Sabtu, 28 September 2019
METODE MENGATASI PENCEMARAN TANAH 3
Daur ulang
Daur ulang ini diperuntukkan bagi sampah- sampah non organik agar dapat mengurangi polutan di tanah. Daur ulang sampah plastik misalnya, dapat diubah menjadi berbagai barang yang bermanfaat bagi kehidupan sehari- hari.
Rehabilitasi kerusakan sifat fisik tanah
Kerusakan sifat fisik tanah pada umumnya diakibatkan oleh memburuknya struktur tanah. Penurunan kualitas kestabilan agregat tanah ini diiringi oleh penurunan kandungan bahan- bahan organik dan jumlah mikroorganisme tanah. Untuk memperbaikinya dapat dilakukan peningkatan kandungan bahan organik tanah melalui dedaunan kering dan peningkatan keanekaragaman tanaman untuk memperbaiki sistem persebaran peakaran.
Rehabilitasi kerusakan kimia dan biologi tanah
Kerusakan kimia dan biologi pada tanah ditandai dengan penurunan kandungan bahan organik dan kenaikan kadar asam tanah. Tindakan perbaikan pada tanah ini dilakukan dengan cara pemberian jerami dan zat kapur. Pemberian jerami dapat meningkatkan aktivitas mikroba yang dapat membusukkan bahan- bahan tanah dan juga menghasilkan bahan organik. Sementara pemberian zat kapur dapat membantu menetralisir kadar asam yang ada di dalam tanah.
Pemanfaatan kantong plastik berbahan dasar ampas singkong
Plastik yang sulit terurai merupakan permasalahan lingkungan yang membutuhkan perhatian khusus. Salah satu perbedaan plastik berbahan dasar ampas singkong dengan plastik biasa dalam proses bio-degradasinya yaitu, plastik singkong bisa tenggelam dalam air. Begitu tenggelam akan dimakan mikroorganisme, dan hilang kurang dari 60 hari. Sementara plastik biasa akan mengapung dan bisa menyumbat saluran air. Sama halnya juga pada permukaan tanah, plastik berbahan dasar singkong juga mudah terurai di dalam tanah dan tidak membunuh organisme dan mikroorganisme dalam tanah.
A. Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Hal yang perlu diketahui sebelum dilakukan remidiasi adalah sebagai berikut:
Jenis pencemar (organic atau anorganik), terdegradasi/tidak, berbahaya/tidak,
Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut,
Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan Fosfat (P),
Jenis tanah,
Kondisi tanah (basah, kering),
Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut,
Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
B. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Jenis jenis biomerasi
• Biostimulasi
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.
• Bioaugmentasi
Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.
• Bioremediasi Intrinsik
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi :
a) Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi ph, dsb
b) Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus
c) Penerapan immobilized enzymes
d) Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.
Proses Biomerasi
Transformasi kimia dari bahan pencemar pestisida melalui proses bioremediasi ini meliputi beberapa proses, yaitu
1) Detoksikasi, yaitu konversi dari molekul yang bersifat toksik menjadi produk yangtidak bersifat toksik.
2) Degradasi, yaitu transformasi dari substrat kompleks menjadi produk yang lebih sederhana.
3) Konjugasi, yaitu pembentukan senyawa kompleks, atau reaksi penambahan, dimana suatu organisme dapat menghasilkan substrat yang lebih kompleks dan mengkombinasikannya dengan pestisida dengan sel metabolis. Konjugasi atau pembentukan senyawa pengkompleks dapat dihasilkan dari organisme yang menghasilkan suatu asam amino, asam organik, methyl atau senyawa lain yang bereaksi dengan polutan membentuk substrat lainnya. Konjugasi adalah salah satu bentuk bioremediasi dari metabolisme mikroorganisme terhadap fungisida sodium dimethyldithiocarbamate, dimana mikroorganisme mengkompleks pestisida dengan asam amino pada sel.
4) Aktivasi, yaitu konversi substrat yang nontoksik menjadi molekul toksik seperti bahan aktif awal dari pestisida. Sebagai contoh, herbisida 4- (2,4-dichlorophenoxy) butyric acid ditransformasi dan diaktivasi oleh mikroorganisme dalam tanah menghasilkan senyawa yang bersifat toksik terhadap gulma dan serangga. Proses aktivasi ini lebih menekankan pada efisiensi penggunaan pestisida, atau aktivasi residu.
5) Proses defusi, yaitu konversi molekul nontoksik berasal dari pestisida yang sedang dalam proses aktivasi secara enzimatik, menjadi produk nontoksik yang tidak lagi dalam proses enzimatik.
6) Perubahan spektrum toksisitas. Contoh bioremediasi bagi lingkungan yang tercemar minyak bumi. Yang pertama dilakukan adalah mengaktifkan bakteri alami pengurai minyak bumi yang ada di dalam tanah yang mengalami pencemaran tersebut. Bakteri ini kemudian akan menguraikan limbah minyak bumi yang telah dikondisikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan hidup bakteri tersebut. Dalam waktu yang cukup singkat kandungan minyak akan berkurang dan akhirnya hilang, inilah yang disebut sistem bioremediasi.
Manfaat Biomerasi
1) Bidang Lingkungan
Pengolahan limbah yang ramah lingkungan dan bahkan mengubah limbah tersebut menjadi ramah lingkungan. Contoh bioremediasi dalam lingkungan yakni telah membantu mengurangi pencemaran dari pabrik, misalnya saat 1979, supertanker Exxon Valdez di Alaska, lebih dari 11juta gallon oli mentah mengalir, tetapi bakteri pemakan oli membantu mengurangi pencemaran laut yang lebih jauh lagi.
2) Bidang Industri
Bioremediasi telah memberikan suatu inovasi baru yang membangkitkan semangat industri sehingga terbentuklah suatu perusahaan yang khusus bergerak dibidang bioremediasi, contohnya adalah Regenesis Bioremediation Products, Inc., di San Clemente, Calif.
3) Bidang Ekonomi
Bioremediasi menggunakan bahan bahan alami yang hasilnya ramah lingkungan, sedangkan mesin-mesin yang digunakan dalam pengolahan limbah memerlukan modal dan biaya yang jauh lebih, sehingga bioremediasi memberikan solusi ekonomi yang lebih baik.
4) Bidang Pendidikan
Penggunaan microorganisme dalam bioremediasi, dapat membantu penelitian terhadap mikroorganisme yang masih belum diketahui secara jelas.Pengetahuan ini akan memberikan sumbangan yang besar bagi dunia pendidikan sains.
5) Bidang Teknologi
Bioremediasi memberikan tantangan baru bagi teknologi untuk terus memberikan inovasi yang lebih baik bagi lingkungan.
6) Bidang Sosial
Bioremediasi memberikan solusi ekonomi yang mudah dijangkau dan mudah dilakukan baik bagi rumah tangga dan industri. Dengan begini, limbah rumah tangga dapat dikelola jauh lebih baik.
7) Bidang Kesehatan
Dengan pengelolaan limbah yang baik, pencemaran dapat diminimalisir sehingga kualitas hidup manusia jauh meningkat.
8) Bidang Politik
Isu lingkungan dapat lebih ditekan sehingga para petinggi dapat memfokuskan masalah ke lingkup lain, Bahkan bioremediasi dapat membantu memperbaiki masalah yang berkesinambungan didalamnya.
Keunggulan Biomerasi
• Meminimalisasi terinfeksinya pekerja lapangan
• Perlindungan kesehatan masyarakat yang berjangka panjang
• Proses pelaksanaan dapat dilakukan langsung di daerah tersebut dengan lahan yang sempit sekalipun.
• Menghilangkan zat-zat berbahaya
• Menggunakan proses yang bersifat alami
• Mengubah polutan bukan hanya memindahkannya
• Proses degradasi dapat dilaksanakan dalam jangka waktu yang cepat
C. Fitoremediasi
Fitoremediasi adalah teknologi pembersihan, penghilangan atau pengurangan polutan berbahaya, seperti logam berat, pestisida, dan senyawa organik beracun dalam tanah atau air dengan menggunakan bantuan tanaman (hiperakumulator plant).
Tanaman hiperakumulator :
Mampu menyerap lebih dari 10.000 ppm Mn, Zn, Ni Lebih dari 1.000 ppm untuk Cu dan Se Lebih dari 100 ppm untuk Cd, Cr, Pb, dan Co.
Contoh Tanaman Hiperakumulator
Thlaspi caerulescens menyerap Zink (Zn) dan Kadmium (Cd)
Alyssum sp., Berkheya sp., Sebertia acuminate menyerap Nikel (Ni)
Brassicacea sp. Menyerap Sulfate
Pteris vittata, Pityrogramma calomelanos menyerap Arsenik (As)
Pteris vittata, Nicotiana tabacum, Liriodendron tulipifera menyerap Mercuri (Hg)
Thlaspi caerulescens, Alyssum murale, Oryza sativa menyerap Senyawa organik (petroleum hydrocarbons, PCBs, PAHs, TCE juga TNT)
Brassica sp. Menyerap Emas (Au)
Brassica juncea. Menyerap Selenium (Se)
Proses Fitoremediasi
Phytoacumulation : tumbuhan menarik zat kontaminan sehingga berakumulasi disekitar akar tumbuhan
Rhizofiltration : proses adsorpsi / pengendapan zat kontaminan oleh akar untuk menempel pada akar.
Phytostabilization : penempelan zat-zat contaminan tertentu pada akar yang tidak mungkin terserap kedalam batang tumbuhan.
Rhyzodegradetion : penguraian zat-zat kontaminan oleh aktivitas microba
Phytodegradation : penguraian zat kontamin
Phytovolatization : transpirasi zat contaminan oleh tumbuhan dalam bentuk yang telah menjadi larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya
Keuntungan Fitoremediasi
Biaya operasi lebih murah
Tanaman juga bisa dijadikan bahan bakar
Pencemaran pada tanah bisa berkurang secara alamiah
Tanah juga akan mengalami perbaikan akibat adanya aktivitas akar
Tanah menjadi lebih subur kembali
Tanaman yang mampu menyerap unsur bernilai ekonomi seperti emas (au) dan nikel (ni) bisa digunakan untuk pertambangan.
Faktor yang mendukung kesuksesan fitoremediasi
Adanya ketersediaan tanaman hiperakumulator yang cocok.
Adanya kerja sama yang baik antarbidang ilmu lain
METODE MENGATASI PENCEMARAN TANAH 2
Tanah yang telah terkontaminasi oleh berbagai jenis polutan dapat dipulihkan dengan metode pengolahan yang disebut dengan remidiasi. Remidiasi yaitu kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah. Sebelum melakukan remediasi, hal yang perlu diketahui diantaranya:
Jenis pencemar (organik atau anorganik), terdegradasi atau tidak, berbahaya atau tidak.
Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.
Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat (P).
Jenis tanah.
Kondisi tanah (basah, kering).
Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut.
Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).
Remediasi in situ
Remediasi in situ adalah pembersihan atau pengolahan tanah terkontaminasi di lokasi. Remediasi in situ lebih murah dan lebih mudah dengan konversi biologi dan kimia, pemisahan daerah terkontaminasi agar tidak mencemari lingkungan lainnya.
Remediasi ex situ
Remediasi ex situ adalah pengolahan tanah terkontaminasi digali dan diolah di suatu unit pengolahan antara lain, dapat dilakukan dengan cara memisahkan bahan pencemar dengan tanah, penguraian kontaminan dengan mikroba, pemanfaatan energi panas yang dapat menguapkan kontaminan dari tanah, dan ekstraksi kontaminan dari tanah. Remediasi ex situ ini jauh lebih mahal dan rumit.
Bioremediasi
Bioremediasi merupakan proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah, ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30 : 1, dan ketersediaan oksigen.
Jenis pencemar (organik atau anorganik), terdegradasi atau tidak, berbahaya atau tidak.
Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.
Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat (P).
Jenis tanah.
Kondisi tanah (basah, kering).
Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut.
Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).
Remediasi in situ
Remediasi in situ adalah pembersihan atau pengolahan tanah terkontaminasi di lokasi. Remediasi in situ lebih murah dan lebih mudah dengan konversi biologi dan kimia, pemisahan daerah terkontaminasi agar tidak mencemari lingkungan lainnya.
Remediasi ex situ
Remediasi ex situ adalah pengolahan tanah terkontaminasi digali dan diolah di suatu unit pengolahan antara lain, dapat dilakukan dengan cara memisahkan bahan pencemar dengan tanah, penguraian kontaminan dengan mikroba, pemanfaatan energi panas yang dapat menguapkan kontaminan dari tanah, dan ekstraksi kontaminan dari tanah. Remediasi ex situ ini jauh lebih mahal dan rumit.
Bioremediasi
Bioremediasi merupakan proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah, ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30 : 1, dan ketersediaan oksigen.
METODE MENGATASI PENCEMARAN TANAH 1
Remediasi Sunting
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
Bioremediasi Sunting
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur, dan sebagainya.
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
Bioremediasi Sunting
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur, dan sebagainya.
SUMBER SUMBER PENCEMARAN TANAH
Pencemaran tanah adalah keadaan saat kualitas tanah terganggu akibat pengaruh zat kimia yang masuk ke dalam. Penyebab pencemaran tanah disebabkan karena sampah dan limbah akibat aktifitas manusia, baik limbah padat atau cair. Dampak pencemaran tanah menyebabkan banyak kerugian bagi manusia atau lingkungan.
Ada banyak jenis-jenis tanah yang rentan tercemar. Pencemaran tanah banyak terjadi di sekitar kita. Tanah menjadi tidak subur dan menurun kualitasnya. Pemandangan menjadi tidak enak dipandang karena banyaknya sampah dan limbah. Belum lagi bau yang ditimbulkan tentu menggangu orang-orang di sekitarnya.
Penyebab pencemaran tanah disebabkan karena berbagai jenis limbah, baik limbah cair atau limbah padat, limbah organik atau limbah anorganik serta limbah industri, rumah tangga atau petarnian. Akibat pencemaran tanah pun memiliki banyak efek dan dampak negatif bagi lingkungan.
Pengertian Pencemaran Tanah
Pengertian pencemaran tanah adalah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Hal ini menyebabkan turunnya kualitas tanah menjadi rusak dan tercemar karena pengaruh bahan kimia tersebut.
Umumnya pencemaran tanah terjadi disebabkan karena adanya kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri. Penyebab pencemaran tanah yang utama memang adalah limbah dan sampah, baik dari rumah tangga, pertanian atau sektor industri.
Dampak pencemaran tanah juga dapat berefek pada manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan. Tanah menjadi tidak subur, produktivitas pertanian menurun, tumbuhan menjadi layu serta memiliki dampak bagi kesehatan manusia juga.
Penyebab Pencemaran Tanah
Apa saja penyebab pencemaran tanah? Pencemaran tanah disebabkan oleh berbagai jenis limbah yang dibuang. Berikut adalah jenis-jenis penyebab pencemaran tanah beserta penjelasannya.
Limbah Cair
Limbah cair menjadi salah satu faktor terbesar penyebab terjadinya pencemaran tanah. Biasanya limbah cair dihasilkan dari pembuangan industri dan pabrik, berupa bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari tanah. Limbah cair mudah meresap ke dalam tanah dan merusak kandungannya dari dalam.
Limbah Padat
Selain limbah cair, limbah padat juga dapat mencemari tanah. Jenis limbah padat banyak berasal dari buangan industri, bisa juga berupa lumpur atau material yang tidak terpakai. Limbah padat yang sudah tidak terpakai juga memiliki kandungan yang berbahaya bagi tanah.
Limbah Organik
Pengertian limbah organik adalah jenis limbah yang dapat diuraikan kembali oleh mikroorganisme dalam tanah sehingga tidak terlalu berbahaya. Meski begitu limbah ini tetap dapat mencemari tanah. Contoh limbah organik misalnya oli, cat, sampah tumbuhan dan sebagainya.
Limbah Anorganik
Berbeda dengan limbah organik, limbah anorganik adalah jenis limbah yang tidak dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme di dalam tanah. Contoh limbah anorganik adalah botol minuman, plastik, kaleng bekas dan sebagainya. Limbah anorganik juga dapat membuat tanah menjadi tercemar.
Limbah Industri
Pada dasarnya sebagian besar limbah berasal dari limbah industri. Limbah industri bisa terdiri dari limbah cair atau padat serta limbah organik atau anorganik seperti yang sudah dibahas di atas. Limbah industri pun berasal dari berbagai sektor dari mulai pabrik, perusahaan, restoran, perhotelan, pariwisata, pemerintahan dan sebagainya.
Limbah Pertanian
Limbah pertanian merupakan limbah yang dihasilkan dari sektor pertanian. Misalnya saja limbah hasil penggunaan pupuk atau pestisida. Limbah pertanian memiliki andil besar terjadinya pencemaran tanah di sekitar sawah, termasuk rusaknya hasil tanaman dan juga hasil tanaman yang tidak optimal lagi.
Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga merupakan jenis limbah yang ada di sekitar kita, yakni yang dihasilkan dari rumah-rumah. Yang termasuk limbah rumah tangga adalah sampah-sampah hasil kehidupan sehari-hari manusia. Limbah ini dapat menyebabkan pencemaran tanah dan juga pencemaran air.
Bencana Alam
Terjadinya bencana alam juga bisa menjadi faktor penyebab pencemaran tanah, baik itu bencana gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor ataupun gunung meletus. Tanah akan menjadi tercemar karena struktur tanah sudah tercampur dengan zat-zat lainnya.
Kebakaran Hutan
Kebarakan hutan juga bisa menyebabkan pencemaran tanah. Hutan yang telah terbakar biasanya sulit untuk ditanami kembali karena kandungan zat-zat penting yang dalam tanah telah mati dan rusak oleh api. Selain itu, kebakaran hutan juga bisa menyebabkan pencemaran udara.
Dampak Pencemaran Tanah
Ada beberapa dampak dan akibat pencemaran tanah yang bisa merugikan. Dampak negatif pencemaran tanah ini berbahaya bagi manusia, makhluk hidup dan juga lingkungan sekitar.
Tanah Menjadi Tidak Subur
Salah satu dampak utama terjadinya pencemaran tanah adalah turunnya kualitas tanah. Akibatnya tanah menjadi tidak subur. Hal ini tentu merugikan, karena tanah yang subur bisa digunakan untuk menanam tumbuhan, keperluan pertanian atau hal-hal lainnya.
Menimbulkan Wabah Penyakit
Pencemaran tanah memiliki dampak negatif bagi kesehatan manusia. Ada banyak zat kimia pada pencemaran tanah yang mengakibatkan penyakit, misalnya zat timbale yang menyebabkan kerusakan otak, zat benzene yang berdampak pada penyakit leukimia, zat merkuri berdampak pada gangguan ginjal dan sebagainya.
Banyak Tanaman Layu dan Mati
Pencemaran tanah berdampak pada tumbuh kembang tumbuhan. Tanaman tidak akan mampu tumbuh subur di tanah yang tercemar atau tidak subur. Tamanan yang awalnya tumbuh dengan subur, lama-kelamaan akan menjadi layu, bahkan akan mati.
Merusak Estetika
Adanya pencemaran tanah akan menimbulkan dampak negatif berupa rusaknya pemandangan dan estetika. Tumpukan sampah dan limbah di tanah tentu tidak enak dipandang dan sangat buruk dalam segi estetika. Daerah sekeliling terjadinya pencemaran tentu mengalami dampak ini.
Kerusakan Ekosistem
Dampak pencemaran tanah juga dapat merusak ekosistem darat. Hal ini terjadi karena kualitas tanah yang terganggu, yang dapat merusak struktur rantai makanan yang sudah ada. Akibatnya keseimbangan ekosistem di sekitar wilayah pencemaran tanah menjadi terganggu pula.
Hasil Pertanian Menurun
Sektor pertanian juga ikut mendapat akibat pencemaran tanah. Perubahan metabolisme tanaman akan berdampak pada penurunan hasil pertanian. Tumbuhan tidak akan mampu tumbuh maksimal sehingg lahan pertanian juga menjadi tidak subur. Akibatnya produktivitas di sektor pertanian juga menurun.
Erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan dan material lain. Adanya pencemaran tanah juga bisa menyebabkan terjadinya erosi.
Menimbulkan Bau Tak Sedap
Pencemaran tanah juga menimbulkan bau tak sedap. Bau ini akibat adanya sampah, limbah atau zat kimia lain yang mencemari tanah. Akibatnya orang-orang di sekitar lokasi akan mencium bau tak sedap yang tentunya akan mengganggu orang yang beraktifitas dekat lokasi tersebut.
Salinitas Tanah Meningkat
Dampak negatif pencemaran tanah bisa menyebabkan salinitas tanah pun menjadi meningkat. Tanah yang salinitasnya meningkat itu menyebabkan tanah tersebut tidak layak untuk dijadikan vegetasi sehingga tanah tersebut akan dibiarkan tandus dan tidak berguna.
