran yang berantakan” bagi beberapa orang, “Meja yang berantakan adalah indikator kejeniusan” bagi orang lain. Jika saat-saat ketika Anda kehilangan file penting dan berakhir dalam situasi yang sulit, Anda mungkin adalah tipe orang pertama dan pembersihan musim semi diperlukan. Meja yang berantakan dan kurangnya sistem pengarsipan yang baik adalah perangkap waktu yang penting. Meja bukan tempat yang tepat untuk menyimpan dokumen; ini adalah tempat di mana pekerjaan terwujud. Dengan demikian jika hanya dokumen yang diperlukan saja yang ada di meja kerja akan meningkat dan waktu tidak akan sia-sia.
 
e.         Pengaturan waktu kerja sesuai dengan siklus energi tubuh Anda
       Sementara energi beberapa orang mengintip pagi-pagi, beberapa berhasil di sore hari dan beberapa di malam hari. Mengetahui waktu terbaik Anda dan melakukan hal penting dan mendesak selama waktu itu adalah pendekatan perencanaan yang baik.
 
 
 
f.         Mampu mengatakan "Tidak"
       Jika itu bukan persyaratan pekerjaan Anda dan hanya dengan sopan Anda tidak dapat mengatakan "Tidak", Anda menghadapi masalah untuk tetap melakukan pekerjaan Anda sendiri. Jika Anda tidak belajar mengatakan "Tidak", daftar tugas Anda akan menjadi lebih panjang. Anda perlu membangun batas-batas Anda sendiri dan belajar bagaimana menolak pekerjaan yang tidak perlu dengan cara yang baik.
 
g.        Delegasi beberapa tanggung jawab Anda
       Dengan cara ini, waktu tambahan untuk melakukan hal-hal penting lainnya akan tetap ada pada orang tersebut.
 
h.        Delegasi beberapa tanggung jawab Anda
       Dengan cara ini, waktu tambahan untuk melakukan hal-hal penting lainnya akan tetap ada pada orang tersebut.
 
               Menurut Mulyono (2012:27), mengatakan bahwa ada dua fokus dalam penilaian kualitas sekolah dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah yang dilihat oleh masyarakat, yaitu pertama, kelayakan dapat dilihat dari berbagai sumberdaya, sarana dan prasarana yang dimiliki, dan kedua, kinerja dapat dilihat dari proses dan hasil pendidikan yang dicapai sekolah yang bersangkutan. Dengan adanya komitmen yang tinggi dari berbagai pihak yaitu orang tua atau masyarakat, guru, kepala sekolah, siswa dan staf lainnya, serta pemerintah dalam pencapaian tujuan peningkatan mutu. 
               Dalam pelaksanaan-nya strategi yang dapat dilakasanakan oleh sekolah antara lain meliputi evaluasi diri (self evaluation) untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan sekolah. Dalam evaluasi tersebut sekolah bersama - sama orangtua dan masyarakat menentukan visi dan misi sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan atau merumuskan mutu yang diharapkan dan dilanjutkan dengan menyusun rencana program sekolah termasuk pembiayaan dengan mengacu kepada skala prioritas dan kebijakan nasional sesuai dengan kondisi sekolah dan sumber daya yang tersedia.
 
1.2                     Kajian Teoritis 
Menurut kelompok kami, pengelolaan peserta didik memiliki beberapa pengertian,fungsi dan tujuan serta langkah – langkah. Manajemen berasal dari kata to mange yang berarti mengelola. Pengelolaan dilakukan untuk mendayagunakan sumber daya yang dimiliki secara terintegrasi dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan sekolah/ organisasi. Pengelolaan dilakuan kepala sekolah dengan kewenangannya sebagai manager sekolah melalui komando atau keputusan yang telah ditetapkan dengan mengarahkan sumber daya untuk mencapai tujuan. Pengelolaan peserta didik atau Manajemen peserta didik adalah penataan atau pengaturan terhadap segala kegiatan atau aktifitas yang berkaitan dengan peserta didik, dimulai dari masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari sekolah atau lembaga kependidikan lainnya. Adapun fungsinya bagi guru yaitu, dapat merencanakan tujuan belajar, dapat mengorganisasi berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar, dan dapat memimpin, yang meliputi memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa.Sedangkan tujuannya mencakup pengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah) lebih lanjut proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Adapun Langkah-langkah dalam pengelolaan peserta mencakup aktivitas individu maupun aktivitas kelompok sehingga dapat menjadikan peserta didik tersebut lebih terarah dalam mengikuti prosedur yang telah ditentukan.


