Contoh Pencemaran Tanah
Apa saja contoh pencemaran tanah? Berikut adalah beberapa contoh pencemaran tanah di sekitar kita berupa zat-zat yang biasa menjadi sumber terjadinya pencemaran tanah.
Bio-polutan, berasal dari hasil ekskresi manusia dan hewan.
Polutan radioaktif, berasal dari aktifitas manusia seperti nitrogen, uranium, thorium dan sebagainya.
Limbah urban, berasal dari rumah tangga dan perkotaan seperti plastik, limbah domestik dan materi buangan lain.
Limbah pertanian dan perkebunan, misalnya seperti pestisida, pupuk kimia, zat kapur, kompos dan sebagainya.
Limbah buangan industri, misalnya seperti logam timbal, merkuri, arsenik, nikel dan sebagainya.
Ada banyak jenis-jenis tanah yang rentan tercemar. Pencemaran tanah banyak terjadi di sekitar kita. Tanah menjadi tidak subur dan menurun kualitasnya. Pemandangan menjadi tidak enak dipandang karena banyaknya sampah dan limbah. Belum lagi bau yang ditimbulkan tentu menggangu orang-orang di sekitarnya.
Penyebab pencemaran tanah disebabkan karena berbagai jenis limbah, baik limbah cair atau limbah padat, limbah organik atau limbah anorganik serta limbah industri, rumah tangga atau petarnian. Akibat pencemaran tanah pun memiliki banyak efek dan dampak negatif bagi lingkungan.
Pengertian Pencemaran Tanah
Pengertian pencemaran tanah adalah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Hal ini menyebabkan turunnya kualitas tanah menjadi rusak dan tercemar karena pengaruh bahan kimia tersebut.
Umumnya pencemaran tanah terjadi disebabkan karena adanya kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri. Penyebab pencemaran tanah yang utama memang adalah limbah dan sampah, baik dari rumah tangga, pertanian atau sektor industri.
Dampak pencemaran tanah juga dapat berefek pada manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan. Tanah menjadi tidak subur, produktivitas pertanian menurun, tumbuhan menjadi layu serta memiliki dampak bagi kesehatan manusia juga.
Penyebab Pencemaran Tanah
Apa saja penyebab pencemaran tanah? Pencemaran tanah disebabkan oleh berbagai jenis limbah yang dibuang. Berikut adalah jenis-jenis penyebab pencemaran tanah beserta penjelasannya.
Limbah Cair
Limbah cair menjadi salah satu faktor terbesar penyebab terjadinya pencemaran tanah. Biasanya limbah cair dihasilkan dari pembuangan industri dan pabrik, berupa bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari tanah. Limbah cair mudah meresap ke dalam tanah dan merusak kandungannya dari dalam.
Limbah Padat
Selain limbah cair, limbah padat juga dapat mencemari tanah. Jenis limbah padat banyak berasal dari buangan industri, bisa juga berupa lumpur atau material yang tidak terpakai. Limbah padat yang sudah tidak terpakai juga memiliki kandungan yang berbahaya bagi tanah.
Limbah Organik
Pengertian limbah organik adalah jenis limbah yang dapat diuraikan kembali oleh mikroorganisme dalam tanah sehingga tidak terlalu berbahaya. Meski begitu limbah ini tetap dapat mencemari tanah. Contoh limbah organik misalnya oli, cat, sampah tumbuhan dan sebagainya.
Limbah Anorganik
Berbeda dengan limbah organik, limbah anorganik adalah jenis limbah yang tidak dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme di dalam tanah. Contoh limbah anorganik adalah botol minuman, plastik, kaleng bekas dan sebagainya. Limbah anorganik juga dapat membuat tanah menjadi tercemar.
Limbah Industri
Pada dasarnya sebagian besar limbah berasal dari limbah industri. Limbah industri bisa terdiri dari limbah cair atau padat serta limbah organik atau anorganik seperti yang sudah dibahas di atas. Limbah industri pun berasal dari berbagai sektor dari mulai pabrik, perusahaan, restoran, perhotelan, pariwisata, pemerintahan dan sebagainya.
Limbah Pertanian
Limbah pertanian merupakan limbah yang dihasilkan dari sektor pertanian. Misalnya saja limbah hasil penggunaan pupuk atau pestisida. Limbah pertanian memiliki andil besar terjadinya pencemaran tanah di sekitar sawah, termasuk rusaknya hasil tanaman dan juga hasil tanaman yang tidak optimal lagi.
Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga merupakan jenis limbah yang ada di sekitar kita, yakni yang dihasilkan dari rumah-rumah. Yang termasuk limbah rumah tangga adalah sampah-sampah hasil kehidupan sehari-hari manusia. Limbah ini dapat menyebabkan pencemaran tanah dan juga pencemaran air.
Bencana Alam
Terjadinya bencana alam juga bisa menjadi faktor penyebab pencemaran tanah, baik itu bencana gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor ataupun gunung meletus. Tanah akan menjadi tercemar karena struktur tanah sudah tercampur dengan zat-zat lainnya.
Kebakaran Hutan
Kebarakan hutan juga bisa menyebabkan pencemaran tanah. Hutan yang telah terbakar biasanya sulit untuk ditanami kembali karena kandungan zat-zat penting yang dalam tanah telah mati dan rusak oleh api. Selain itu, kebakaran hutan juga bisa menyebabkan pencemaran udara.
Dampak Pencemaran Tanah
Ada beberapa dampak dan akibat pencemaran tanah yang bisa merugikan. Dampak negatif pencemaran tanah ini berbahaya bagi manusia, makhluk hidup dan juga lingkungan sekitar.
Tanah Menjadi Tidak Subur
Salah satu dampak utama terjadinya pencemaran tanah adalah turunnya kualitas tanah. Akibatnya tanah menjadi tidak subur. Hal ini tentu merugikan, karena tanah yang subur bisa digunakan untuk menanam tumbuhan, keperluan pertanian atau hal-hal lainnya.
Menimbulkan Wabah Penyakit
Pencemaran tanah memiliki dampak negatif bagi kesehatan manusia. Ada banyak zat kimia pada pencemaran tanah yang mengakibatkan penyakit, misalnya zat timbale yang menyebabkan kerusakan otak, zat benzene yang berdampak pada penyakit leukimia, zat merkuri berdampak pada gangguan ginjal dan sebagainya.
Banyak Tanaman Layu dan Mati
Pencemaran tanah berdampak pada tumbuh kembang tumbuhan. Tanaman tidak akan mampu tumbuh subur di tanah yang tercemar atau tidak subur. Tamanan yang awalnya tumbuh dengan subur, lama-kelamaan akan menjadi layu, bahkan akan mati.
Merusak Estetika
Adanya pencemaran tanah akan menimbulkan dampak negatif berupa rusaknya pemandangan dan estetika. Tumpukan sampah dan limbah di tanah tentu tidak enak dipandang dan sangat buruk dalam segi estetika. Daerah sekeliling terjadinya pencemaran tentu mengalami dampak ini.
Kerusakan Ekosistem
Dampak pencemaran tanah juga dapat merusak ekosistem darat. Hal ini terjadi karena kualitas tanah yang terganggu, yang dapat merusak struktur rantai makanan yang sudah ada. Akibatnya keseimbangan ekosistem di sekitar wilayah pencemaran tanah menjadi terganggu pula.
Hasil Pertanian Menurun
Sektor pertanian juga ikut mendapat akibat pencemaran tanah. Perubahan metabolisme tanaman akan berdampak pada penurunan hasil pertanian. Tumbuhan tidak akan mampu tumbuh maksimal sehingg lahan pertanian juga menjadi tidak subur. Akibatnya produktivitas di sektor pertanian juga menurun.
Erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan dan material lain. Adanya pencemaran tanah juga bisa menyebabkan terjadinya erosi.
Menimbulkan Bau Tak Sedap
Pencemaran tanah juga menimbulkan bau tak sedap. Bau ini akibat adanya sampah, limbah atau zat kimia lain yang mencemari tanah. Akibatnya orang-orang di sekitar lokasi akan mencium bau tak sedap yang tentunya akan mengganggu orang yang beraktifitas dekat lokasi tersebut.
Salinitas Tanah Meningkat
Dampak negatif pencemaran tanah bisa menyebabkan salinitas tanah pun menjadi meningkat. Tanah yang salinitasnya meningkat itu menyebabkan tanah tersebut tidak layak untuk dijadikan vegetasi sehingga tanah tersebut akan dibiarkan tandus dan tidak berguna.
Contoh Pencemaran Tanah
Apa saja contoh pencemaran tanah? Berikut adalah beberapa contoh pencemaran tanah di sekitar kita berupa zat-zat yang biasa menjadi sumber terjadinya pencemaran tanah.
Bio-polutan, berasal dari hasil ekskresi manusia dan hewan.
Polutan radioaktif, berasal dari aktifitas manusia seperti nitrogen, uranium, thorium dan sebagainya.
Limbah urban, berasal dari rumah tangga dan perkotaan seperti plastik, limbah domestik dan materi buangan lain.
Limbah pertanian dan perkebunan, misalnya seperti pestisida, pupuk kimia, zat kapur, kompos dan sebagainya.
Limbah buangan industri, misalnya seperti logam timbal, merkuri, arsenik, nikel dan sebagainya.
Rabu, 18 September 2019
KANDUNGAN MINERAL DI DALAM AIR MINERAL
Idealnya, tubuh kita memerlukan asupan mineral sebanyak 5 persen. Sepintas, 5 persen mungkin tidak ada artinya. Namun, jika yang lima persen itu tidak terpenuhi, dampaknya bisa berbahaya.
Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Ulul Albab, SpOG menerangkan, Indonesia belum punya riset komperehensif yang memaparkan mineral jenis apa yang paling jarang dikonsumsi masyarakat. Namun, orang dengan kondisi tertentu membutuhkan mineral yang lebih spesifik. Ibu hamil, misalnya, amat membutuhkan mineral zat besi.
“Hemoglobin ibu hamil tergantung pada periode trimester yang sedang dijalani. Normalnya kadar hemoglobin manusia di atas 8 g/dl. Hemoglobin ibu hamil kerap di bawah 8 g/dl. Itu sebabnya di Indonesia, ibu hamil selalu diberi asupan zat besi dan asam folat. Mayoritas masyarakat Indonesia tidak mengalami kekurangan mineral,” Ulul menerangkan.
Bukan berarti mineral menjadi tidak penting. Ulul mengingatkan, mineral berfungsi sebagai kofaktor—senyawa yang penting untuk aktivitas enzim,sekaligus katalisator penyeimbang bagi tubuh manusia. Kekurangan mineral menyebabkan tubuh lebih rentan penyakit.
Ulul mengandaikan mineral tidak ubahnya garam. Tanpa garam secukupnya, sayur hambar. Atau cabai. Tanpa cabai, tumis kurang nendang. “Porsi mineral itu kecil-kecil cabai rawit. Salah satu cara memenuhi kebutuhan mineral, minum air putih. Air komponen penting. Ironisnya, masyarakat perkotaan justru kurang menyadari pentingnya air putih. Mereka lebih suka minuman air berwarna,” Ulul menukas.
Ulul membeberkan sejumlah mineral yang terkandung dalam air putih dan manfaatnya.
1. Kalsium
Menjaga kesehatan tulang dan gigi. Berperan penting dalam proses kontraksi, relaksasi otot, pembekuan darah, dan menunjang imunitas tubuh.
2. Sodium
Menjaga keseimbangan cairan tubuh. Menopang transmisi saraf, kontraksi otot, absorpsi glukosa, dan menjadi alat angkut zat gizi melalui membran sel.
3. Magnesium
Membantu proses pencernaan protein. Memelihara kesehatan otot dan sistem jaringan penghubung. Membantu menghilangkan timbunan lemak di dinding dalam pembuluh darah. Sebagai zat pembentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin.
4. Kalium
Membantu pembentukan sel, pembentukan organ dalam tubuh dan jaringan.
5. Bikarbonat
Memelihara keseimbangan keasaman darah, menyokong proses pencernaan dalam perut.
Itulah manfaat mineral dalam tubuh kita. Di ujung percakapan, Uiul mengingatkan, “Orang yang kekurangan mineral, memiliki ciri-ciri khusus. Misalnya, orang yang kekurangan magnesium, mudah lelah. Namun, jangan dibalik bahwa orang yang gampang lelah berarti kekurangan magnesium. Itu salah. Faktanya, orang yang hemoglobinnya rendah juga mudah lelah. Karenanya, pemeriksaan medis secara berkala penting untuk memantau kondisi kesehatan Anda.”
Adapun, terdapat tujuh mineral penting yang membuat air putih harus dikonsumsi tubuh. Ketujuh mineral yang terkandung dalam air putih yaitu Fluorida, Natrium, Kalsium, Magnesium, Silika, dan Zinc.
air AQUA selama ini memiliki kandungan mineral yang didapatkan secara langsung dari alam. Sehingga mineral dalam air AQUA merupakan mineral alami, seperti natrium, kalium, florida, kalsium, dan magnesium.
Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Ulul Albab, SpOG menerangkan, Indonesia belum punya riset komperehensif yang memaparkan mineral jenis apa yang paling jarang dikonsumsi masyarakat. Namun, orang dengan kondisi tertentu membutuhkan mineral yang lebih spesifik. Ibu hamil, misalnya, amat membutuhkan mineral zat besi.
“Hemoglobin ibu hamil tergantung pada periode trimester yang sedang dijalani. Normalnya kadar hemoglobin manusia di atas 8 g/dl. Hemoglobin ibu hamil kerap di bawah 8 g/dl. Itu sebabnya di Indonesia, ibu hamil selalu diberi asupan zat besi dan asam folat. Mayoritas masyarakat Indonesia tidak mengalami kekurangan mineral,” Ulul menerangkan.
Bukan berarti mineral menjadi tidak penting. Ulul mengingatkan, mineral berfungsi sebagai kofaktor—senyawa yang penting untuk aktivitas enzim,sekaligus katalisator penyeimbang bagi tubuh manusia. Kekurangan mineral menyebabkan tubuh lebih rentan penyakit.
Ulul mengandaikan mineral tidak ubahnya garam. Tanpa garam secukupnya, sayur hambar. Atau cabai. Tanpa cabai, tumis kurang nendang. “Porsi mineral itu kecil-kecil cabai rawit. Salah satu cara memenuhi kebutuhan mineral, minum air putih. Air komponen penting. Ironisnya, masyarakat perkotaan justru kurang menyadari pentingnya air putih. Mereka lebih suka minuman air berwarna,” Ulul menukas.
Ulul membeberkan sejumlah mineral yang terkandung dalam air putih dan manfaatnya.
1. Kalsium
Menjaga kesehatan tulang dan gigi. Berperan penting dalam proses kontraksi, relaksasi otot, pembekuan darah, dan menunjang imunitas tubuh.
2. Sodium
Menjaga keseimbangan cairan tubuh. Menopang transmisi saraf, kontraksi otot, absorpsi glukosa, dan menjadi alat angkut zat gizi melalui membran sel.
3. Magnesium
Membantu proses pencernaan protein. Memelihara kesehatan otot dan sistem jaringan penghubung. Membantu menghilangkan timbunan lemak di dinding dalam pembuluh darah. Sebagai zat pembentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin.
4. Kalium
Membantu pembentukan sel, pembentukan organ dalam tubuh dan jaringan.
5. Bikarbonat
Memelihara keseimbangan keasaman darah, menyokong proses pencernaan dalam perut.
Itulah manfaat mineral dalam tubuh kita. Di ujung percakapan, Uiul mengingatkan, “Orang yang kekurangan mineral, memiliki ciri-ciri khusus. Misalnya, orang yang kekurangan magnesium, mudah lelah. Namun, jangan dibalik bahwa orang yang gampang lelah berarti kekurangan magnesium. Itu salah. Faktanya, orang yang hemoglobinnya rendah juga mudah lelah. Karenanya, pemeriksaan medis secara berkala penting untuk memantau kondisi kesehatan Anda.”
Adapun, terdapat tujuh mineral penting yang membuat air putih harus dikonsumsi tubuh. Ketujuh mineral yang terkandung dalam air putih yaitu Fluorida, Natrium, Kalsium, Magnesium, Silika, dan Zinc.
air AQUA selama ini memiliki kandungan mineral yang didapatkan secara langsung dari alam. Sehingga mineral dalam air AQUA merupakan mineral alami, seperti natrium, kalium, florida, kalsium, dan magnesium.
Besar PH ozon dalam air minum
Berdasarkan SNI 01-355-2006, air minum dalam kemasan dibagi menjadi dua kelas yaitu air mineral dan air demineral. Beberapa parameter uji yang harus dilakukan pada air minum dalam kemasan
Beberapa parameter tersebut sangatlah penting untuk diuji dalam pembuatan air minum dalam kemasan salah satunya adalah pH.
disebutkan bahwa air minum yang baik memiliki pH yang berkisar dari 6 hingga 8.5. Hal ini diungkapkan oleh World Health Organization (WHO) bahwa jika air minum yang dikonsumsi terlampau basa (pH> 8.5) maka dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan jaringan bahkan mengalami gangguan gastrointernal. Sebaliknya, bila pH terlampau asam (pH<4) maka hal yang sama akan terjadi Hal ini tentulah berbahaya, sehingga air minum dalam kemasan diproses sedemikian rupa sehingga kontaminan yang ada di dalamnya dapat diminimalisir dan aman untuk dikonsumsi.
Beberapa cara untuk menaikan nilai pH adalah dengan cara menambahkan calsium atau magnesium carbonate (CaCO3 atau MgCO3). Penambahan ini dapat dilakukan pada monitoring pH pada saat sebelum memasuki tahap desinfektasi. Hal ini karena pH memiliki peran penting dalam proses desinfektasi mikroorganisme. Penggunaan calsium atau magnesium carbonate tidak hanya untuk menaikkan pH namun juga dapat memperkaya mineral sehat yang ada dalam air.
Selain pH, parameter yang harus untuk dilakukan monitoring adalah Total Dissolved solid (TDS) atau total zat terlarut. Jika untuk range pH air minum yang baik berkisar pada 6,0 – 8,5 lain halnya dengan parameter TDS yang tidak boleh melebihi 500 ppm. Hal ini dikarenakan parameter TDS juga melambangkan mineral yang terkandung di dalam air. Mineral – mineral ini dapat digolongkan menjadi 2, yaitu yang berbahaya seperti arsenik, sulfat, bromida, mangan dan lainnya serta yang baik bagi tubuh seperti calsium dan magnesium. Nilai TDS haruslah dimonitoring karena parameter ini akan mempengaruhi rasa pada air yang dikonsumsi. Namun tingginya nilai TDS akan mengakibatkan kerusakan sistem seperti pipa dan reservoir juga turbin. Hal ini disebabkan karena TDS dapat menimbulkan kerak pada sistem.
Beberapa parameter tersebut sangatlah penting untuk diuji dalam pembuatan air minum dalam kemasan salah satunya adalah pH.
disebutkan bahwa air minum yang baik memiliki pH yang berkisar dari 6 hingga 8.5. Hal ini diungkapkan oleh World Health Organization (WHO) bahwa jika air minum yang dikonsumsi terlampau basa (pH> 8.5) maka dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan jaringan bahkan mengalami gangguan gastrointernal. Sebaliknya, bila pH terlampau asam (pH<4) maka hal yang sama akan terjadi Hal ini tentulah berbahaya, sehingga air minum dalam kemasan diproses sedemikian rupa sehingga kontaminan yang ada di dalamnya dapat diminimalisir dan aman untuk dikonsumsi.
Beberapa cara untuk menaikan nilai pH adalah dengan cara menambahkan calsium atau magnesium carbonate (CaCO3 atau MgCO3). Penambahan ini dapat dilakukan pada monitoring pH pada saat sebelum memasuki tahap desinfektasi. Hal ini karena pH memiliki peran penting dalam proses desinfektasi mikroorganisme. Penggunaan calsium atau magnesium carbonate tidak hanya untuk menaikkan pH namun juga dapat memperkaya mineral sehat yang ada dalam air.
Selain pH, parameter yang harus untuk dilakukan monitoring adalah Total Dissolved solid (TDS) atau total zat terlarut. Jika untuk range pH air minum yang baik berkisar pada 6,0 – 8,5 lain halnya dengan parameter TDS yang tidak boleh melebihi 500 ppm. Hal ini dikarenakan parameter TDS juga melambangkan mineral yang terkandung di dalam air. Mineral – mineral ini dapat digolongkan menjadi 2, yaitu yang berbahaya seperti arsenik, sulfat, bromida, mangan dan lainnya serta yang baik bagi tubuh seperti calsium dan magnesium. Nilai TDS haruslah dimonitoring karena parameter ini akan mempengaruhi rasa pada air yang dikonsumsi. Namun tingginya nilai TDS akan mengakibatkan kerusakan sistem seperti pipa dan reservoir juga turbin. Hal ini disebabkan karena TDS dapat menimbulkan kerak pada sistem.
Manfaat Ozon Generator
Mengenal Ozone Generator Dalam Sistem Alat Penjernih Air
Mungkin beberapa dari Anda ada yang pernah mengetahui alat penjernih air yang menggunakan ozone. Sementara yang paling familiar, ozone merupakan lapisan di atmosfer yang melindungi bumi dari berbagai kondisi yang tak bersahabat di luar angkasa. Lantas bagaimana aplikasi ozone dalam upaya mencukupi kebutuhan air bersih manusia?
Ozone atau yang dikenal juga dengan Trioxygen (O3) merupakan molekul inorganik yang memiliki ciri warna biru pucat dengan aroma yang khas. Molekul ini terbukti memiliki struktur bengkok serta memiliki sifat diamagnetik. Gas ozone dapat berkondensasi menjadi cairan biru gelap dalam temperatur cyrogenik. Dalam pemanfaatannya, cairan ini kemudian juga dipadatkan hingga berwarna hitam-violet.
Manfaat yang Ditawarkan Ozone Bagi Kehidupan Manusia
Ozone memiliki daya oksidasi yang kuat untuk mengurai berbagai macam gas beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Dengan sifat bawaannya tersebut, ozone dapat menetralisir dan mengurai CO, Ammonium, Sulfat, Metana serta berbagai macam unsur berbahaya lain. Beberapa bidang industri kemudian memanfaatkan daya oksidasi ini.
Sementara manfaat lain yang tak kalah penting dari ozone adalah kemampuannya membunuh kuman, bakteri dan virus. Kemampuan inilah yang kemudian membuat ozone juga banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan medis. Banyak instansi kesehatan dan klinik yang menggunakan ozone pada alat penjernih air mereka.
Beberapa Bentuk Pemanfaatan Ozone Generator
• Mengurai sisa pestisida pada buah-buahan maupun sayur-sayuran
• Mencegah pertumbuhan spora dan mikroorganisme pembusukan
• Membuat buah dan sayur tidak mudah membusuk dan memperpajang kesegarannya
• Menghilangkan bau amis pada bahan makanan berupa daging dan menjaga kesegarannya
• Menghilangkan bau tidak sedap, misalnya di air, penyimpanan makanan bahkan dalam ruangan
• Mensterilkan alat-alat makan, alat medis, alat-alat industri, tanaman dan barang lain sebagainya
• Efektif menggantikan kaporite untuk kebutuhan air kolam renang, spa dan lain sebagainya
• Mengurai Toluena, Formaldehyde, bau asap rokok, bau lembab, bau bekas kebakaran maupun gas berbahaya lain di dalam ruangan
• Untuk terapi kesehatan meliputi melancarkan sirkulasi darah,metabolisme, aktifasi sel dan lain-lain
• Meningkatkan kualitas air dengan mematikan kuman, bakteri dan virus sekaligus meningkatkan kadar oksigen pada air seperti yang digunakan dalam perusahaan AMDK maupun depot air minum isi ulang
• Pembuatan air ozone untuk kebutuhan medis dan rumah sakit
• Mengurai limbah (pabrik, perusahaan maupun hunian)
• Menghambat pertumbuhan lumut di tempat penampungan air
Baca Juga membrane mesin ro
Aplikasi Ozone Generator Pada Proses Pengolahan Air
Gas ozone dapat dimanipulasi oleh manusia melalui mekanisme tertentu agar dapat dimanfaatkan lebih luas dalam berbagai segi kehidupan manusia, termasuk halnya penyediaan air bersih. Alat penjernih air misalnya, mengandalkan ozone generator sebagai pengolah air hasil penyaringan sebelumnya agar menjadi air yang lebih aman atau lebih bernilai.
Ozone generator merupakan alat yang dapat merubah Oxygen (O2) ke Trioxygen (O3). Sementara dalam teknologi pengolahan air, alat ini banyak digunakan sebagai disinfektan, pengawet air sekaligus meningkatkan kadar Oxygen terlarut. Inilah yang menjadi nilai jual utama dari keberadaan ozone generator dalam sistem pengolah air.
Generator dapat memproduksi gas ozone menggunakan listrik bertegangan tinggi ±80.000V yang menghasilkan kilat listrik di kutub anoda dan katoda. Oksigen dialirkan ke reaktor ozon sehingga molekulnya terpecah dari O2 menjadi O3 dan membentuk ozone. Untuk pengolahan air, ozone generator dapat membuat air mengandung ozone.
Ozonisasi dalam alat penjernih air merupakan proses untuk membuat air memiliki kandungan ozone di dalamnya. Air yang akan melalui proses ozonisasi sendiri merupakan air yang sudah bersih melalui berbagai proses filtrasi sesuai kondisi air baku kemudian dipaparkan ke ozone generator. Hasilnya, bukan sekedar air yang jernih tidak berbau dan tidak berasa saja melainkan air yang memiliki kadar oksigen lebih tinggi dan memiliki kesegaran yang lebih tahan lama.
Ozone generator sendiri dibuat dalam ukuran yang semakin beragam menyesuaikan dengan kebutuhan penggunaannya. Beberapa diantaranya banyak digunakan untuk kebutuhan usaha air minum dalam kemasan (AMDK), menara pendingin, penampungan air , pembersih mobil, kolam renang, industri seperti tekstil dan lain sebagainya.
manfaat ozone generator
4 (80%) 1 vote
Baca Juga Cara Penjernihan Air
Penjernihan air sumur dengan kaporite » « membrane mesin ro
Mungkin beberapa dari Anda ada yang pernah mengetahui alat penjernih air yang menggunakan ozone. Sementara yang paling familiar, ozone merupakan lapisan di atmosfer yang melindungi bumi dari berbagai kondisi yang tak bersahabat di luar angkasa. Lantas bagaimana aplikasi ozone dalam upaya mencukupi kebutuhan air bersih manusia?
Ozone atau yang dikenal juga dengan Trioxygen (O3) merupakan molekul inorganik yang memiliki ciri warna biru pucat dengan aroma yang khas. Molekul ini terbukti memiliki struktur bengkok serta memiliki sifat diamagnetik. Gas ozone dapat berkondensasi menjadi cairan biru gelap dalam temperatur cyrogenik. Dalam pemanfaatannya, cairan ini kemudian juga dipadatkan hingga berwarna hitam-violet.
Manfaat yang Ditawarkan Ozone Bagi Kehidupan Manusia
Ozone memiliki daya oksidasi yang kuat untuk mengurai berbagai macam gas beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Dengan sifat bawaannya tersebut, ozone dapat menetralisir dan mengurai CO, Ammonium, Sulfat, Metana serta berbagai macam unsur berbahaya lain. Beberapa bidang industri kemudian memanfaatkan daya oksidasi ini.
Sementara manfaat lain yang tak kalah penting dari ozone adalah kemampuannya membunuh kuman, bakteri dan virus. Kemampuan inilah yang kemudian membuat ozone juga banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan medis. Banyak instansi kesehatan dan klinik yang menggunakan ozone pada alat penjernih air mereka.
Beberapa Bentuk Pemanfaatan Ozone Generator
• Mengurai sisa pestisida pada buah-buahan maupun sayur-sayuran
• Mencegah pertumbuhan spora dan mikroorganisme pembusukan
• Membuat buah dan sayur tidak mudah membusuk dan memperpajang kesegarannya
• Menghilangkan bau amis pada bahan makanan berupa daging dan menjaga kesegarannya
• Menghilangkan bau tidak sedap, misalnya di air, penyimpanan makanan bahkan dalam ruangan
• Mensterilkan alat-alat makan, alat medis, alat-alat industri, tanaman dan barang lain sebagainya
• Efektif menggantikan kaporite untuk kebutuhan air kolam renang, spa dan lain sebagainya
• Mengurai Toluena, Formaldehyde, bau asap rokok, bau lembab, bau bekas kebakaran maupun gas berbahaya lain di dalam ruangan
• Untuk terapi kesehatan meliputi melancarkan sirkulasi darah,metabolisme, aktifasi sel dan lain-lain
• Meningkatkan kualitas air dengan mematikan kuman, bakteri dan virus sekaligus meningkatkan kadar oksigen pada air seperti yang digunakan dalam perusahaan AMDK maupun depot air minum isi ulang
• Pembuatan air ozone untuk kebutuhan medis dan rumah sakit
• Mengurai limbah (pabrik, perusahaan maupun hunian)
• Menghambat pertumbuhan lumut di tempat penampungan air
Baca Juga membrane mesin ro
Aplikasi Ozone Generator Pada Proses Pengolahan Air
Gas ozone dapat dimanipulasi oleh manusia melalui mekanisme tertentu agar dapat dimanfaatkan lebih luas dalam berbagai segi kehidupan manusia, termasuk halnya penyediaan air bersih. Alat penjernih air misalnya, mengandalkan ozone generator sebagai pengolah air hasil penyaringan sebelumnya agar menjadi air yang lebih aman atau lebih bernilai.
Ozone generator merupakan alat yang dapat merubah Oxygen (O2) ke Trioxygen (O3). Sementara dalam teknologi pengolahan air, alat ini banyak digunakan sebagai disinfektan, pengawet air sekaligus meningkatkan kadar Oxygen terlarut. Inilah yang menjadi nilai jual utama dari keberadaan ozone generator dalam sistem pengolah air.
Generator dapat memproduksi gas ozone menggunakan listrik bertegangan tinggi ±80.000V yang menghasilkan kilat listrik di kutub anoda dan katoda. Oksigen dialirkan ke reaktor ozon sehingga molekulnya terpecah dari O2 menjadi O3 dan membentuk ozone. Untuk pengolahan air, ozone generator dapat membuat air mengandung ozone.
Ozonisasi dalam alat penjernih air merupakan proses untuk membuat air memiliki kandungan ozone di dalamnya. Air yang akan melalui proses ozonisasi sendiri merupakan air yang sudah bersih melalui berbagai proses filtrasi sesuai kondisi air baku kemudian dipaparkan ke ozone generator. Hasilnya, bukan sekedar air yang jernih tidak berbau dan tidak berasa saja melainkan air yang memiliki kadar oksigen lebih tinggi dan memiliki kesegaran yang lebih tahan lama.
Ozone generator sendiri dibuat dalam ukuran yang semakin beragam menyesuaikan dengan kebutuhan penggunaannya. Beberapa diantaranya banyak digunakan untuk kebutuhan usaha air minum dalam kemasan (AMDK), menara pendingin, penampungan air , pembersih mobil, kolam renang, industri seperti tekstil dan lain sebagainya.
manfaat ozone generator
4 (80%) 1 vote
Baca Juga Cara Penjernihan Air
Penjernihan air sumur dengan kaporite » « membrane mesin ro
Penggunaan Ozon Generator dalam Air depot isi Ulang
Ozon adalah molekul gas alami yang mudah larut dalam air dan tidak beracun. Di alam, ozon ditemukan di lapisan luar dari atmosfir dan berfungsi sebagai tameng terhadap radiasi ultra violet sinar matahari yang dapat menyebabkan penyakit kanker kulit. Di permukaan bumi, ozon dikenali dengan aroma segar antiseptik yang muncul setelah hujan guntur. Ozon-lah yang menimbulkan perasaan santai karena menghirup udara segar dan bersih di sekitar air terjun dan di pantai yang berombak.
Ozon adalah molekul gas yang terdiri 3 atom Oksigen dan mempunyai rumus kimia O3. Molekul Ozon bersifat tidak stabil dan akan selalu berusaha mencari ‘sasaran’ untuk dapat melepaskan satu atom Oksigen dengan cara oksidasi, sehingga dapat berubah menjadi molekul oksigen yang stabil (O2). Karena sifat oksidatornya yang sangat kuat, maka Ozon sangat unggul untuk disinfeksi (membunuh kuman), detoksifikasi (menetralkan zat beracun) dan deodorisasi (menghilangkan bau tidak enak) dalam air dan udara.
Dalam hal disinfeksi / sterilisasi air, teknologi Ozon paling unggul dan sangat efektif. Ozon dapat menghancurkan kuman, bakteri, virus, jamur, spora, kista, lumut dan zat organik lainnya. Selain itu, juga dapat menetralisir zat organik / mineral yang berlebihan / beracun. Penggunaan Ozon tidak menghasilkan zat sisa yang membahayakan kesehatan. Bahkan sebaliknya, akan menambahkan kadar olsigen dalam air sehingga lebih segar dan sehat.
Selain itu, teknologi Ozon juga digunakan untuk meningkatkan kualitas air danau / tambak / sungai yang tercemar dan pengolahan limbah pabrik. Ozon juga menghilangkanbau tidak sedap di pabrik / rumah / kantor / mobil seperti bau asap rokok, bau cat, bau karpet baru, dsb. Pengobatan ikan dalam akuarium juga telah menggunakan teknologi ozon. Kolam renang dan spa modern menggunakan ozon untuk menjernihkan dan me4mbunuh kuman. Karenanya, iritasi mata / mata merah sehabis berenang tidak lagi menjadi masalah.
Aplikasi teknologi Ozon yang lain misalnya dalam industri pengolahan daging, dan proses pengawetan buah dan sayur dalam pengiriman. Daging, buah dan sayuran tersebut disimpan dalam udara yang berozon dan dicuci dengan menggunakan air berozon untuk mengurangi efek zat-zat beracunseperti pestisida / herbisida, untuk meningkatkan penampilan, kesegaran dan untuk memperlambat pembusukan.
Karena sifatnya yang alami dan ramah lingkungan, penggunaan teknologi Ozon akan terus berkembang dengan pesat. Ozon, hal sederhana yang mempunyai manfaat besar.
Depot air minum isi ulang adalah usaha industri yang merupakan proses pengolahan air baku menjadi air minum yang kemudian dapat di jual langsung kepada konsumen. Proses pengolahan air pada depot air minum isi ulang pada prinsipnya adalah proses penyaringan (filtrasi) dan proses pemusnahan mikroorganisme (desinfeksi). Proses penyaringan bertujuan untuk memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan campuran yang berbentuk koloid termasuk mikroorganisme dari dalam air, sedangkan proses desinfeksi adalah bertujuan untuk membunuh mikroorganisme yang tidak tersaring pada proses sebelumnya. .
Peralatan Depot Air Minum Isi Ulang
Alat-alat yang digunakan untuk mengolah air baku menjadi air minum pada depot air minum isi ulang adalah :
Storage Tank.
Storage Tank adalah untuk penampungan air baku yang dapat menampung air sebanyak 3000 liter.
Stainless Water Pump.
Stainless Water Pump adalah untuk memompa air baku dari tempat storage tank ke dalam tabung filter.
Tabung Filter.
Tabung filter mempunyai tiga fungsi, yaitu :
Tabung yang pertama adalah active sand media filter berguna untuk menyaring partikel-partikel yang kasar dengan bahan dari pasir atau jenis lain yang efektif dengan fungsi yang sama.
Tabung yang kedua adalah anthracite filter yang berguna untuk menghilangkan kekeruhan air dengan hasil yang maksimal dan efisien.
Tabung yang ketiga adalah granular active carbon media filter yang adalah karbon filter yang berfungsi sebagai penyerap debu, rasa, warna sisa khlor dan bahan organik.
Micro Filter.
Saringan air yang terbuat dari polyprophylene fiber yang berguna untuk menyaring partikel air dengan diameter 10 mikron, 5 mikron, 1 mikron dan 0,4 mikron yang bertujuan untuk memenuhi persyaratan standar air minum yang bersih dan sehat.
Flow Meter.
Flow Meter adalah alat untuk mengukur air yang mengalir ke dalam galon isi ulang.
Lampu ultraviolet dan ozon.
Lampu ultraviolet dan ozon berfungsi untuk desinfeksi/sterilisasi pada air yang telah diolah.
Galon isi ulang.
Galon isi ulang merupakan tempat atau wadah untuk menampung atau menyimpan air minum di dalamnya.
Pengisian tempat atau wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang hygienis.
Persyaratan Proses Produksi Depot Air Minum Isi Ulang
Menurut Keputusan Menperindag RI Nomor 651 / MPP / Kep / 10 / 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya, urutan proses produksi air minum di depot air minum isi ulang adalah sebagai berikut :
Penampungan air baku dan syarat bak penampung depot air minum isi ulang
Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut menggunakan tangki kemudian ditampung dalam bak atau tangki penampung (reservoir). Bak penampung harus dibuat dari bahan tara pangan (food grade), yaitu bebas dari bahan-bahan yang dapat mencemari air. Tangki pengangkutan harus memiliki persyaratan yang terdiri dari :
Tangki khusus digunakan untuk air minum.
Tangki mudah dibersihkan serta di desinfektan dan diberi pengaman.
Tangki harus mempunyai manhole.
Tangki pengisian dan pengeluaran air harus menggunakan kran.
Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku harus memiliki penutup yang baik, disimpan dengan aman dan dilindungi dari kontaminasi.
Tangki, galang, pompa dan sambungan harus terbuat dari bahan tara pangan (food grade), tahan terhadap korosi dan bahan kimia yang dapat mencemari air. Tangki pengangkutan harus selalu dibersihkan, disanitasi dan desinfeksi bagian luar dan setidaknya minimal 3 (tiga) bulan sekali.
Penyaringan Air Minum
Penyaringan bertahap terdiri atas:
Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif dengan fungsi yang sama. Fungsi saringan pasir adalah menyaring partikel-partikel yang kasar. Bahan yang dipakai adalah butir-butir silica (SiO2) minimal 80%.
Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor dan bahan organik. Daya serap terhadap Iodine (I2) minimal 75%.
Saringan/Filter lainnya yang berfungsi sebagai saringan halus berukuran maksimal 10 (sepuluh) micron.
Desinfeksi Air Minum
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman patogen. Proses desinfeksi dengan menggunakan ozon (O3) terjadi dalam tangki atau alat pencampur ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 0,1 ppm dan residu ozon yaitu sesaat setelah pengisian berkisar antara 0,06 – 0,1 ppm. Tindakan desinfeksi selain menggunakan ozon, dapat juga dilakukan dengan cara penyinaran Ultra Violet (UV) dengan panjang gelombang 254 nm atau kekuatan 25370 A dengan intensitas minimum 10.000 mw detik per cm².
Pembilasan, Pencucian dan Sterilisasi Wadah Air Minum
Wadah yang dapat digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara pangan (food grade) dan bersih. Depot air minum wajib memeriksa wadah yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk digunakan sebagai tempat air minum. Wadah yang akan diisi harus disanitasi dengan menggunakan ozon (O3) atau air ozon (air yang mengandung ozon).
Apabila dilakukan pencucian wadah, harus dilakukan dengan menggunakan jenis-jenis deterjen yang tara pangan (food grade) dan menggunakan air bersih dengan suhu berkisar 60-850C, kemudian dibilas dengan air minum/air produk secukupnya untuk menghilangkan sisa-sisa deterjen yang dipergunakan untuk mencuci.
Pengisian Air Minum
Pengisian wadah yaitu menggunakan alat dan mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang hygienis.
Ozon adalah molekul gas yang terdiri 3 atom Oksigen dan mempunyai rumus kimia O3. Molekul Ozon bersifat tidak stabil dan akan selalu berusaha mencari ‘sasaran’ untuk dapat melepaskan satu atom Oksigen dengan cara oksidasi, sehingga dapat berubah menjadi molekul oksigen yang stabil (O2). Karena sifat oksidatornya yang sangat kuat, maka Ozon sangat unggul untuk disinfeksi (membunuh kuman), detoksifikasi (menetralkan zat beracun) dan deodorisasi (menghilangkan bau tidak enak) dalam air dan udara.
Dalam hal disinfeksi / sterilisasi air, teknologi Ozon paling unggul dan sangat efektif. Ozon dapat menghancurkan kuman, bakteri, virus, jamur, spora, kista, lumut dan zat organik lainnya. Selain itu, juga dapat menetralisir zat organik / mineral yang berlebihan / beracun. Penggunaan Ozon tidak menghasilkan zat sisa yang membahayakan kesehatan. Bahkan sebaliknya, akan menambahkan kadar olsigen dalam air sehingga lebih segar dan sehat.
Selain itu, teknologi Ozon juga digunakan untuk meningkatkan kualitas air danau / tambak / sungai yang tercemar dan pengolahan limbah pabrik. Ozon juga menghilangkanbau tidak sedap di pabrik / rumah / kantor / mobil seperti bau asap rokok, bau cat, bau karpet baru, dsb. Pengobatan ikan dalam akuarium juga telah menggunakan teknologi ozon. Kolam renang dan spa modern menggunakan ozon untuk menjernihkan dan me4mbunuh kuman. Karenanya, iritasi mata / mata merah sehabis berenang tidak lagi menjadi masalah.