BAB III

PENUTUP


1.1              Kesimpulan

Pengelolaan peserta didik adalah suatu penataan atau pengatur aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu mulai masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik  tersebut dari suatu sekolah  atau suatu lembaga. Pengelolaan peserta didik  menunjukan pada pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan pencatatan peserta didik semenjak dari proses penerimaan sampai saat peserta didik meniggalkan sekolah karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada sekolah itu.
Manajemen peserta didik memiliki peran yang sangat strategis dari sekian banyak manajemen sekolah/ madrasah, karena semua aktifitas manajemen madrasah baik yang berkenaan dengan manajemen kurikulum, manajemen sarana dan prasarana,  manajemen keuangan dan lainnya. Akan bermuara atau diarahkan agar peserta didik mendapatkan layanan pendidikan yang baik.
Dalam pengelolaan peserta didik ada tujuan yang hendak ingin dicapai tujuan tersebut adalah pengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah):  lebih lanjut proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Pencapaian tujuan tersebut terdapat fungsi yang harus dilakukan baik dari sekolah, kepala sekolah dan guru. Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan pribadi dan nilai-nilai yang diinginkan. Fungsi untuk manajemen peserta didik yaitu merencanakan tujuan belajar; mengorganisasi berbagai sumber belajar,  mewujudkan tujuan belajar, memimpin, yang meliputi memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa.
Dalam manjemen pesertd didik adanya langkah-langkah yang harus dilakukan untuk manajemen pesert didik yaitu: yang pertama analisis kebutuhan peserta didik, kedua rekruitmen peserta didik, ketiga selesksi peserta didik, keempat masa orientasi peserta didik, kelima penempatan peserta didik, keenam pembinaan dan pengembangan peserts didik, ketujuh pencatatan laporan dan yang terakhir kelulusan alumni.

1.2              Saran

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sudah berusaha memaparkan dan menjelaskan materi dengan semaksimal mungkin, tapi tidak menutup kemungkinan adanya kekeliruan dalam penyusunannya, juga dari segi materi. Oleh karena itu,penyusun mengharapkan pembaca untuk ikut dalam penyempurnaan,makalah selanjutnya, dan harapan bagi penyusuin semoga makalah ini dapat memberi manfaat dalam proses pembelajaran terutama dalam penelitian.













 

DAFTAR PUSTAKA


Agustina, Nora. 2018. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Deepublish
Agustina, Yusniani.,dkk. 2013. Pengelolaan Peserta Didik. Karanganyar: LPPKS
Anwar, Sudirman. 2015. Management of Student Development Persperktif Al-Qur’an an As-         Sunnah. Riau: Yayasan Indragiri.
Ardhi, Mohammad Imam.2015. Evaluasi Manajemen Penerimaan Peserta Didik Baru Sistem Real           Time Online Dinas Pendidikan Yogyakarta. Yogyakarta: UNY. Jurnal Penelitian             Pendidikan Volume 8.
Budiyartati,Sri.2018. Problematika Pembelajaran di Sekolah Dasar. Yogyakarta: DEEPUBLISH.
Bush, Tony., dan Coleman, Marianne. 2000. Leadership and Strategic Management in Education.             London: Paul Chapman Publishing Ltd
Bush, Tony., dkk. 2010. The Principles of Educational Leadership and Management. India: Mixed           sources
Danim dan Khairil. 2012. Profesi kependidikan. Bandung : Alfabeta.
Destriyadi,Dody dan Syafariani.,R.,F.2017. Sistem Informasi Akademik Smp                                              Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung. Jurnal Infotronik. Vol.2.No.2. ISSN :          2548-1932

Hasruddin.2008. Formasi. Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan.  ISSN 1412-1905

Hedberg.,P.,R.2009. Learning Through Reflective Classroom Practice
Applications to Educate  the Reflective Manager. Journal of  Management
Education. Volume.33.Number. 1.