Aplikasi teknologi Ozon yang lain misalnya dalam industri pengolahan daging, dan proses pengawetan buah dan sayur dalam pengiriman. Daging, buah dan sayuran tersebut disimpan dalam udara yang berozon dan dicuci dengan menggunakan air berozon untuk mengurangi efek zat-zat beracunseperti pestisida / herbisida, untuk meningkatkan penampilan, kesegaran dan untuk memperlambat pembusukan.
Karena sifatnya yang alami dan ramah lingkungan, penggunaan teknologi Ozon akan terus berkembang dengan pesat. Ozon, hal sederhana yang mempunyai manfaat besar.
Depot air minum isi ulang adalah usaha industri yang merupakan proses pengolahan air baku menjadi air minum yang kemudian dapat di jual langsung kepada konsumen. Proses pengolahan air pada depot air minum isi ulang pada prinsipnya adalah proses penyaringan (filtrasi) dan proses pemusnahan mikroorganisme (desinfeksi). Proses penyaringan bertujuan untuk memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan campuran yang berbentuk koloid termasuk mikroorganisme dari dalam air, sedangkan proses desinfeksi adalah bertujuan untuk membunuh mikroorganisme yang tidak tersaring pada proses sebelumnya. .
Peralatan Depot Air Minum Isi Ulang
Alat-alat yang digunakan untuk mengolah air baku menjadi air minum pada depot air minum isi ulang adalah :
Storage Tank.
Storage Tank adalah untuk penampungan air baku yang dapat menampung air sebanyak 3000 liter.
Stainless Water Pump.
Stainless Water Pump adalah untuk memompa air baku dari tempat storage tank ke dalam tabung filter.
Tabung Filter.
Tabung filter mempunyai tiga fungsi, yaitu :
Tabung yang pertama adalah active sand media filter berguna untuk menyaring partikel-partikel yang kasar dengan bahan dari pasir atau jenis lain yang efektif dengan fungsi yang sama.
Tabung yang kedua adalah anthracite filter yang berguna untuk menghilangkan kekeruhan air dengan hasil yang maksimal dan efisien.
Tabung yang ketiga adalah granular active carbon media filter yang adalah karbon filter yang berfungsi sebagai penyerap debu, rasa, warna sisa khlor dan bahan organik.
Micro Filter.
Saringan air yang terbuat dari polyprophylene fiber yang berguna untuk menyaring partikel air dengan diameter 10 mikron, 5 mikron, 1 mikron dan 0,4 mikron yang bertujuan untuk memenuhi persyaratan standar air minum yang bersih dan sehat.
Flow Meter.
Flow Meter adalah alat untuk mengukur air yang mengalir ke dalam galon isi ulang.
Lampu ultraviolet dan ozon.
Lampu ultraviolet dan ozon berfungsi untuk desinfeksi/sterilisasi pada air yang telah diolah.
Galon isi ulang.
Galon isi ulang merupakan tempat atau wadah untuk menampung atau menyimpan air minum di dalamnya.
Pengisian tempat atau wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang hygienis.
Persyaratan Proses Produksi Depot Air Minum Isi Ulang
Menurut Keputusan Menperindag RI Nomor 651 / MPP / Kep / 10 / 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya, urutan proses produksi air minum di depot air minum isi ulang adalah sebagai berikut :
Penampungan air baku dan syarat bak penampung depot air minum isi ulang
Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut menggunakan tangki kemudian ditampung dalam bak atau tangki penampung (reservoir). Bak penampung harus dibuat dari bahan tara pangan (food grade), yaitu bebas dari bahan-bahan yang dapat mencemari air. Tangki pengangkutan harus memiliki persyaratan yang terdiri dari :
Tangki khusus digunakan untuk air minum.
Tangki mudah dibersihkan serta di desinfektan dan diberi pengaman.
Tangki harus mempunyai manhole.
Tangki pengisian dan pengeluaran air harus menggunakan kran.
Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku harus memiliki penutup yang baik, disimpan dengan aman dan dilindungi dari kontaminasi.
Tangki, galang, pompa dan sambungan harus terbuat dari bahan tara pangan (food grade), tahan terhadap korosi dan bahan kimia yang dapat mencemari air. Tangki pengangkutan harus selalu dibersihkan, disanitasi dan desinfeksi bagian luar dan setidaknya minimal 3 (tiga) bulan sekali.
Penyaringan Air Minum
Penyaringan bertahap terdiri atas:
Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif dengan fungsi yang sama. Fungsi saringan pasir adalah menyaring partikel-partikel yang kasar. Bahan yang dipakai adalah butir-butir silica (SiO2) minimal 80%.
Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor dan bahan organik. Daya serap terhadap Iodine (I2) minimal 75%.
Saringan/Filter lainnya yang berfungsi sebagai saringan halus berukuran maksimal 10 (sepuluh) micron.
Desinfeksi Air Minum
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman patogen. Proses desinfeksi dengan menggunakan ozon (O3) terjadi dalam tangki atau alat pencampur ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 0,1 ppm dan residu ozon yaitu sesaat setelah pengisian berkisar antara 0,06 – 0,1 ppm. Tindakan desinfeksi selain menggunakan ozon, dapat juga dilakukan dengan cara penyinaran Ultra Violet (UV) dengan panjang gelombang 254 nm atau kekuatan 25370 A dengan intensitas minimum 10.000 mw detik per cm².
Pembilasan, Pencucian dan Sterilisasi Wadah Air Minum
Wadah yang dapat digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara pangan (food grade) dan bersih. Depot air minum wajib memeriksa wadah yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk digunakan sebagai tempat air minum. Wadah yang akan diisi harus disanitasi dengan menggunakan ozon (O3) atau air ozon (air yang mengandung ozon).
Apabila dilakukan pencucian wadah, harus dilakukan dengan menggunakan jenis-jenis deterjen yang tara pangan (food grade) dan menggunakan air bersih dengan suhu berkisar 60-850C, kemudian dibilas dengan air minum/air produk secukupnya untuk menghilangkan sisa-sisa deterjen yang dipergunakan untuk mencuci.
Pengisian Air Minum
Pengisian wadah yaitu menggunakan alat dan mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang hygienis.
Minggu, 15 September 2019
Pengolahan Air Minum Isi Ulang
Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Didalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air.
Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80 %.
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam-macam cucian) dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO, di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air 30-60 liter per hari.
Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu untuk keperluan minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.
Agar air minum tidak menyebabkan penyakit maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :
1. Syarat Fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.
2. Syarat Bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
3. Syarat Kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Bahan-bahan atau zat kimia yang terdapat dalam air yang ideal antara lain sebagai berikut :
--------------------------------------------------------------------
Jenis Bahan Kadar yang Dibenarkan (mg/liter)
--------------------------------------------------------------------
Fluor (F) 1-1,5
Chlor (Cl) 250
Arsen (As) 0,05
Tembaga (Cu) 1,0
Besi (Fe) 0,3
Zat organik 10
Ph (keasaman) 6,5-9,0
CO2 0
--------------------------------------------------------------------
Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.
Sumber-Sumber Air Minum
Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air ini, sebagai berikut :
1. Air Hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum. Tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya.
2. Air Sungai dan Danau
Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau ini. Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.
3. Mata Air
Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu air dari mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.
4. Air Sumur Dangkal
Air ini keluar dari dalam tanah maka juga disebut air tanah. Air berasal dari lapisan air didalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum.
5. Air Sumur Dalam
Air ini berasal dari lapisan air kedua didalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya diatas 15 meter. Oleh karena itu sebagaian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).
Pengolahan Air Minum Secara Sederhana
Seperti telah disebutkan didalam uraian terdahulu bahwa air minum yang sehat harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung (protected) sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu.
Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut :
1. Pengolahan Secara Alamiah
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan (storage) dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air kali, air sumur dan sebagainya. Didalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap.
2. Pengolahan Air dengan Menyaring
Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir. Lebih lanjut akan diuraikan kemudian. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.
3. Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya chlor).
4. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat keasaman air.
5. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. Dilihat dari konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi 2 yakni :
5.1 Pengolahan Air Minum untuk Umum
5.1.1 Penampungan Air Hujan
Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan air untuk umum.
Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak penampungan tersebut secara bakteriologik belum terjamin untuk itu maka kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri misalnya dengan merebus air tersebut.
5.1.2 Pengolahan Air Sungai
Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampung I tadi diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air dialirkan ke bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri bila air akan diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.
5.1.3 Pengolahan Mata Air
Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola dengan melindungi sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan ke rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa bambu atau penduduk dapat langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindungi tersebut.
5.2 Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga
5.2.1 Air Sumur
Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah pedesaan masih mahal, disamping itu teknologi masih dianggap tinggi untuk masyarakat pedesaan. Yang lebih umum di daerah pedesaan adalah sumur gali.
Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya, perlu adanya syarat-syarat sebagai berikut :
- Harus ada bibir sumur agar bila musim huujan tiba, air tanah tidak akan masuk ke
dalamnya.
- Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari ppermukaan tanah harus ditembok, agar
air dari atas tidak dapat mengotori air sumur.
- Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bbawah sumur tersebut untuk mengurangi
kekeruhan.
Sebagai pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat dimasukkan suatu zat yang dapat membentuk endapan, misalnya aluminium sulfat (tawas).
Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan menyaringnya dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas.
5.2.2 Air Hujan
Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan melalui penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat melakukan penampungan air hujan dari atapnya masing-masing melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi masalah tetapi pada musim kemarau mungkin menjadi masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat penampungan air hujan yang lebih besar agar mempunyai tandon (storage) untuk musim kemarau.
Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80 %.
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam-macam cucian) dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO, di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air 30-60 liter per hari.
Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu untuk keperluan minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.
Agar air minum tidak menyebabkan penyakit maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :
1. Syarat Fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.
2. Syarat Bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
3. Syarat Kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Bahan-bahan atau zat kimia yang terdapat dalam air yang ideal antara lain sebagai berikut :
--------------------------------------------------------------------
Jenis Bahan Kadar yang Dibenarkan (mg/liter)
--------------------------------------------------------------------
Fluor (F) 1-1,5
Chlor (Cl) 250
Arsen (As) 0,05
Tembaga (Cu) 1,0
Besi (Fe) 0,3
Zat organik 10
Ph (keasaman) 6,5-9,0
CO2 0
--------------------------------------------------------------------
Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.
Sumber-Sumber Air Minum
Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air ini, sebagai berikut :
1. Air Hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum. Tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya.
2. Air Sungai dan Danau
Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau ini. Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.
3. Mata Air
Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu air dari mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.
4. Air Sumur Dangkal
Air ini keluar dari dalam tanah maka juga disebut air tanah. Air berasal dari lapisan air didalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum.
5. Air Sumur Dalam
Air ini berasal dari lapisan air kedua didalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya diatas 15 meter. Oleh karena itu sebagaian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).
Pengolahan Air Minum Secara Sederhana
Seperti telah disebutkan didalam uraian terdahulu bahwa air minum yang sehat harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung (protected) sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu.
Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut :
1. Pengolahan Secara Alamiah
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan (storage) dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air kali, air sumur dan sebagainya. Didalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap.
2. Pengolahan Air dengan Menyaring
Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir. Lebih lanjut akan diuraikan kemudian. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.
3. Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya chlor).
4. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat keasaman air.
5. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. Dilihat dari konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi 2 yakni :
5.1 Pengolahan Air Minum untuk Umum
5.1.1 Penampungan Air Hujan
Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan air untuk umum.
Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak penampungan tersebut secara bakteriologik belum terjamin untuk itu maka kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri misalnya dengan merebus air tersebut.
5.1.2 Pengolahan Air Sungai
Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampung I tadi diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air dialirkan ke bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri bila air akan diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.
5.1.3 Pengolahan Mata Air
Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola dengan melindungi sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan ke rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa bambu atau penduduk dapat langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindungi tersebut.
5.2 Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga
5.2.1 Air Sumur
Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah pedesaan masih mahal, disamping itu teknologi masih dianggap tinggi untuk masyarakat pedesaan. Yang lebih umum di daerah pedesaan adalah sumur gali.
Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya, perlu adanya syarat-syarat sebagai berikut :
- Harus ada bibir sumur agar bila musim huujan tiba, air tanah tidak akan masuk ke
dalamnya.
- Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari ppermukaan tanah harus ditembok, agar
air dari atas tidak dapat mengotori air sumur.
- Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bbawah sumur tersebut untuk mengurangi
kekeruhan.
Sebagai pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat dimasukkan suatu zat yang dapat membentuk endapan, misalnya aluminium sulfat (tawas).
Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan menyaringnya dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas.
5.2.2 Air Hujan
Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan melalui penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat melakukan penampungan air hujan dari atapnya masing-masing melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi masalah tetapi pada musim kemarau mungkin menjadi masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat penampungan air hujan yang lebih besar agar mempunyai tandon (storage) untuk musim kemarau.
Pengolahan Air Minum PDAM
PDAM merupakan perusahaan milik daerah yang bergerak di bidang pengolahan dan pendistribusian air bersih.Beberapa fasilitas yang dimilki dalam pemprosesan air bersih antara lain : intake, menara air, clarifier, pulsator, filter, dan reservoir. Semua perlatan – peralatan tadi dapat dioperasikan melalui system computer yang ada. Selain berbagai macam peralatan, PDAM juga menggunakan bahan kimia seperti : kaporit dan tawas dalam proses pengolahan air bersih. Air yang diproduksi dipantau kualitasnya oleh laboratorium. Sehingga air yang dihasilkan selalu memenuhi standar kesehatan air bersih.
1. Intake
Intake merupakan bangunan yang berfungsi untuk menangkap air dari badan air (sungai) sesuai dengan debit yang diperlukan bagi pengolahan air bersih.
2. Menara air baku
Menara air baku berfungsi mengontrol dan mengatur laju alir dan tinggi permukaan air baku agar tetap konstan, sehingga proses pengolahan berupa pembubuhan bahan kimia, koagulasi, pengendapan, dan penyaringan dapat berjalan dengan baik serta maksimal.
3. Clarifier
Clarifier sebagai tempat terjadinya koagulasi. Di Clarifier air dibersihkan dari kotoran-kotoran dengan cara mengendapkan kotoran-kotoran yang terdapat didalam air tersebut pada lamlar yang berupa jaring-jaring besi pada bagian bawah Clarifier. Kotoran-kotoran yang mengendap akan dibuang melalui pipa saluran pembuangan.
4. Rapid mixing (bangunan pengaduk cepat)
Bangunan pengaduk cepat berfungsi sebagai tempat pencampuran koagulan dengan air baku sehingga terjadi proses koagulasi.
5. Slow mixing (bangunan pengaduk lambat)
Proses pengadukan lambat (slow mixing) terjadi pada pulsator
Di sini flok – flok yang lebih besar akan terbentuk dan stabil, sehingga akan lebih mudah untuk diendapkan dan disaring. Cara kerja pulsator yaitu dengan sistem ruang hampa bekerja dengan menaikkan dan menurunkan air, sehingga flok – flok yang ada dapat bercampur. Lumpur dari endapan partikel flokulen dibuang setiap 15 (lima belas) menit sekali. Setelah mengalami proses pada pulsator, diharapkan tingkat kekeruhan air mencapai 1 FTU yang selanjutnya akan diproses di filter.
6. Bangunan filtrasi
Bangunan filtrasi yang berfungsi sebagai tempat proses penyaringan butir-butir yang tidak ikut terendap pada bak sedimentasi dan juga berfungsi sebagai penyaring mikroorganisme atau bakteri yang ikut larut dalam air. Bangunan filtrasi biasanya menggunakan pasir silica yang berwarna hitam setebal 80 cm dan juga kerikil. Pasir ini digunakan karena lebih berat dan lebih menempel flok-floknya.
7. Reservoir
Bangunan reservoir merupakan bangunan tempat penampungan air bersih yang telah diolah sebelum didistribusikan ke rumah-rumah pelanggan.
Proses pengolahan nya, dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:
Penyaringan dan Pengendapan
Penyaringan dan pengendapan bertujuan untuk memisahkan air baku dari zat-zat, seperti: sampah, daun, rumput, pasir dan lain-lain berdasarkan berat jenis zat.
Koagulasi
Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia Al2(SO4)3 (Tawas) kedalam air agar kotoran dalam air yang berupa padatan resuspensi misalnya zat warna organik, lumpur halus, bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat mengendap.
Flokulasi
Flokulasi adalah proses pembentukan flok sebagai akibat gabungan dari koloid-koloid dalam air baku (air sungai) dengan koagulan. Pembentukan flok akan terjadi dengan baik jika di tambahkan koagulan kedalam air baku (air sungai) kemudian dilakukan pengadukan lambat.
Sedimentasi
Setelah proses koagulasi dan flokulasi, air tersebut di diamkan sampai gumpalan kotoran yang terjadi mengendap semua. Setelah kotoran mengendap air akan tampak lebih jernih.
Filtrasi
Pada proses pengendapan tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan semua. Butiran gumpalan kotoran kotoran dengan ukuran yang besar dan berat akan mengendap, sedangkan yang berukuran kecil dan ringan masih melayang-layang dalam air. Untuk mendapatkan air yang betul-betul jernih harus dilakukan proses penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah diendapkan kotorannya ke bak penyaring yang terdiri dari saringan pasir silika.
Desinfeksi
Pemberian desinfektan (gas khlor) pada air hasil penyaringan bertujuan agar dapat mereduksi konsentrasi bakteri secara umum dan menghilangkan bakteri pathogen (bakteri penyebeb penyakit).
Pengolahan Air Limbah 2
Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) (wastewater treatment plant, WWTP), adalah sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain. Fungsi dari IPAL mencakup:
Pengolahan air limbah pertanian, untuk membuang kotoran hewan, residu pestisida, dan sebagainya dari lingkungan pertanian.
Pengolahan air limbah perkotaan, untuk membuang limbah manusia dan limbah rumah tangga lainnya.
Pengolahan air limbah industri, untuk mengolah limbah cair dari aktivitas manufaktur sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktivitas pertambangan.
Meski demikian, dapat juga didesain sebuah fasilitas pengolahan tunggal yang mampu melakukan beragam fungsi.[1] Beberapa metode seperti biodegradasi diketahui tidak mampu menangani air limbah secara efektif, terutama yang mengandung bahan kimia berbahaya
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam (resources recovery). Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan meWtode dan keterampilan khusus untuk masing-masing jenis zat.
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan dan antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya tipe zat sampah, lahan yang digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan lahan.
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:
mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis (pemanfaatan sampah), atau
mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di antaranya angin yang berbau sampah, menarik berkumpulnya hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas metana dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.
Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau plastik pelapis. Sampah biasanya dipadatkan untuk mengurangi volume dan menambah kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
Proses pemilahan sampah yang masih memiliki nilai secara materiil untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang (reuse). Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil energi dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik.
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium, kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang dari produk yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pencegahan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman
Pengolahan air limbah pertanian, untuk membuang kotoran hewan, residu pestisida, dan sebagainya dari lingkungan pertanian.
Pengolahan air limbah perkotaan, untuk membuang limbah manusia dan limbah rumah tangga lainnya.
Pengolahan air limbah industri, untuk mengolah limbah cair dari aktivitas manufaktur sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktivitas pertambangan.
Meski demikian, dapat juga didesain sebuah fasilitas pengolahan tunggal yang mampu melakukan beragam fungsi.[1] Beberapa metode seperti biodegradasi diketahui tidak mampu menangani air limbah secara efektif, terutama yang mengandung bahan kimia berbahaya
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam (resources recovery). Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan meWtode dan keterampilan khusus untuk masing-masing jenis zat.
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan dan antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya tipe zat sampah, lahan yang digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan lahan.
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:
mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis (pemanfaatan sampah), atau
mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di antaranya angin yang berbau sampah, menarik berkumpulnya hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas metana dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.
Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau plastik pelapis. Sampah biasanya dipadatkan untuk mengurangi volume dan menambah kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
Proses pemilahan sampah yang masih memiliki nilai secara materiil untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang (reuse). Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil energi dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik.
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium, kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang dari produk yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pencegahan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman
Sabtu, 07 September 2019
Pengolahan Air Limbah 1
Air Limbah
Pengolahan air limbah adalah suatu proses yang dijalankan untuk menghilangkan atau membersihkan limbah (effluent) atau limbah hasil kegiatan industri, komersial atau rumah tangga dari air sehingga air dapat dimanfaatkan kembali oleh lingkungan tanpa memberikan dampak negatif ataupun dapat digunakan kembali dalam proses industri, komersial dan rumah tangga tersebut. Kegiatan pengolahan ini dilakukan dalam 3 atau lebih tahapan yang spesifik, tergantung pada komposisi dan tingkat limbah yang terkandung dalam air limbah.
Pengolahan Awal atau Pra Pengolahan
Tujuan dari proses pengolahan awal ialah untuk membuang material dan bahan-bahan yang kasar dan padat yang ditemukan pada effluent air limbah mentah. Pembuangan bahan-bahan ini diperlukan untuk meningkatkan efektivitas kegiatan operasional dan meminimalisir usaha yang dilakukan dalam merawat dan memperbaiki peralatan yang digunakan dalam tahapan pengolahan selanjutnya. Kegiatan pengolahan awal ini umumnya meliputi penyaringan bahan kasar (coarse screening), pembuangan kotoran (grit removal), dan, dalam beberapa kasus, kominusi atau pengurangan ukuran (comminution) material limbah yang berukuran besar.
Pengolahan Primer
Tujuan dari proses pengolahan primer ialah untuk membuang bahan-bahan padat, baik yang organik maupun anorganik, dengan teknik sedimentasi, serta untuk membuang bahan-bahan yang terapung dalam limbah dengan teknik skimming. Kira-kira sebanyak 25%-50% Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand - BOD5), 50%-70& dari padatan tersuspensi total (total suspended solids), dan 65% dari minyak dan gris (grease) yang ada dalam air limbah akan dibuang dalam proses pengolahan primer. Beberapa zat yang berasal dari makhluk hidup, seperti nitrogen dan fosfor, serta logam berat yang tergolong dalam benda padat juga turut dibuang dalam proses sedimentasi primer. Namun, zat koloid sisa dan bahan-bahan terlarut lainnya tidak terpengaruh oleh proses ini.
Pengolahan Sekunder
Tujuan dari proses pengolahan sekunder setelah menerima effluent dari proses pengolahan primer adalah membuang bahan organik dan bahan padat tersuspensi lainnya yang masih tertinggal. Tahapan ini meliputi pembuangan bahan organik koloid dan terlarut yang dapat terdegradasi secara biologis (biodegradable) dengan menggunakan proses pengolahan biologis secara aerobik. Pengolahan biologis aerobik ini terjadi saat ada bakteri aerobik yang menggunakan oksigen untuk mengubah bahan organik yang ada di dalam air limbah menjadi energi (proses metabolisme), sehingga dapat menghasilkan lebih banyak mikroorganisme dan bahan anorganik sebagai hasil akhir (yang paling utama ialah CO2, NH3, dan H2O).
Dalam suatu kondisi di mana terdapat konsentrasi tinggi kebutuhan oksigen kimia (chemical oxygen demand - COD), misalnya > 3.000 ppm, proses pencernaan secara anaerobik lebih umum digunakan dalam proses pengolahan sekunder. Dalam proses pencernaan ini, bakteri anaerobik dan fakultatif mengubah bahan organik yang ada di dalam lumpur limbah (sludge) menjadi energi (proses metabolisme), sehingga akan mengurangi volume pembuangan akhir, menstabilkan limbah, dan meningkatkan sifat pengeringannya (dewatering). Proses tersebut dilakukan dalam tangki tertutup (disebut juga anaerobic digesters) sedalam 7 sampai 14 m. Waktu yang diperlukan bakteri dalam tangki tersebut berbeda-beda, dari 1 hari hingga 60 hari atau lebih dihitung dalam standard-rate digesters. Gas yang dihasilkan selama proses ini memiliki kandungan metana sebesar 60 hingga 65% dan dapat dimanfaatkan kembali sebagai sumber energi.
Pengolahan Tersier
Pengolahan tersier merupakan pengolahan tambahan yang dilakukan setelah pengolahan sekunder. Proses ini membuang lebih dari 99% zat lain (impurities) dalam air limbah, sehingga menghasilkan air hasil limbah yang paling baik kualitasnya. Teknologi yang digunakan dalam proses ini sangatlah mahal dan membutuhkan operator pabrik pengolahan yang berpengalaman dan berpengetahuan teknis yang mumpuni.
Pengeringan
Bahan-bahan padat-biologis (bio-solids) yang diperoleh dari proses pengolahan limbah harus dikeringkan untuk mengurangi volumenya serta mengefisiensikan biaya pembuangan. Seperti yang diperlukan dalam proses pengolahan, limbah (sludge) tersebut dapat dibuang untuk kemudian diolah kembali melalui unit pengering seperti belt filter presses dan centrifuges. Bahan kimia lainnya juga dapat digunakan untuk menjamin kandungan kelembapan pada cake (lumpur dengan konsentrasi padatan yang tinggi) berada pada titik terendah.
Tim teknik Lautan Luas bekerja sama secara intens dengan para pelanggan untuk mengidentifikasi bahan kimia yang paling cocok serta mengoptimalkan kadar dosisnya sehingga biaya proses yang paling rendah dapat tercapai.
Defoamers
Mengurangi jumlah busa.
Pengolahan air limbah adalah suatu proses yang dijalankan untuk menghilangkan atau membersihkan limbah (effluent) atau limbah hasil kegiatan industri, komersial atau rumah tangga dari air sehingga air dapat dimanfaatkan kembali oleh lingkungan tanpa memberikan dampak negatif ataupun dapat digunakan kembali dalam proses industri, komersial dan rumah tangga tersebut. Kegiatan pengolahan ini dilakukan dalam 3 atau lebih tahapan yang spesifik, tergantung pada komposisi dan tingkat limbah yang terkandung dalam air limbah.
Pengolahan Awal atau Pra Pengolahan
Tujuan dari proses pengolahan awal ialah untuk membuang material dan bahan-bahan yang kasar dan padat yang ditemukan pada effluent air limbah mentah. Pembuangan bahan-bahan ini diperlukan untuk meningkatkan efektivitas kegiatan operasional dan meminimalisir usaha yang dilakukan dalam merawat dan memperbaiki peralatan yang digunakan dalam tahapan pengolahan selanjutnya. Kegiatan pengolahan awal ini umumnya meliputi penyaringan bahan kasar (coarse screening), pembuangan kotoran (grit removal), dan, dalam beberapa kasus, kominusi atau pengurangan ukuran (comminution) material limbah yang berukuran besar.
Pengolahan Primer
Tujuan dari proses pengolahan primer ialah untuk membuang bahan-bahan padat, baik yang organik maupun anorganik, dengan teknik sedimentasi, serta untuk membuang bahan-bahan yang terapung dalam limbah dengan teknik skimming. Kira-kira sebanyak 25%-50% Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand - BOD5), 50%-70& dari padatan tersuspensi total (total suspended solids), dan 65% dari minyak dan gris (grease) yang ada dalam air limbah akan dibuang dalam proses pengolahan primer. Beberapa zat yang berasal dari makhluk hidup, seperti nitrogen dan fosfor, serta logam berat yang tergolong dalam benda padat juga turut dibuang dalam proses sedimentasi primer. Namun, zat koloid sisa dan bahan-bahan terlarut lainnya tidak terpengaruh oleh proses ini.
Pengolahan Sekunder
Tujuan dari proses pengolahan sekunder setelah menerima effluent dari proses pengolahan primer adalah membuang bahan organik dan bahan padat tersuspensi lainnya yang masih tertinggal. Tahapan ini meliputi pembuangan bahan organik koloid dan terlarut yang dapat terdegradasi secara biologis (biodegradable) dengan menggunakan proses pengolahan biologis secara aerobik. Pengolahan biologis aerobik ini terjadi saat ada bakteri aerobik yang menggunakan oksigen untuk mengubah bahan organik yang ada di dalam air limbah menjadi energi (proses metabolisme), sehingga dapat menghasilkan lebih banyak mikroorganisme dan bahan anorganik sebagai hasil akhir (yang paling utama ialah CO2, NH3, dan H2O).
Dalam suatu kondisi di mana terdapat konsentrasi tinggi kebutuhan oksigen kimia (chemical oxygen demand - COD), misalnya > 3.000 ppm, proses pencernaan secara anaerobik lebih umum digunakan dalam proses pengolahan sekunder. Dalam proses pencernaan ini, bakteri anaerobik dan fakultatif mengubah bahan organik yang ada di dalam lumpur limbah (sludge) menjadi energi (proses metabolisme), sehingga akan mengurangi volume pembuangan akhir, menstabilkan limbah, dan meningkatkan sifat pengeringannya (dewatering). Proses tersebut dilakukan dalam tangki tertutup (disebut juga anaerobic digesters) sedalam 7 sampai 14 m. Waktu yang diperlukan bakteri dalam tangki tersebut berbeda-beda, dari 1 hari hingga 60 hari atau lebih dihitung dalam standard-rate digesters. Gas yang dihasilkan selama proses ini memiliki kandungan metana sebesar 60 hingga 65% dan dapat dimanfaatkan kembali sebagai sumber energi.
Pengolahan Tersier
Pengolahan tersier merupakan pengolahan tambahan yang dilakukan setelah pengolahan sekunder. Proses ini membuang lebih dari 99% zat lain (impurities) dalam air limbah, sehingga menghasilkan air hasil limbah yang paling baik kualitasnya. Teknologi yang digunakan dalam proses ini sangatlah mahal dan membutuhkan operator pabrik pengolahan yang berpengalaman dan berpengetahuan teknis yang mumpuni.
Pengeringan
Bahan-bahan padat-biologis (bio-solids) yang diperoleh dari proses pengolahan limbah harus dikeringkan untuk mengurangi volumenya serta mengefisiensikan biaya pembuangan. Seperti yang diperlukan dalam proses pengolahan, limbah (sludge) tersebut dapat dibuang untuk kemudian diolah kembali melalui unit pengering seperti belt filter presses dan centrifuges. Bahan kimia lainnya juga dapat digunakan untuk menjamin kandungan kelembapan pada cake (lumpur dengan konsentrasi padatan yang tinggi) berada pada titik terendah.
Tim teknik Lautan Luas bekerja sama secara intens dengan para pelanggan untuk mengidentifikasi bahan kimia yang paling cocok serta mengoptimalkan kadar dosisnya sehingga biaya proses yang paling rendah dapat tercapai.
Defoamers
Mengurangi jumlah busa.
Pencemaran Air oleh Panas
Pencemaran limbah cair panas (Thermal Pollution)
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).
Pengertian Pencemaran limbah cair panas (Thermal Pollution)
Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001).
Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsure pencemar, yang pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia. Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu.
Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati batas). Pencemaran air mengacu pada perubahan fisik, biologi, kimia dan kondisi badan air yang akan mengganggu keseimbangan ekosistem. Seperti jenis polusi, hasil polusi air bila jumlah besar limbah yang berasal dari berbagai sumber polutan tidak dapat lagi ditampung oleh ekosistem alam. Akibatnya, bila limbah tidak dihancurkan secepat diproduksi, mereka membuat organisme lain yang tidak menguntungkan bagi manusia dan banyak. Tapi itu belum semuanya. Pelajari lebih lanjut tentang apa yang menyebabkan pencemaran air. Sebenarnya ada alasan tertentu yang berada di belakang apa yang menyebabkan pencemaran air. Namun, penting untuk membiasakan diri dengan dua kategori utama pencemaran air. polusi Beberapa datang langsung dari lokasi tertentu seseorang. Jenis polusi disebut pencemaran sumber titik seperti pipa air tercemar limbah yang mengalir ke sungai dan lahan pertanian. Sementara itu, polusi sumber non-titik adalah polusi yang berasal dari daerah-daerah besar seperti bensin dan kotoran lain dari jalan raya yang masuk ke danau dan sungai Air panas dari pembangkit listrik disebut polusi termal. Ini membunuh hewan air dan tumbuhan dengan mengurangi kandungan oksigen dari air. Power tanaman menggunakan air untuk mendinginkan mesin mereka, sehingga mengubah suhu air.
Selain dari polusi termal, ada juga organik dan anorganik polutan. Limbah organik termasuk menolak dari rumah-rumah pembantaian, ikan dan pabrik pengalengan daging, dan perusahaan penyamakan kulit, pembuatan tanaman, pestisida dan perusahaan-perusahaan minyak mentah. Sejak limbah organik yang terurai oleh mikroorganisme, sebagian besar oksigen terlarut dalam air digunakan dan pembuang mulai berbau busuk.
Limbah anorganik termasuk zat beracun dan korosif seperti asam, logam berat, merkuri, kadmium dan timbal yang dapat mengganggu proses tubuh normal. produsen baterai, pertambangan, pabrik kertas meningkatkan konsentrasi membuat air raksa berbahaya dan beracun untuk hal-hal yang paling hidup .
Sumber Limbah Panas
Salah satu penyebab utama pencemaran air yang telah menyebabkan masalah kesehatan lingkungan yang serius dan merupakan polutan yang berasal dari bahan kimia dan proses industri. Ketika pabrik-pabrik dan produsen menuangkan bahan kimia dan limbah ternak langsung ke sungai dan sungai, air menjadi beracun dan tingkat oksigen yang habis menyebabkan banyak organisme air mati. Limbah ini termasuk pelarut dan zat-zat beracun. Sebagian besar limbah tidak biodegradable. tanaman Power, pabrik kertas, kilang, pabrik-pabrik mobil membuang sampah ke sungai.
Instalasi pembangkit listrik.
Sejauh ini, jumlah terbesar dari buangan limbah panas ke laut adalah dari pembangkit listrik. Sekitar 20 juta meter kubik air pendingin dengan suh 12 oC di atas suhu air laut, di buang oleh pembangkit listrik tenaga minyak atau batu bara dengan tenaga 1000 MW (Clark, 1997 dalam Mukhtasor 2006). Sedangkan pembangkit listrik tenaga nuklir menghasilkan air pendingin dengan suhu sekitar 15oC diatas suhu laut.
Limbah air panas dari instalasi pembangkit listrik biasanya dibuang secara langsung ke sungai sehingga meningkatkan suhu air dan menimbulkan pencemaran termal. Kenaikan suhu 10 derajat dapat mempercepat aktivitas metabolisme biota air menjadi dua kali dari biasanya. Karena masing-masing jenis biota air memiliki kecepatan metabolik yang berbeda, maka biota air hanya dapat hidup pada rentangan suhu tertentu yang berbeda-beda untuk setiap kelompok biota. Populasi hewan air akan menurun pada suhu tinggi, hanya sedikit jenis hewan yang dapat hidup pada suhu di atas 40oC. Tumbuhan lebih tahan terhadap kenaikan suhu. Kenaikan suhu air akan menurunkan prosentasi kelarutan oksigen. Pengaruh polusi thermal juga meningkatkan toksisitas zat kimia tertentu. Minyak dan petrokimia sejenis yang mencemari perairan akan membentuk lapisan tipis di permukaan air yang menghalangi pertukaran oksigen dalam air dengan di atmosfer. Hal ini menyebabkan penurunan kandungan oksigen dalam air.
Untuk menghilangkan radiasi thermal, cukup dengan mendinginkan ruang tersebut pada temperatur nol absolut. Secara teori, pada temperatur ini tidak ada radiasi thermal dan semua partikel akan diam serta ruangan pun akan kosong dari partikel yang berseliweran. Namun hasil penelitian mutakhir menunjukkan hal yang baru. Pada kondisi hampa seperti diatas masih terdapat radiasi yang tetap ada walau temperatur telah diturunkan hingga nol absolut. Radiasi ini disebut dengan “zero point radiation”, dinamakan demikian karena sesuai dengan sifatnya yang tetap muncul pada temperatur nol absolut, dan energi pembangkitnya disebut dengan“zero.point.energy” (ZPE) .
Cooling water industri.
Pendinginan buangan limbah panas biasanya terjadi karena tercampur dengan air laut. Area yang terpengaruh oleh limbah ini dibatasi oleh plume air panas dan kecepatan arus lingkungan di sekitarnya. Meskipun demikian arah arus yang membawa plume dapat berubah karena arus pasang surut dan dengan demikian total area terpengaruh akan menjadi lebih besar daripada yang terlihat pertama kali (Mukhtasor, 2006)
Selain itu, kadang-kadang pembuangan air bekas pendingin ini juga menyebabkan pemerataan peningkatan kadar padatan terlarut yang mengakibatkan terjadinya sedimen di air laut pada daerahdisekitar pembuangan. Karena sifat pembuangan yang berlangsung terus menerus, maka sifat keberadaan padatan terlarut di air laut cenderung tidak berbalik (teta pada, sulit larut kembali, dan cenderung untuk membentuk sedimen) (Mukhtasor, 2006). Sangat sulit untuk membedakan dampak/ efek dari limbah panas dengan limbah yang lain. Karena air pendingin umumnya telah diolah, dan terkadang diselingi dengan pemberian klorin untuk menghalangi pengendapan organismo pada sistem heat-exchange. Scouring yang terjadi di dasar laut di sebabkan oleh aliran plume yang dapat merubah aliran alami lingkungan laut dan juga akan mempengaruhi biota laut (Mukhtasor, 2006).
Dampak dan solusi polusi termal
Pencemaran air limbah panas (Thermal Pollution) adalah masukan dalam jumlah besar air yang mengalami pemanasan dari satu atau sejumlah industry yang menggunakan sumber yang sama sehingga temperature airnya melebihi kondisi normalnya serta dapat menyebabkan efek merugikan pada kehidupan perairannya. Industry air pendingin merupakan sumber awal panas dimana [embangkit tenaga listrik menggunakan 80% air pendingin (Neves dan Lourenco 1996; Kristanto, 2002 dalam Huboyo dan Zaman, 2007).
Luas pengaruh limbah panas tergantung pada beberapa factor yaitu
1. volume air limbah,
2. temperature air limbah,
3. arus
4. sirkulasi massa air tempat pembuangan limbah panas
limbah panas menyebabkan pengaruh baik fisik, kimia maupun biologi. Secara fisika, berpengaruh terhadap densitas, viskositas, tekanan uap, dan kelarutan. Pengaruh terhadap densitas dan viskositas berdasarkan hukum stokes tentang pengendapan padatan dalam medium non-turbulent
Efek temperatur mempunyai dampak spesifik sehingga perlu dipelajari efeknya terhadap spesies lokal yang penting. Tingkat oksigen dan salinitas turut mempengaruhi efek tersebut. Penurunan oksigen terlarut dan kenaikan laju metabolisme dapat berkombinasi yang memnuat lingkungan kurang sesuai bagi kehidupan ikan. (Sunarsih, 1996).
Temperatur air yang lebih hangat menyebabkan organisme perairan mengalami peningkatan laju respirasi dan peningkatan konsumsi oksigen serta lebih mudah terkena penyakit, parasit dan bahan kimia beracun. Sedangkan untuk meminimalisir efek panas yang berlebihan terhadap ekosistem perairan adalah melalui mengurangi penggunaan dan pembuangan listrik dan pembatasan jumlah buangan air panas ke dalam badan air yang sama, control dengan difusi, menstransfer panas dari air ke atmosfir dengan tower pendingin basah atau kering, pembuangan air panas kedalam kolam yang dangkal atau kanal untuk pendinginan dan memanfaatkan kembali (reuse) sebagai air pendingin (cooling water) (Huboyo dan Zaman, 2007).
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).
Pengertian Pencemaran limbah cair panas (Thermal Pollution)
Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001).
Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsure pencemar, yang pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia. Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu.
Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati batas). Pencemaran air mengacu pada perubahan fisik, biologi, kimia dan kondisi badan air yang akan mengganggu keseimbangan ekosistem. Seperti jenis polusi, hasil polusi air bila jumlah besar limbah yang berasal dari berbagai sumber polutan tidak dapat lagi ditampung oleh ekosistem alam. Akibatnya, bila limbah tidak dihancurkan secepat diproduksi, mereka membuat organisme lain yang tidak menguntungkan bagi manusia dan banyak. Tapi itu belum semuanya. Pelajari lebih lanjut tentang apa yang menyebabkan pencemaran air. Sebenarnya ada alasan tertentu yang berada di belakang apa yang menyebabkan pencemaran air. Namun, penting untuk membiasakan diri dengan dua kategori utama pencemaran air. polusi Beberapa datang langsung dari lokasi tertentu seseorang. Jenis polusi disebut pencemaran sumber titik seperti pipa air tercemar limbah yang mengalir ke sungai dan lahan pertanian. Sementara itu, polusi sumber non-titik adalah polusi yang berasal dari daerah-daerah besar seperti bensin dan kotoran lain dari jalan raya yang masuk ke danau dan sungai Air panas dari pembangkit listrik disebut polusi termal. Ini membunuh hewan air dan tumbuhan dengan mengurangi kandungan oksigen dari air. Power tanaman menggunakan air untuk mendinginkan mesin mereka, sehingga mengubah suhu air.
Selain dari polusi termal, ada juga organik dan anorganik polutan. Limbah organik termasuk menolak dari rumah-rumah pembantaian, ikan dan pabrik pengalengan daging, dan perusahaan penyamakan kulit, pembuatan tanaman, pestisida dan perusahaan-perusahaan minyak mentah. Sejak limbah organik yang terurai oleh mikroorganisme, sebagian besar oksigen terlarut dalam air digunakan dan pembuang mulai berbau busuk.
Limbah anorganik termasuk zat beracun dan korosif seperti asam, logam berat, merkuri, kadmium dan timbal yang dapat mengganggu proses tubuh normal. produsen baterai, pertambangan, pabrik kertas meningkatkan konsentrasi membuat air raksa berbahaya dan beracun untuk hal-hal yang paling hidup .
Sumber Limbah Panas
Salah satu penyebab utama pencemaran air yang telah menyebabkan masalah kesehatan lingkungan yang serius dan merupakan polutan yang berasal dari bahan kimia dan proses industri. Ketika pabrik-pabrik dan produsen menuangkan bahan kimia dan limbah ternak langsung ke sungai dan sungai, air menjadi beracun dan tingkat oksigen yang habis menyebabkan banyak organisme air mati. Limbah ini termasuk pelarut dan zat-zat beracun. Sebagian besar limbah tidak biodegradable. tanaman Power, pabrik kertas, kilang, pabrik-pabrik mobil membuang sampah ke sungai.
Instalasi pembangkit listrik.
Sejauh ini, jumlah terbesar dari buangan limbah panas ke laut adalah dari pembangkit listrik. Sekitar 20 juta meter kubik air pendingin dengan suh 12 oC di atas suhu air laut, di buang oleh pembangkit listrik tenaga minyak atau batu bara dengan tenaga 1000 MW (Clark, 1997 dalam Mukhtasor 2006). Sedangkan pembangkit listrik tenaga nuklir menghasilkan air pendingin dengan suhu sekitar 15oC diatas suhu laut.
Limbah air panas dari instalasi pembangkit listrik biasanya dibuang secara langsung ke sungai sehingga meningkatkan suhu air dan menimbulkan pencemaran termal. Kenaikan suhu 10 derajat dapat mempercepat aktivitas metabolisme biota air menjadi dua kali dari biasanya. Karena masing-masing jenis biota air memiliki kecepatan metabolik yang berbeda, maka biota air hanya dapat hidup pada rentangan suhu tertentu yang berbeda-beda untuk setiap kelompok biota. Populasi hewan air akan menurun pada suhu tinggi, hanya sedikit jenis hewan yang dapat hidup pada suhu di atas 40oC. Tumbuhan lebih tahan terhadap kenaikan suhu. Kenaikan suhu air akan menurunkan prosentasi kelarutan oksigen. Pengaruh polusi thermal juga meningkatkan toksisitas zat kimia tertentu. Minyak dan petrokimia sejenis yang mencemari perairan akan membentuk lapisan tipis di permukaan air yang menghalangi pertukaran oksigen dalam air dengan di atmosfer. Hal ini menyebabkan penurunan kandungan oksigen dalam air.
Untuk menghilangkan radiasi thermal, cukup dengan mendinginkan ruang tersebut pada temperatur nol absolut. Secara teori, pada temperatur ini tidak ada radiasi thermal dan semua partikel akan diam serta ruangan pun akan kosong dari partikel yang berseliweran. Namun hasil penelitian mutakhir menunjukkan hal yang baru. Pada kondisi hampa seperti diatas masih terdapat radiasi yang tetap ada walau temperatur telah diturunkan hingga nol absolut. Radiasi ini disebut dengan “zero point radiation”, dinamakan demikian karena sesuai dengan sifatnya yang tetap muncul pada temperatur nol absolut, dan energi pembangkitnya disebut dengan“zero.point.energy” (ZPE) .
Cooling water industri.
Pendinginan buangan limbah panas biasanya terjadi karena tercampur dengan air laut. Area yang terpengaruh oleh limbah ini dibatasi oleh plume air panas dan kecepatan arus lingkungan di sekitarnya. Meskipun demikian arah arus yang membawa plume dapat berubah karena arus pasang surut dan dengan demikian total area terpengaruh akan menjadi lebih besar daripada yang terlihat pertama kali (Mukhtasor, 2006)
Selain itu, kadang-kadang pembuangan air bekas pendingin ini juga menyebabkan pemerataan peningkatan kadar padatan terlarut yang mengakibatkan terjadinya sedimen di air laut pada daerahdisekitar pembuangan. Karena sifat pembuangan yang berlangsung terus menerus, maka sifat keberadaan padatan terlarut di air laut cenderung tidak berbalik (teta pada, sulit larut kembali, dan cenderung untuk membentuk sedimen) (Mukhtasor, 2006). Sangat sulit untuk membedakan dampak/ efek dari limbah panas dengan limbah yang lain. Karena air pendingin umumnya telah diolah, dan terkadang diselingi dengan pemberian klorin untuk menghalangi pengendapan organismo pada sistem heat-exchange. Scouring yang terjadi di dasar laut di sebabkan oleh aliran plume yang dapat merubah aliran alami lingkungan laut dan juga akan mempengaruhi biota laut (Mukhtasor, 2006).
Dampak dan solusi polusi termal
Pencemaran air limbah panas (Thermal Pollution) adalah masukan dalam jumlah besar air yang mengalami pemanasan dari satu atau sejumlah industry yang menggunakan sumber yang sama sehingga temperature airnya melebihi kondisi normalnya serta dapat menyebabkan efek merugikan pada kehidupan perairannya. Industry air pendingin merupakan sumber awal panas dimana [embangkit tenaga listrik menggunakan 80% air pendingin (Neves dan Lourenco 1996; Kristanto, 2002 dalam Huboyo dan Zaman, 2007).
Luas pengaruh limbah panas tergantung pada beberapa factor yaitu
1. volume air limbah,
2. temperature air limbah,
3. arus
4. sirkulasi massa air tempat pembuangan limbah panas
limbah panas menyebabkan pengaruh baik fisik, kimia maupun biologi. Secara fisika, berpengaruh terhadap densitas, viskositas, tekanan uap, dan kelarutan. Pengaruh terhadap densitas dan viskositas berdasarkan hukum stokes tentang pengendapan padatan dalam medium non-turbulent
Efek temperatur mempunyai dampak spesifik sehingga perlu dipelajari efeknya terhadap spesies lokal yang penting. Tingkat oksigen dan salinitas turut mempengaruhi efek tersebut. Penurunan oksigen terlarut dan kenaikan laju metabolisme dapat berkombinasi yang memnuat lingkungan kurang sesuai bagi kehidupan ikan. (Sunarsih, 1996).
Temperatur air yang lebih hangat menyebabkan organisme perairan mengalami peningkatan laju respirasi dan peningkatan konsumsi oksigen serta lebih mudah terkena penyakit, parasit dan bahan kimia beracun. Sedangkan untuk meminimalisir efek panas yang berlebihan terhadap ekosistem perairan adalah melalui mengurangi penggunaan dan pembuangan listrik dan pembatasan jumlah buangan air panas ke dalam badan air yang sama, control dengan difusi, menstransfer panas dari air ke atmosfir dengan tower pendingin basah atau kering, pembuangan air panas kedalam kolam yang dangkal atau kanal untuk pendinginan dan memanfaatkan kembali (reuse) sebagai air pendingin (cooling water) (Huboyo dan Zaman, 2007).
Pencemaran Air oleh Minyak
Abstraksi
Pencemaran air laut akibat tumpahan minyak sering terjadi. Banyak hal yang menjadi penyebab seperti meledaknya anjungan minyak lepas pantai, kecelakaan kapal tanker, operasi kapal tanker, dan bangunan lepas pantai. Tumpahan minyak merupakan salah satu jenis pencemaran yang pengaruhnya cukup besar dalam waktu jangka panjang. Tumpahan minyak di laut sering menyebabkan pencemaran yang berujung pada kerusakan sumber daya hayati dan rusaknya ekosistem bawah laut, sehingga banyak nelayan atau masyarakat sekitar tidak melaut untuk mencari ikan. Dan tentu saja berdampak pada ekonomi nelayan yang setiap harinya beraktivitas di daerah tersebut. Beberapa kasus pencemaran air laut akibat tumpahan minyak harus diperhatikan untuk melakukan pencegahan dan penanggulangannya demi terciptanya keberlangsungan kehidupan organisme yang hidup di dalamnya. Oleh karena itu kita harus menjaga ekosistem tersebut dengan cara tidak membuang limbah, minyak, atau sampah ke laut agar ekosistem tetap terjaga.
Kata Kunci : laut, tumpahan minyak
Pendahuluan
Indonesia kaya akan sumber daya alam yang dimilikinya. Sumber daya alam yang meliputi sumber daya alam hayati maupun non hayati dan sumber daya alam yang dapat diperbaharui maupun sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam adalah lingkungan alam (environment) yang memiliki nilai untuk memenuhi kebutuhan manusia (Rita, 2010).
Kekayaan alam di Indonesia terbentuk dari beberapa faktor. Dari segi astronomi, Indonesia berada pada daerah tropis yang memiliki curah hujan sangat cukup sehingga banyak ragam dan jenis tumbuhan yang tumbuh secara cepat. Dari segi geologi, Indonesia tepat berada pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kayak akan mineral. Dari segi perairan di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam hayati dan hewani, seperti ikan, minyak bumi, dan mineral yang terkandung didalamnya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (selanjutnya disebut PP) No.19/1999 tentang “Pencemaran Laut” diartikan sebagai masuknya/dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu atau fungsinya.
Laut merupakan suatu ekosistem yang kaya akan sumber daya alam termasuk keanekaragaman sumber daya hayati yang dimanfaatkan untuk manusia. Sebagaimana diketahui bahwa 70% permukaan bumi didominasi oleh perairan atau lautan. Kehidupan manusia di bumi ini sangat bergantung pada lautan, sehingga manusia harus menjaga kebersihan dan kelangsungan kehidupan organisme yang hidup di dalamnya. Berbagai jenis sumber daya yang terdapat di laut, seperti berbagai jenis ikan, terumbu karang, mangrove, rumput laut, mineral, minyak bumi, dan berbagai jenis bahan tambang yang terdapat di dalamnya.
Selain untuk keberlangsungan hidup manusia, laut juga merupakan tempat pembuangan sampah dan pengendapan barang sisa yang diproduksi manusia. Lautan juga menerima bahan-bahan yang terbawa oleh air yang mengakibatkan pencemaran itu terjadi, diantaranya dari limbah rumah tangga, sampah, buangan dari kapal, dan tumpahan minyak dari kapal tanker. Namun, pencemaran yang sering terjadi adalah tumpahan minyak baik dari proses di kapal, pengeboran lepas pantai, maupun akibat kecelakaan kapal.
Pembahasan
Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil buangan aktivitas makhluk hidup yang masuk ke daerah laut. Pencemaran lingkungan laut merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsa-bangsa. Pengaruhnya dapat menjangkau seluruh aktifitas manusia di laut dan karena sifat laut yang berbeda dengan darat, maka masalah pencemaran laut dapat mempengaruhi semua negara pantai baik yang sedang berkembang maupun negara-negara maju, sehingga perlu disadari bahwa semua negara pantai mempunyai kepentingan terhadap masalah pencemaran laut. Sumber dari pencemaran laut ini antara lain adalah tumpahan minyak, sisa damparan amunisi perang, buangan sampah dari transportasi darat melalui sungai, emisi trasportasi laut dan buangan pestisida dari pertanian. Namun, sumber utama pencemaran lebih sering terjadi pada tumpahnya minyak dari kapal tanker. Hasil ekspoitasi minyak bumi diangkut oleh kapal tanker ke tempat pengolahan minyak bumi (crude oil). Pencemaran minyak bumi dilepas pantai bisa diakibatkan oleh sistem penampungan yang bocor, atau kapal yang tenggelam yang menyebabkan lepasnya crude oil ke badan perairan (laut lepas). Dampak dari lepasnya crude oil di perairan lepas pantai mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung kepada gelombang air laut. Penyebaran limbah tersebut dapat berdampak pada beberapa negara. Dampak yang terjadi akibat dari pencemaran tersebut adalah tertutupnya lapisan permukaan laut yang dapat menyebabkan penetrasi matahari berkurang, menyebabkan proses fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen terganggu, dan dapat menyebabkan kematian.
Menurut Benny 2002, pencemaran minyak di laut berasal dari:
1. Operasi Kapal Tanker
2. Docking (Perbaikan/Perawatan Kapal)
3. Terminal Bongkar Muat Tengah Laut
4. Tanki Ballast dan Tanki Bahan Bakar
5. Scrapping Kapal (pemotongan badan kapal untuk menjadi besi tua)
6. Kecelakaan Tanker (kebocoran lambung, kandas, ledakan, kebakaran dan tabrakan)
7. Sumber di Darat (minyak pelumas bekas, atau cairan yang mengandung hydrocarbon ( perkantoran & industri )
8. Tempat Pembersihan (dari limbah pembuangan Refinery )
Pengaruh minyak pada biota laut
Menurut Furkhon 2010, tumpahan minyak yang tejadi di laut terbagi kedalam dua tipe, minyak yang larut dalam air dan akan mengapung pada permukaan air dan minyak yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai. Minyak yang mengapung pada permukaan air tentu dapat menyebabkan air berwarna hitam dan akan menggangu organisme yang berada pada permukaan perairan, tentu akan mengurangi intensitas cahaya matahari yang akan digunakan oleh fitoplankton untuk berfotosintesis, dan dapat memutus rantai makanan pada daerah tersebut, jika hal demikian terjadi, maka secara langsung akan mengurangi laju produktivitas primer pada daerah tersebut karena terhambatnya fitoplankton untuk berfotosintesis.
Sementara pada minyak yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai, akan mengganggu organisme interstitial maupun organime intertidal, organisme intertidal merupakan organisme yang hidupnya berada pada daerah pasang surut, efeknya adalah ketika minyak tersebut sampai ke pada bibir pantai, maka organisme yang rentan terhadap minyak seperti kepiting, amenon, moluska dan lainnya akan mengalami hambatan pertumbuhan, bahkan dapat mengalami kematian. Namun pada daerah intertidal ini, walaupun dampak awalnya sangat hebat seperti kematian dan berkurangnya spesies, tumpahan minyak akan cepat mengalami pembersihan secara alami karena pada daerah pasang surut umumnya dapat pulih dengan cepat ketika gelombang membersihkan area yang terkontaminasi minyak dengan sangat cepat. Sementara pada organisme interstitial yaitu, organisme yang mendiami ruang yang sangat sempit di antara butir-butir pasir tentu akan terkena dampaknya juga, karena minyak-minyak tersebut akan terakumulasi dan terendap pada dasar perairan seperti pasir dan batu-batuan, dan hal ini akan mempengaruhi tingkah laku, reproduksi, dan pertumbuhan dan perkembangan hewan yang mendiami daerah tersebut.
Perilaku Minyak di Laut
Senyawa Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi berupa benzene, touleuna, ethylbenzen, dan isomer xylena, dikenal sebagai BTEX, merupakan komponen utama dalam minyak bumi, bersifat mutagenic dan karsinogenik pada manusia. Senyawa ini bersifat rekalsitran, yang artinya sulit mengalami perombakan di alam, baik di air maupun didarat, sehingga hal ini akan mengalami proses biomagnetion pada ikan ataupun pada biota laut lain. Bila senyawa aromatic tersebut masuk ke dalam darah, akan diserap oleh jaringan lemak dan akan mengalami oksidasi dalam hati membentuk phenol, kemudian pada proses berikutnya terjadi reaksi konjugasi membentuk senyawa glucuride yang larut dalam air, kemudian masuk ke ginjal (Kompas, 2004).
“Ketika minyak masuk ke lingkungan laut, maka minyak tersebut dengan segera akan mengalami perubahan secara fisik dan kimia. Diantaran proses tersebut adalah membentuk lapisan ( slick formation ), menyebar (dissolution), menguap (evaporation), polimerasi (polymerization), emulsifikasi (emulsification), emulsi air dalam minyak ( water in oil emulsions ), emulsi minyak dalam air (oil in water emulsions), fotooksida, biodegradasi mikorba, sedimentasi, dicerna oleh planton dan bentukan gumpalan” (Mukhstasor, 2007).
Hampir semua tumpahan minyak di lingkungan laut dapat dengan segera membentuk sebuah lapisan tipis di permukaan. Hal ini dikarenakan minyak tersebut digerakkan oleh pergerakan angin, gelombang dan arus, selain gaya gravitasi dan tegangan permukaan. Beberapa hidrokarbon minyak bersifat mudah menguap, dan cepat menguap. Proses penyebaran minyak akan menyebarkan lapisan menjadi tipis serta tingkat penguapan meningkat.
Hilangnya sebagian material yang mudah menguap tersebut membuat minyak lebih padat/ berat dan membuatnya tenggelam. Komponen hidrokarbon yang terlarut dalam air laut, akan membuat lapisan lebih tebal dan melekat, dan turbulensi air akan menyebabkan emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Ketika semua terjadi, reaksi fotokimia dapat mengubah karakter minyak dan akan terjadi biodegradasi oleh mikroba yang akan mengurangi jumlah minyak.
Proses pembentukan lapisan minyak yang begitu cepat, ditambah dengan penguapan komponen dan penyebaran komponen hidrokarbon akan mengurangi volume tumpahan sebanyak 50% selama beberapa hari sejak pertama kali minyak tersebut tumpah. Produk kilang minyak, seperti gasoline atau kerosin hamper semua lenyap, sebaliknya minyak mentah dengan viskositas yang tinggi hanya mengalami pengurangan kurang dari 25%.
Dampak dari Pencemaran Minyak di Laut
Komponen minyak yang tidak dapat larut di dalam air akan mengapung yang menyebabkan air laut berwarna hitam. Beberapa komponen minyak tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai. Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik berpengaruh pada reproduksi, perkembangan, pertumbuhan, dan perilaku biota laut, terutama pada plankton, bahkan dapat mematikan ikan, dengan sendirinya dapat menurunkan produksi ikan. Proses emulsifikasi merupakan sumber mortalitas bagi organisme, terutama pada telur, larva, dan perkembangan embrio karena pada tahap ini sangat rentan pada lingkungan tercemar (Fakhrudin, 2004). Bahwa dampak-dampak yang disebabkan oleh pencemaran minyak di laut adalah akibat jangka pendek dan akibat jangka panjang.
1. Akibat jangka pendek
Molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membran sel biota laut, mengakibatkan keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak, sehingga menurun mutunya. Secara langsung minyak menyebabkan kematian pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbon dioksida, dan keracunan langsung oleh bahan berbahaya.
2. Akibat jangka panjang
Lebih banyak mengancam biota muda. Minyak di dalam laut dapat termakan oleh biota laut. Sebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan bersama-sama makanan, sedang sebagian lagi dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat dipindahkan dari organisma satu ke organisma lain melalui rantai makanan. Jadi, akumulasi minyak di dalam zooplankton dapat berpindah ke ikan pemangsanya. Demikian seterusnya bila ikan tersebut dimakan ikan yang lebih besar, hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan manusia. Secara tidak langsung, pencemaran laut akibat minyak mentah dengan susunannya yang kompleks dapat membinasakan kekayaan laut dan mengganggu kesuburan lumpur di dasar laut. Ikan yang hidup di sekeliling laut akan tercemar atau mati dan banyak pula yang bermigrasi ke daerah lain.
Minyak yang tergenang di atas permukaan laut akan menghalangi masuknya sinar matahari sampai ke lapisan air dimana ikan berkembang biak. Menurut Fakhrudin (2004), lapisan minyak juga akan menghalangi pertukaran gas dari atmosfer dan mengurangi kelarutan oksigen yang akhirnya sampai pada tingkat tidak cukup untuk mendukung bentuk kehidupan laut yang aerob. Lapisan minyak yang tergenang tersebut juga akan mempengarungi pertumbuhan rumput laut , lamun dan tumbuhan laut lainnya jika menempel pada permukaan daunnya, karena dapat mengganggu proses metabolisme pada tumbuhan tersebut seperti respirasi, selain itu juga akan menghambat terjadinya proses fotosintesis karena lapisan minyak di permukaan laut akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam zona euphotik, sehingga rantai makanan yang berawal pada phytoplankton akan terputus. Jika lapisan minyak tersebut tenggelam dan menutupi substrat, selain akan mematikan organisme benthos juga akan terjadi perbusukan akar pada tumbuhan laut yang ada.
Pencemaran minyak di laut juga merusak ekosistem mangrove. Minyak tersebut berpengaruh terhadap sistem perakaran mangrove yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2, dimana akar tersebut akan tertutup minyak sehingga kadar oksigen dalam akar berkurang. Jika minyak mengendap dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan pembusukan pada akar mangrove yang mengakibatkan kematian pada tumbuhan mangrove tersebut. Tumpahan minyak juga akan menyebabkan kematian fauna-fauna yang hidup berasosiasi dengan hutan mangrove seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota lainnya.
Usaha untuk menjaga pencemaran laut
1) Angkat sampah-sampah dan benda-benda bekas dari area laut.
2) Tidak membuang puntung rokok ke laut saat berada di kapal.
3) Menggunakan barang-barang yang bisa di daur ulang.
4) Mengurangi pembelian produk yang menggunakan bahan plastik.
5) Mendaur ulang sampah yang bisa di daur ulang.
Kesimpulan
Pencemaran laut terjadi apabila dimasukkannya oleh manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung, sesuatu benda, zat atau energi ke dalam lingkungan laut, sehingga menimbulkan akibat sedemikian rupa kepada alam dan membahayakan kesehatan serta kehidupan manusia dan ekosistem serta merugikan lingkungan yang baik dan fungsi laut sebagaimana mestinya. Tumpahan minyak menjadi penyebab utama pencemaran laut. Minyak yang tumpah diakibatkan oleh operasi kapal tanker, docking (perbaikan/perawatan kapal), terminal bongkar muat tengah laut, tanki ballast dan tanki bahan bakar, scrapping kapal (pemotongan badan kapal untuk menjadi besi tua), kecelakaan tanker (kebocoran lambung, kandas, ledakan, kebakaran dan tabrakan), sumber di darat (minyak pelumas bekas, atau cairan yang mengandung hydrocarbon ( perkantoran & industri ), dan tempat pembersihan (dari limbah pembuangan Refinery ).
Daftar Pustaka
Fakhruddin.2004.Dampak Tumpahan Minyak Pada Biota Laut. Jakarta : Kompas
Furkhon.2010. Analisis Pencemaran Laut Akibat Tumpahan Minyak di Laut. Bandung : Unpad
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta : C.V. Andi Offset
Hartanto, Benny. 2008. Oil Spill (Tumpahan Minyak) Di Laut Dan Beberapa Kasus di Indonesia. Yogyakarta : Bahari Jogja
Juarir Sumardi. 1996. Hukum Pencemaran Laut Transnasional. Bandung : Citra Aditya Bakti
Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut. Jakarta : PT Pradnya Paramita
Mochtar kusumaatmadja. 1992. Perlindungan dan Pelertarian Lingkungan Laut Dilihat dari Sudut Hukum Internasional, Regional, dan Nasional. Jakarta : Sinar Grafika dan Pusat Studi Wawasan Nusantara
Pencemaran air laut akibat tumpahan minyak sering terjadi. Banyak hal yang menjadi penyebab seperti meledaknya anjungan minyak lepas pantai, kecelakaan kapal tanker, operasi kapal tanker, dan bangunan lepas pantai. Tumpahan minyak merupakan salah satu jenis pencemaran yang pengaruhnya cukup besar dalam waktu jangka panjang. Tumpahan minyak di laut sering menyebabkan pencemaran yang berujung pada kerusakan sumber daya hayati dan rusaknya ekosistem bawah laut, sehingga banyak nelayan atau masyarakat sekitar tidak melaut untuk mencari ikan. Dan tentu saja berdampak pada ekonomi nelayan yang setiap harinya beraktivitas di daerah tersebut. Beberapa kasus pencemaran air laut akibat tumpahan minyak harus diperhatikan untuk melakukan pencegahan dan penanggulangannya demi terciptanya keberlangsungan kehidupan organisme yang hidup di dalamnya. Oleh karena itu kita harus menjaga ekosistem tersebut dengan cara tidak membuang limbah, minyak, atau sampah ke laut agar ekosistem tetap terjaga.
Kata Kunci : laut, tumpahan minyak
Pendahuluan
Indonesia kaya akan sumber daya alam yang dimilikinya. Sumber daya alam yang meliputi sumber daya alam hayati maupun non hayati dan sumber daya alam yang dapat diperbaharui maupun sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam adalah lingkungan alam (environment) yang memiliki nilai untuk memenuhi kebutuhan manusia (Rita, 2010).
Kekayaan alam di Indonesia terbentuk dari beberapa faktor. Dari segi astronomi, Indonesia berada pada daerah tropis yang memiliki curah hujan sangat cukup sehingga banyak ragam dan jenis tumbuhan yang tumbuh secara cepat. Dari segi geologi, Indonesia tepat berada pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kayak akan mineral. Dari segi perairan di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam hayati dan hewani, seperti ikan, minyak bumi, dan mineral yang terkandung didalamnya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (selanjutnya disebut PP) No.19/1999 tentang “Pencemaran Laut” diartikan sebagai masuknya/dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu atau fungsinya.
Laut merupakan suatu ekosistem yang kaya akan sumber daya alam termasuk keanekaragaman sumber daya hayati yang dimanfaatkan untuk manusia. Sebagaimana diketahui bahwa 70% permukaan bumi didominasi oleh perairan atau lautan. Kehidupan manusia di bumi ini sangat bergantung pada lautan, sehingga manusia harus menjaga kebersihan dan kelangsungan kehidupan organisme yang hidup di dalamnya. Berbagai jenis sumber daya yang terdapat di laut, seperti berbagai jenis ikan, terumbu karang, mangrove, rumput laut, mineral, minyak bumi, dan berbagai jenis bahan tambang yang terdapat di dalamnya.
Selain untuk keberlangsungan hidup manusia, laut juga merupakan tempat pembuangan sampah dan pengendapan barang sisa yang diproduksi manusia. Lautan juga menerima bahan-bahan yang terbawa oleh air yang mengakibatkan pencemaran itu terjadi, diantaranya dari limbah rumah tangga, sampah, buangan dari kapal, dan tumpahan minyak dari kapal tanker. Namun, pencemaran yang sering terjadi adalah tumpahan minyak baik dari proses di kapal, pengeboran lepas pantai, maupun akibat kecelakaan kapal.
Pembahasan
Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil buangan aktivitas makhluk hidup yang masuk ke daerah laut. Pencemaran lingkungan laut merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsa-bangsa. Pengaruhnya dapat menjangkau seluruh aktifitas manusia di laut dan karena sifat laut yang berbeda dengan darat, maka masalah pencemaran laut dapat mempengaruhi semua negara pantai baik yang sedang berkembang maupun negara-negara maju, sehingga perlu disadari bahwa semua negara pantai mempunyai kepentingan terhadap masalah pencemaran laut. Sumber dari pencemaran laut ini antara lain adalah tumpahan minyak, sisa damparan amunisi perang, buangan sampah dari transportasi darat melalui sungai, emisi trasportasi laut dan buangan pestisida dari pertanian. Namun, sumber utama pencemaran lebih sering terjadi pada tumpahnya minyak dari kapal tanker. Hasil ekspoitasi minyak bumi diangkut oleh kapal tanker ke tempat pengolahan minyak bumi (crude oil). Pencemaran minyak bumi dilepas pantai bisa diakibatkan oleh sistem penampungan yang bocor, atau kapal yang tenggelam yang menyebabkan lepasnya crude oil ke badan perairan (laut lepas). Dampak dari lepasnya crude oil di perairan lepas pantai mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung kepada gelombang air laut. Penyebaran limbah tersebut dapat berdampak pada beberapa negara. Dampak yang terjadi akibat dari pencemaran tersebut adalah tertutupnya lapisan permukaan laut yang dapat menyebabkan penetrasi matahari berkurang, menyebabkan proses fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen terganggu, dan dapat menyebabkan kematian.
Menurut Benny 2002, pencemaran minyak di laut berasal dari:
1. Operasi Kapal Tanker
2. Docking (Perbaikan/Perawatan Kapal)
3. Terminal Bongkar Muat Tengah Laut
4. Tanki Ballast dan Tanki Bahan Bakar
5. Scrapping Kapal (pemotongan badan kapal untuk menjadi besi tua)
6. Kecelakaan Tanker (kebocoran lambung, kandas, ledakan, kebakaran dan tabrakan)
7. Sumber di Darat (minyak pelumas bekas, atau cairan yang mengandung hydrocarbon ( perkantoran & industri )
8. Tempat Pembersihan (dari limbah pembuangan Refinery )
Pengaruh minyak pada biota laut
Menurut Furkhon 2010, tumpahan minyak yang tejadi di laut terbagi kedalam dua tipe, minyak yang larut dalam air dan akan mengapung pada permukaan air dan minyak yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai. Minyak yang mengapung pada permukaan air tentu dapat menyebabkan air berwarna hitam dan akan menggangu organisme yang berada pada permukaan perairan, tentu akan mengurangi intensitas cahaya matahari yang akan digunakan oleh fitoplankton untuk berfotosintesis, dan dapat memutus rantai makanan pada daerah tersebut, jika hal demikian terjadi, maka secara langsung akan mengurangi laju produktivitas primer pada daerah tersebut karena terhambatnya fitoplankton untuk berfotosintesis.
Sementara pada minyak yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai, akan mengganggu organisme interstitial maupun organime intertidal, organisme intertidal merupakan organisme yang hidupnya berada pada daerah pasang surut, efeknya adalah ketika minyak tersebut sampai ke pada bibir pantai, maka organisme yang rentan terhadap minyak seperti kepiting, amenon, moluska dan lainnya akan mengalami hambatan pertumbuhan, bahkan dapat mengalami kematian. Namun pada daerah intertidal ini, walaupun dampak awalnya sangat hebat seperti kematian dan berkurangnya spesies, tumpahan minyak akan cepat mengalami pembersihan secara alami karena pada daerah pasang surut umumnya dapat pulih dengan cepat ketika gelombang membersihkan area yang terkontaminasi minyak dengan sangat cepat. Sementara pada organisme interstitial yaitu, organisme yang mendiami ruang yang sangat sempit di antara butir-butir pasir tentu akan terkena dampaknya juga, karena minyak-minyak tersebut akan terakumulasi dan terendap pada dasar perairan seperti pasir dan batu-batuan, dan hal ini akan mempengaruhi tingkah laku, reproduksi, dan pertumbuhan dan perkembangan hewan yang mendiami daerah tersebut.
Perilaku Minyak di Laut
Senyawa Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi berupa benzene, touleuna, ethylbenzen, dan isomer xylena, dikenal sebagai BTEX, merupakan komponen utama dalam minyak bumi, bersifat mutagenic dan karsinogenik pada manusia. Senyawa ini bersifat rekalsitran, yang artinya sulit mengalami perombakan di alam, baik di air maupun didarat, sehingga hal ini akan mengalami proses biomagnetion pada ikan ataupun pada biota laut lain. Bila senyawa aromatic tersebut masuk ke dalam darah, akan diserap oleh jaringan lemak dan akan mengalami oksidasi dalam hati membentuk phenol, kemudian pada proses berikutnya terjadi reaksi konjugasi membentuk senyawa glucuride yang larut dalam air, kemudian masuk ke ginjal (Kompas, 2004).
“Ketika minyak masuk ke lingkungan laut, maka minyak tersebut dengan segera akan mengalami perubahan secara fisik dan kimia. Diantaran proses tersebut adalah membentuk lapisan ( slick formation ), menyebar (dissolution), menguap (evaporation), polimerasi (polymerization), emulsifikasi (emulsification), emulsi air dalam minyak ( water in oil emulsions ), emulsi minyak dalam air (oil in water emulsions), fotooksida, biodegradasi mikorba, sedimentasi, dicerna oleh planton dan bentukan gumpalan” (Mukhstasor, 2007).
Hampir semua tumpahan minyak di lingkungan laut dapat dengan segera membentuk sebuah lapisan tipis di permukaan. Hal ini dikarenakan minyak tersebut digerakkan oleh pergerakan angin, gelombang dan arus, selain gaya gravitasi dan tegangan permukaan. Beberapa hidrokarbon minyak bersifat mudah menguap, dan cepat menguap. Proses penyebaran minyak akan menyebarkan lapisan menjadi tipis serta tingkat penguapan meningkat.
Hilangnya sebagian material yang mudah menguap tersebut membuat minyak lebih padat/ berat dan membuatnya tenggelam. Komponen hidrokarbon yang terlarut dalam air laut, akan membuat lapisan lebih tebal dan melekat, dan turbulensi air akan menyebabkan emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Ketika semua terjadi, reaksi fotokimia dapat mengubah karakter minyak dan akan terjadi biodegradasi oleh mikroba yang akan mengurangi jumlah minyak.
Proses pembentukan lapisan minyak yang begitu cepat, ditambah dengan penguapan komponen dan penyebaran komponen hidrokarbon akan mengurangi volume tumpahan sebanyak 50% selama beberapa hari sejak pertama kali minyak tersebut tumpah. Produk kilang minyak, seperti gasoline atau kerosin hamper semua lenyap, sebaliknya minyak mentah dengan viskositas yang tinggi hanya mengalami pengurangan kurang dari 25%.
Dampak dari Pencemaran Minyak di Laut
Komponen minyak yang tidak dapat larut di dalam air akan mengapung yang menyebabkan air laut berwarna hitam. Beberapa komponen minyak tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai. Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik berpengaruh pada reproduksi, perkembangan, pertumbuhan, dan perilaku biota laut, terutama pada plankton, bahkan dapat mematikan ikan, dengan sendirinya dapat menurunkan produksi ikan. Proses emulsifikasi merupakan sumber mortalitas bagi organisme, terutama pada telur, larva, dan perkembangan embrio karena pada tahap ini sangat rentan pada lingkungan tercemar (Fakhrudin, 2004). Bahwa dampak-dampak yang disebabkan oleh pencemaran minyak di laut adalah akibat jangka pendek dan akibat jangka panjang.
1. Akibat jangka pendek
Molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membran sel biota laut, mengakibatkan keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak, sehingga menurun mutunya. Secara langsung minyak menyebabkan kematian pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbon dioksida, dan keracunan langsung oleh bahan berbahaya.
2. Akibat jangka panjang
Lebih banyak mengancam biota muda. Minyak di dalam laut dapat termakan oleh biota laut. Sebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan bersama-sama makanan, sedang sebagian lagi dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat dipindahkan dari organisma satu ke organisma lain melalui rantai makanan. Jadi, akumulasi minyak di dalam zooplankton dapat berpindah ke ikan pemangsanya. Demikian seterusnya bila ikan tersebut dimakan ikan yang lebih besar, hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan manusia. Secara tidak langsung, pencemaran laut akibat minyak mentah dengan susunannya yang kompleks dapat membinasakan kekayaan laut dan mengganggu kesuburan lumpur di dasar laut. Ikan yang hidup di sekeliling laut akan tercemar atau mati dan banyak pula yang bermigrasi ke daerah lain.
Minyak yang tergenang di atas permukaan laut akan menghalangi masuknya sinar matahari sampai ke lapisan air dimana ikan berkembang biak. Menurut Fakhrudin (2004), lapisan minyak juga akan menghalangi pertukaran gas dari atmosfer dan mengurangi kelarutan oksigen yang akhirnya sampai pada tingkat tidak cukup untuk mendukung bentuk kehidupan laut yang aerob. Lapisan minyak yang tergenang tersebut juga akan mempengarungi pertumbuhan rumput laut , lamun dan tumbuhan laut lainnya jika menempel pada permukaan daunnya, karena dapat mengganggu proses metabolisme pada tumbuhan tersebut seperti respirasi, selain itu juga akan menghambat terjadinya proses fotosintesis karena lapisan minyak di permukaan laut akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam zona euphotik, sehingga rantai makanan yang berawal pada phytoplankton akan terputus. Jika lapisan minyak tersebut tenggelam dan menutupi substrat, selain akan mematikan organisme benthos juga akan terjadi perbusukan akar pada tumbuhan laut yang ada.
Pencemaran minyak di laut juga merusak ekosistem mangrove. Minyak tersebut berpengaruh terhadap sistem perakaran mangrove yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2, dimana akar tersebut akan tertutup minyak sehingga kadar oksigen dalam akar berkurang. Jika minyak mengendap dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan pembusukan pada akar mangrove yang mengakibatkan kematian pada tumbuhan mangrove tersebut. Tumpahan minyak juga akan menyebabkan kematian fauna-fauna yang hidup berasosiasi dengan hutan mangrove seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota lainnya.
Usaha untuk menjaga pencemaran laut
1) Angkat sampah-sampah dan benda-benda bekas dari area laut.
2) Tidak membuang puntung rokok ke laut saat berada di kapal.
3) Menggunakan barang-barang yang bisa di daur ulang.
4) Mengurangi pembelian produk yang menggunakan bahan plastik.
5) Mendaur ulang sampah yang bisa di daur ulang.
Kesimpulan
Pencemaran laut terjadi apabila dimasukkannya oleh manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung, sesuatu benda, zat atau energi ke dalam lingkungan laut, sehingga menimbulkan akibat sedemikian rupa kepada alam dan membahayakan kesehatan serta kehidupan manusia dan ekosistem serta merugikan lingkungan yang baik dan fungsi laut sebagaimana mestinya. Tumpahan minyak menjadi penyebab utama pencemaran laut. Minyak yang tumpah diakibatkan oleh operasi kapal tanker, docking (perbaikan/perawatan kapal), terminal bongkar muat tengah laut, tanki ballast dan tanki bahan bakar, scrapping kapal (pemotongan badan kapal untuk menjadi besi tua), kecelakaan tanker (kebocoran lambung, kandas, ledakan, kebakaran dan tabrakan), sumber di darat (minyak pelumas bekas, atau cairan yang mengandung hydrocarbon ( perkantoran & industri ), dan tempat pembersihan (dari limbah pembuangan Refinery ).
Daftar Pustaka
Fakhruddin.2004.Dampak Tumpahan Minyak Pada Biota Laut. Jakarta : Kompas
Furkhon.2010. Analisis Pencemaran Laut Akibat Tumpahan Minyak di Laut. Bandung : Unpad
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta : C.V. Andi Offset
Hartanto, Benny. 2008. Oil Spill (Tumpahan Minyak) Di Laut Dan Beberapa Kasus di Indonesia. Yogyakarta : Bahari Jogja
Juarir Sumardi. 1996. Hukum Pencemaran Laut Transnasional. Bandung : Citra Aditya Bakti
Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut. Jakarta : PT Pradnya Paramita
Mochtar kusumaatmadja. 1992. Perlindungan dan Pelertarian Lingkungan Laut Dilihat dari Sudut Hukum Internasional, Regional, dan Nasional. Jakarta : Sinar Grafika dan Pusat Studi Wawasan Nusantara
Pencemaran Air Oleh Logam Berat
Apa itu Logam Berat ?
Logam berat merupakan istilah yang digunakan untuk menamai kelompok metal dan metalloid dengan densitas lebih besar dari 6 g/cm3. Jenis-jenis logam tersebut meliputi : Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsen (As), Kadmium (Cd), Khromium (Chromium), Cuprum (Cu), dan Nikel (Ni). Logam-logam tersebut sering dihubungkan dengan adanya masalah pencemaran dan toksitas perairan (pesisir dan laut), karena keberadaannya yang membahayakan dan sering mencemari lingkungan baik berupa pencemaran udara maupun pencemaran air. Nama lain logam berat/ heavy metal yaitu “Trace metal”.
Sejauh itu logam berat yang sering mengkontaminasi air yaitu merkuri dan timbal. Ikan yang mengkonsumsi merkuri dan timbal tidak mampu menguraikannya, sehingga apabila ikan tersebut dikonsumsi, juga masih mengandung merkuri dan timbal yang membahayakan bagi manusia.Meskipun manusia sebagai makhluk hidup memerlukan beberapa jenis logam seperti Mn, Fe, Cu dan Zn dalam jumlah yang sangat kecil karena logam-logam tersebut merupakan mikronutrien yang sangat esensial, namun ada beberapa jenis logam lain seperti Hg, Cd, Pb dan Ni yang sangat tidak diharapkan keberadaanya dalam tubuh makhluk hidup meskipun dalam jumlah yang sangat kecil. Logam-logam tersebut sangat beracun.
Sumber Logam Berat di Laut
Sumber logam berat di laut dapat dibagi 2, yaitu sumber yang bersifat alami dan buatan. Logam berat yang masuk ke laut secara alami berasal dari 3 sumber, yaitu :
1. Masukan dari daerah pantai (coastal supply), yang berasal dari sungai dan hasil abrasi pantai oleh aktivitas gelombang ;
2. Masukan dari laut dalam (deep sea supply), meliputi logam-logam yang dibebaskan aktivitas gunung berapi di laut dalam dan logam-logam yang dibebaskan dari partikelatau sedimen oleh proses kimiawi ;
3. Masukan dari lingkungan dekat daratan pantai, termasuk logam-logam yang ditransportasi ikan dari atmosfer sebagai partikel-partikel debu.
Sedangkan sumber-sumber buatan adalah logam-logam yang dibebaskan oleh proses-proses industri logam dan batu-batuan.
Pengaruh Logam Berat Terhadap Ekosistem Laut
• Logam berat yang dilimpahkan ke perairan, baik sungai ataupun laut akan mengalami proses-proses seperti pengendapan, adsorpsi dan absorpsi oleh organisme-organisme perairan.
• Prosi (1979) menyatakan bahwa pemindahan logam berat kedalam organisme dapat dipengaruhi pula oleh kebiasaan organisme dalam cara memakan makanannya (feeding habit), sebagai berikut:
- Phytophagus (misal : Gastropoda, Crustacea)
- Filter feeding (misal : Zooplankton, barnacle, dan bivalva)
- Sediment feeding (misal: Polychaeta dan oligochaeta)
- Detritus feeding (misal : gastropoda, isopoda, dan amphipoda)
- Carnivorous (misal : Zooplakton, Polychaeta, gastropoda, Crustacea, larva serangga air tawar dan ikan)
• Sedangkan pengaruh logam berat terhadap organisme-organisme tersebut atas dasar daya racunnya dibagi menjadi 2 yaitu : (1) yang bersifat lethal atau mematikan à LC50 (median lethal concentration), dan (2) yang bersifat sublethal. Pengaruh sublethal dibedakan atas 3 macam yaitu :
a. menghambat pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi
b. menyebabkan terjadinya perubahan morfologi
c. merubah tingkah laku organisme.
Pengaruh Logam Berat terhadap Kesehatan Manusia
Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan beberapa logam seperti : Mn, Fe, Cu, Zn dalam jumlah yang sangat kecil. Tetapi ada beberapa logam lain yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, yaitu Hg, Cd, Pb, dan Ni. Logam-logam tersebut bersifat sangat toksik (beracun). Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui rantai makanan, inhalasi, maupun penetrasi melalui kulit. Logam tersebut terakumulasi dalam tubuh, dan meracuni manusia. Berikut adalah berapa contoh kasus keracunan pada manusia akibat pencemaran logam berat.
Dampak Pencemaran Merkuri(Hg)
Sifat-sifat kimia dan fisik logam merkuri dibutuhkan untuk berbagai keperluan industri maupun penelitian. Menurut Sunu (2001) merkuri mempunyai beberapa sifat, diantaranya :
1). Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua makhluk hidup ;
2). Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu 25o C dan mempunyai titik beku terendah dari semua logam yaitu sekitar – 39 oC.
3). Bentuk murninya, zat cair putih keperakan yang mudah menguap seperti banyak digunakan dalam thermometer ;
Lebih lanjut dikatakan bahwa limbah merkuri yang terbuang ke sungai, danau dan laut dapat mengkontaminasi ikan-ikan dan makhluk air lainnya seperti ganggang dan tanaman air. Ikan-ikan kecil dan makhluk air lainnya yang telah terkontaminasi merkuri dimakan hewan air yang lebih besar, atau merkuri masuk masuk ke tubuh melalui insang. Sementara merkuri masuk ke dalam tubuh manusia dapat lewat udara, air, atau makanan yang terserap dalam jumlah yang bervariasi. Biota air yang paling banyak mengkonsumsi merkuri adalah ikan dan kerang. Tubuh manusia tidak dapat mengolah bentuk-bentuk merkuri monometil sehingga merkuri tersebut tinggal dalam tubuh relatif lama, tinggal dalam hati, ginjal, otak, dan darah yang dapat menimbulkan dampak kesehatan akut dan kronis.
Contoh kasus keracunan merkuri adalah kasus yang terjadi di Teluk Minamata, Jepang pada tahun 1953 sampai dengan 1960. Kasus ini merupakan kasus keracunan merkuri terbesar yang pernah terjadi. Ciri-ciri penderita : korban terjadi kelemahan otot, kehilangan penglihatan, kelumpuhan, bahkan ada yang koma dan meninggal. Penyebab : akibat makan hasil laut seperti : ikan, kerang yang telah terkontaminasi metil-merkuri dari limbah industri petrokimia Chisso Minamata Factory, Jepang. Penyakit ini dikenal dengan penyakit Minamata. Metil-merkuri dapat meracuni janin, merusah sistem saraf pusat, hambatan mental, dan gangguan pergerakan.
Kasus keracunan merkuri lainnya adalah yang terjadi di Irak (1961), di Pakistan barat (1963), di Guatemala (1966), di Nigata, Jepang (1968). Keracunan tersebut terutama disebabkan oleh konsumsi ikan yang tercemar merkuri atau mengkonsumsi biji-bijian yang diberi perlakuan dengan merkuri.
Selain gejala tersebut keracunan merkuri ditandai dengan sakit kepala, sukar menelan, penglihatan menjadi kabur dan daya dengar menurun. Selain itu orang yang keracunan merkuri merasa tebal di bagian kaki dan tangannya, mulut terasa tersumbat logam, gusi membengkak disertai pula dengan diare. Selanjutnya kematian dapat terjadi karena kondisi tubuh yang semakin lemah. Wanita yang mengandung akan melahirkan bayi yang cacat apabila keracunan merkuri (Wardhana, 2004).
Dampak Perncemaran Timbal (Pb)
Timbal (Pb) adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan yang lazim terdapat dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur mineral-mineral lain, terutama seng dan tembaga. Timbal merupakan logam yang amat beracun yang pada dasarnya tidak dapat dimusnahkan serta tidak terurai menjadi zat lain dan bila berakumulasi dalam tanah akan tersimpan relatif lama. Karena itu apabila timbal yang terlepas ke lingkungan akan menjadi ancaman bagi makhluk hidup (Sunu, 2001).
Timbal digunakan pada bensin untuk kendaraan, cat dan pestisida. Sampai dengan tahun 2000, bensin menggunakan timbal masih digunakan di Indonesia, sementara di negara-negara yang peduli lingkungan sudah melarang penggunaan bensin yang mengandung timbal. Timbal juga digunakan untuk produk-produk logam seperti : amunisi, pelapis kabel, bahan kimia, pewarna, pipa, solder, dan sebagainya. Pencemaran timbal dapat terjadi di udara maupun tanah.
Timbal dapat tersimpan dalam tulang dan dapat mempengaruhi kesehatan secara menyeluruh selama masa ketegangan (stres), kehamilan, penderita osteoporosis (tulang keropos). Dampak utama pencemaran timbal dalam dosis yang banyak dapat berpotensi mengganggu kesehatan, antara lain :
- Kelambanan dalam pengembangan neurologis saraf dan fisik pada anak ;
- Keguguran kandungan, dan kerusakan sistem reproduksi pria ;
- Penyakit saraf, perubahan daya pikir dan perilaku ;
- Tekanan darah tinggi, dan anemia.
Dampak Pencemaran Kadmium (Cd)
Kadmium (Cd) sebagai unsur alami dalam tanah merupakan logam lunak yang berwarna keperakan dan bersifat tidak pecah atau terurai menjadi bagian-bagian yang kurang beracun. Kadmium pada kadar rendahpun masih beracun, karena kemampuannya berkumpul dalam tanah (Sunu, 2001). Sebagian besar limbah kadmium dalam air diakibatkan oleh kegiatan proses penyepuhan secara elektrolisis. Sedangkan sumber pencemaran kadmium di udara sebagian besar karena adanya kegiatan industri yang menggunakan seng.
Dampak lainnya dari menghirup maupun memakan / meminum unsur kadmium dapat mengakibatkan gangguan kesehatan berupa : (1) gangguan pernafasan, (2) gangguan pada ginjal dan hati. Menurut Wittman (1979) dalam Supriharyono (2002), Kadmium masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan atau tertelan bersama makanan. Hampir semua organ tubuh dapat mengabsorbsi kadmium, dan konsentrasi yang paling tinggi biasanya terjadi di dalam hati dan ginjal. Racun kadmium menimbulkan penyakit sebagai berikut : kehamilan, lactasi, ketidakseimbangan dalam internal sekresi, penuaan, kekurangan kalsium, indra penciuman, mulut kering, kerusakan sumsum tulang, paru-paru basah, dan lain lain
Pada th 1947, masyarakat Jepang disekitar Sungai Jintsu, Toyama dijangkiti penyakit aneh, yaitu semacam rematik. Penderitanya meraung keras-keras karena rasa nyeri pada tulang. Penyalit ini disebut Ïtai-itai”, yang artinya “auch-auch”. Tahun 1968 diketahui bahwa penyakit tersebut berasal dari racun kronis Cadmium, limbah perusahaan tambang Mitsui. Cadmium masuk kedalam tubuh melalui pernafasan dan makanan. Konsentrasi tertinggi pada hati dan ginjal.
Dampak Pencemaran Chromium (Cr)
Logam chromium dilaporkan juga beracun terhadap manusia. Pengaruh racun ini pada awalnya diketahui di Jepang. Ittman (1979) dalam Supriharyono (2002) menulis bahwa pada tahun 1960 masyarakat yang tinggal didaerah sekitar Pabrik Kiryama, Nippon-Denko Concern di Pulau Hokaido, Jepang, banyak yang menderita kanker paru-paru.
Pada akhirnya, berdasarkan penelitian yang intensif diketahui bahwa penyakit tersebut sebagai akibat masyarakat menghirup debu yang mengandung chromium valensi IV (Chromium 4+) dan valensi VI (Chromium 6+).
Logam berat merupakan istilah yang digunakan untuk menamai kelompok metal dan metalloid dengan densitas lebih besar dari 6 g/cm3. Jenis-jenis logam tersebut meliputi : Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsen (As), Kadmium (Cd), Khromium (Chromium), Cuprum (Cu), dan Nikel (Ni). Logam-logam tersebut sering dihubungkan dengan adanya masalah pencemaran dan toksitas perairan (pesisir dan laut), karena keberadaannya yang membahayakan dan sering mencemari lingkungan baik berupa pencemaran udara maupun pencemaran air. Nama lain logam berat/ heavy metal yaitu “Trace metal”.
Sejauh itu logam berat yang sering mengkontaminasi air yaitu merkuri dan timbal. Ikan yang mengkonsumsi merkuri dan timbal tidak mampu menguraikannya, sehingga apabila ikan tersebut dikonsumsi, juga masih mengandung merkuri dan timbal yang membahayakan bagi manusia.Meskipun manusia sebagai makhluk hidup memerlukan beberapa jenis logam seperti Mn, Fe, Cu dan Zn dalam jumlah yang sangat kecil karena logam-logam tersebut merupakan mikronutrien yang sangat esensial, namun ada beberapa jenis logam lain seperti Hg, Cd, Pb dan Ni yang sangat tidak diharapkan keberadaanya dalam tubuh makhluk hidup meskipun dalam jumlah yang sangat kecil. Logam-logam tersebut sangat beracun.
Sumber Logam Berat di Laut
Sumber logam berat di laut dapat dibagi 2, yaitu sumber yang bersifat alami dan buatan. Logam berat yang masuk ke laut secara alami berasal dari 3 sumber, yaitu :
1. Masukan dari daerah pantai (coastal supply), yang berasal dari sungai dan hasil abrasi pantai oleh aktivitas gelombang ;
2. Masukan dari laut dalam (deep sea supply), meliputi logam-logam yang dibebaskan aktivitas gunung berapi di laut dalam dan logam-logam yang dibebaskan dari partikelatau sedimen oleh proses kimiawi ;
3. Masukan dari lingkungan dekat daratan pantai, termasuk logam-logam yang ditransportasi ikan dari atmosfer sebagai partikel-partikel debu.
Sedangkan sumber-sumber buatan adalah logam-logam yang dibebaskan oleh proses-proses industri logam dan batu-batuan.
Pengaruh Logam Berat Terhadap Ekosistem Laut
• Logam berat yang dilimpahkan ke perairan, baik sungai ataupun laut akan mengalami proses-proses seperti pengendapan, adsorpsi dan absorpsi oleh organisme-organisme perairan.
• Prosi (1979) menyatakan bahwa pemindahan logam berat kedalam organisme dapat dipengaruhi pula oleh kebiasaan organisme dalam cara memakan makanannya (feeding habit), sebagai berikut:
- Phytophagus (misal : Gastropoda, Crustacea)
- Filter feeding (misal : Zooplankton, barnacle, dan bivalva)
- Sediment feeding (misal: Polychaeta dan oligochaeta)
- Detritus feeding (misal : gastropoda, isopoda, dan amphipoda)
- Carnivorous (misal : Zooplakton, Polychaeta, gastropoda, Crustacea, larva serangga air tawar dan ikan)
• Sedangkan pengaruh logam berat terhadap organisme-organisme tersebut atas dasar daya racunnya dibagi menjadi 2 yaitu : (1) yang bersifat lethal atau mematikan à LC50 (median lethal concentration), dan (2) yang bersifat sublethal. Pengaruh sublethal dibedakan atas 3 macam yaitu :
a. menghambat pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi
b. menyebabkan terjadinya perubahan morfologi
c. merubah tingkah laku organisme.
Pengaruh Logam Berat terhadap Kesehatan Manusia
Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan beberapa logam seperti : Mn, Fe, Cu, Zn dalam jumlah yang sangat kecil. Tetapi ada beberapa logam lain yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, yaitu Hg, Cd, Pb, dan Ni. Logam-logam tersebut bersifat sangat toksik (beracun). Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui rantai makanan, inhalasi, maupun penetrasi melalui kulit. Logam tersebut terakumulasi dalam tubuh, dan meracuni manusia. Berikut adalah berapa contoh kasus keracunan pada manusia akibat pencemaran logam berat.
Dampak Pencemaran Merkuri(Hg)
Sifat-sifat kimia dan fisik logam merkuri dibutuhkan untuk berbagai keperluan industri maupun penelitian. Menurut Sunu (2001) merkuri mempunyai beberapa sifat, diantaranya :
1). Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua makhluk hidup ;
2). Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu 25o C dan mempunyai titik beku terendah dari semua logam yaitu sekitar – 39 oC.
3). Bentuk murninya, zat cair putih keperakan yang mudah menguap seperti banyak digunakan dalam thermometer ;
Lebih lanjut dikatakan bahwa limbah merkuri yang terbuang ke sungai, danau dan laut dapat mengkontaminasi ikan-ikan dan makhluk air lainnya seperti ganggang dan tanaman air. Ikan-ikan kecil dan makhluk air lainnya yang telah terkontaminasi merkuri dimakan hewan air yang lebih besar, atau merkuri masuk masuk ke tubuh melalui insang. Sementara merkuri masuk ke dalam tubuh manusia dapat lewat udara, air, atau makanan yang terserap dalam jumlah yang bervariasi. Biota air yang paling banyak mengkonsumsi merkuri adalah ikan dan kerang. Tubuh manusia tidak dapat mengolah bentuk-bentuk merkuri monometil sehingga merkuri tersebut tinggal dalam tubuh relatif lama, tinggal dalam hati, ginjal, otak, dan darah yang dapat menimbulkan dampak kesehatan akut dan kronis.
Contoh kasus keracunan merkuri adalah kasus yang terjadi di Teluk Minamata, Jepang pada tahun 1953 sampai dengan 1960. Kasus ini merupakan kasus keracunan merkuri terbesar yang pernah terjadi. Ciri-ciri penderita : korban terjadi kelemahan otot, kehilangan penglihatan, kelumpuhan, bahkan ada yang koma dan meninggal. Penyebab : akibat makan hasil laut seperti : ikan, kerang yang telah terkontaminasi metil-merkuri dari limbah industri petrokimia Chisso Minamata Factory, Jepang. Penyakit ini dikenal dengan penyakit Minamata. Metil-merkuri dapat meracuni janin, merusah sistem saraf pusat, hambatan mental, dan gangguan pergerakan.
Kasus keracunan merkuri lainnya adalah yang terjadi di Irak (1961), di Pakistan barat (1963), di Guatemala (1966), di Nigata, Jepang (1968). Keracunan tersebut terutama disebabkan oleh konsumsi ikan yang tercemar merkuri atau mengkonsumsi biji-bijian yang diberi perlakuan dengan merkuri.
Selain gejala tersebut keracunan merkuri ditandai dengan sakit kepala, sukar menelan, penglihatan menjadi kabur dan daya dengar menurun. Selain itu orang yang keracunan merkuri merasa tebal di bagian kaki dan tangannya, mulut terasa tersumbat logam, gusi membengkak disertai pula dengan diare. Selanjutnya kematian dapat terjadi karena kondisi tubuh yang semakin lemah. Wanita yang mengandung akan melahirkan bayi yang cacat apabila keracunan merkuri (Wardhana, 2004).
Dampak Perncemaran Timbal (Pb)
Timbal (Pb) adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan yang lazim terdapat dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur mineral-mineral lain, terutama seng dan tembaga. Timbal merupakan logam yang amat beracun yang pada dasarnya tidak dapat dimusnahkan serta tidak terurai menjadi zat lain dan bila berakumulasi dalam tanah akan tersimpan relatif lama. Karena itu apabila timbal yang terlepas ke lingkungan akan menjadi ancaman bagi makhluk hidup (Sunu, 2001).
Timbal digunakan pada bensin untuk kendaraan, cat dan pestisida. Sampai dengan tahun 2000, bensin menggunakan timbal masih digunakan di Indonesia, sementara di negara-negara yang peduli lingkungan sudah melarang penggunaan bensin yang mengandung timbal. Timbal juga digunakan untuk produk-produk logam seperti : amunisi, pelapis kabel, bahan kimia, pewarna, pipa, solder, dan sebagainya. Pencemaran timbal dapat terjadi di udara maupun tanah.
Timbal dapat tersimpan dalam tulang dan dapat mempengaruhi kesehatan secara menyeluruh selama masa ketegangan (stres), kehamilan, penderita osteoporosis (tulang keropos). Dampak utama pencemaran timbal dalam dosis yang banyak dapat berpotensi mengganggu kesehatan, antara lain :
- Kelambanan dalam pengembangan neurologis saraf dan fisik pada anak ;
- Keguguran kandungan, dan kerusakan sistem reproduksi pria ;
- Penyakit saraf, perubahan daya pikir dan perilaku ;
- Tekanan darah tinggi, dan anemia.
Dampak Pencemaran Kadmium (Cd)
Kadmium (Cd) sebagai unsur alami dalam tanah merupakan logam lunak yang berwarna keperakan dan bersifat tidak pecah atau terurai menjadi bagian-bagian yang kurang beracun. Kadmium pada kadar rendahpun masih beracun, karena kemampuannya berkumpul dalam tanah (Sunu, 2001). Sebagian besar limbah kadmium dalam air diakibatkan oleh kegiatan proses penyepuhan secara elektrolisis. Sedangkan sumber pencemaran kadmium di udara sebagian besar karena adanya kegiatan industri yang menggunakan seng.
Dampak lainnya dari menghirup maupun memakan / meminum unsur kadmium dapat mengakibatkan gangguan kesehatan berupa : (1) gangguan pernafasan, (2) gangguan pada ginjal dan hati. Menurut Wittman (1979) dalam Supriharyono (2002), Kadmium masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan atau tertelan bersama makanan. Hampir semua organ tubuh dapat mengabsorbsi kadmium, dan konsentrasi yang paling tinggi biasanya terjadi di dalam hati dan ginjal. Racun kadmium menimbulkan penyakit sebagai berikut : kehamilan, lactasi, ketidakseimbangan dalam internal sekresi, penuaan, kekurangan kalsium, indra penciuman, mulut kering, kerusakan sumsum tulang, paru-paru basah, dan lain lain
Pada th 1947, masyarakat Jepang disekitar Sungai Jintsu, Toyama dijangkiti penyakit aneh, yaitu semacam rematik. Penderitanya meraung keras-keras karena rasa nyeri pada tulang. Penyalit ini disebut Ïtai-itai”, yang artinya “auch-auch”. Tahun 1968 diketahui bahwa penyakit tersebut berasal dari racun kronis Cadmium, limbah perusahaan tambang Mitsui. Cadmium masuk kedalam tubuh melalui pernafasan dan makanan. Konsentrasi tertinggi pada hati dan ginjal.
Dampak Pencemaran Chromium (Cr)
Logam chromium dilaporkan juga beracun terhadap manusia. Pengaruh racun ini pada awalnya diketahui di Jepang. Ittman (1979) dalam Supriharyono (2002) menulis bahwa pada tahun 1960 masyarakat yang tinggal didaerah sekitar Pabrik Kiryama, Nippon-Denko Concern di Pulau Hokaido, Jepang, banyak yang menderita kanker paru-paru.
Pada akhirnya, berdasarkan penelitian yang intensif diketahui bahwa penyakit tersebut sebagai akibat masyarakat menghirup debu yang mengandung chromium valensi IV (Chromium 4+) dan valensi VI (Chromium 6+).
Langganan:
Postingan (Atom)
-
MAKALAH PENGELOLAAN LABORATORIUM “SOP LABORATORIUM” DOSEN PENGAMPU : RAHMA DANI,S.Pd.,M.Pd DISUSUN OLEH: KELOMPOK ...
-
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kali ini saya akan membagikan postingan Strategi Pembelajaran Fisika tentang Strategi heor...
-
Tanah yang telah terkontaminasi oleh berbagai jenis polutan dapat dipulihkan dengan metode pengolahan yang disebut dengan remidiasi. Remidia...