Junaidi.2015. Pelaksanaan Manajemen Peserta Didik pada MAN Beringin Kota     Sawahlunto.Jurnal Al-fikrah.vol.1 no.1
Kristiawan, Muhammad, dkk. 2017. Manajemen Pendidikan. Jakarta: DEEPUBLISH
Mariana,Devi.2015.Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Bagi Anak Terpidana.Jurnal Manajemen Pedidikan.Vol.24.No.5.
Mayasari.2015. Manajemen Pembelajaran Homeschooling. Manajemen      Pendidikan.Vol.24.No.5.ISSN: 0852-1921
Mercanlioglu,Çigdem. 2010. The Relationship Of Time Management To Academic Performance               Of Master Level Students.International Journal Of Business And Management Studies             Vol. 2.No.1ISSN: 1309-8047

Mistrianingsih,Siti,dkk.2015. Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Manajemen Berbasis             Sekolah.Manajemen Pendidikan.Vol.24.No.5. ISSN : 0852-1921

Mulyono. 2012. Pengelolaan Penerimaan Siswa Baru Di Smk Iptek Weru Sukoharjo. Jurnal          Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No. 1

Neolaka, Amos., dan Neolaka, Grace Amialia A. 2017. Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan             Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup. Depok: KENCANA

Nur,Muhammad, dkk. 2016. Manajemen Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada    SDN Dayah Guci Kabupaten Pidie. Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana        Universitas Syiah Kuala.Volume.4.No.1. ISSN : 2302-0156

Nulin dkk, 1997. Student Participation In Community Service Activity.U.S : Depertment of            Education.

Pangastuti, Ratna dan Isnaini Solichah. Studi Analisis Manajemen Kelas di Tempat Penitipan Anak           (TPA) Khadijah Pandegling Surabaya. Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini.             Volume 2. ISSN: 2502-3519.

Putra,Adi.2016. LAYANAN KHUSUS PESERTA DIDIK (KESISWAAN). Jurnal of Islamic            Education Management. Vol.2.No.2. ISSN: 2461-0674
Rahayu.,E.,F.2015. Manajemen Pembelajaran dalam Rangka Pengembangan Kecerdasan                        Majemuk Peserta Didik. Manajemen Pendidikan. Vol.24.No.25. ISSN : 0852-1921
Sagala, Syaiful. 2013. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:                    Alfabet           
Saifuddin. 2018. Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis. Yogyakarta. Depublish.
Seri Perundang-Undangan. 2009. Undang – Undang BHP (Badan Hukum Pendidikan).    Yogyakarta: PUSTAKA YUSTISIA
Sofi, Euis. 2016. Pembelajaran Berbasis E-Learning pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan              Islam Kelas VIII MTs Negeri.TANZHIM Jurnal Penelitian Manajemen      Pendidikan.Vol.1.No 1.ISSN: 2548-3978
Sunaengsih, Cucun. 2017.Buku Ajaran Pengelolaan Pendidikan. Sumedang: UPI Sumedang                    Press.
Supriyo.2015.Pengaruh Buku Teks dan Cetak Terhadap Hasil Belajar Di SMA N 1 Marga Tiga             KabupatenLampung Timur Pada Klas XII IPS Tahin Pelajaran 2013/2014.Jurnal pendidikan        Ekonomi UM Metro.Vol.3.,No.1.ISSN:2442 – 9449
Terpollari, Marinela. 2001. Teacher’s Role as Mediator and Facilitator. Albania:  University                      Aleksander Moisiu. European Scientific Journal. Vol.24.  ISSN 1857- 7431.
Wiseman, Denniz G., Hunt, Gilbert H. 2014. Best Practice in Motiation and Managemen in the     Classroom. Carolina: CHARLES C THOMAS


Tidak ada komentar: