Sabtu, 07 September 2019

Pengolahan Air Limbah 1

Air Limbah
Pengolahan air limbah adalah suatu proses yang dijalankan untuk menghilangkan atau membersihkan limbah (effluent) atau limbah hasil kegiatan industri, komersial atau rumah tangga dari air sehingga air dapat dimanfaatkan kembali oleh lingkungan tanpa memberikan dampak negatif ataupun dapat digunakan kembali dalam proses industri, komersial dan rumah tangga tersebut. Kegiatan pengolahan ini dilakukan dalam 3 atau lebih tahapan yang spesifik, tergantung pada komposisi dan tingkat limbah yang terkandung dalam air limbah.
Pengolahan Awal atau Pra Pengolahan
Tujuan dari proses pengolahan awal ialah untuk membuang material dan bahan-bahan yang kasar dan padat yang ditemukan pada effluent air limbah mentah. Pembuangan bahan-bahan ini diperlukan untuk meningkatkan efektivitas kegiatan operasional dan meminimalisir usaha yang dilakukan dalam merawat dan memperbaiki peralatan yang digunakan dalam tahapan pengolahan selanjutnya. Kegiatan pengolahan awal ini umumnya meliputi penyaringan bahan kasar (coarse screening), pembuangan kotoran (grit removal), dan, dalam beberapa kasus, kominusi atau pengurangan ukuran (comminution) material limbah yang berukuran besar.
Pengolahan Primer
Tujuan dari proses pengolahan primer ialah untuk membuang bahan-bahan padat, baik yang organik maupun anorganik, dengan teknik sedimentasi, serta untuk membuang bahan-bahan yang terapung dalam limbah dengan teknik skimming. Kira-kira sebanyak 25%-50% Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand - BOD5), 50%-70& dari padatan tersuspensi total (total suspended solids), dan 65% dari minyak dan gris (grease) yang ada dalam air limbah akan dibuang dalam proses pengolahan primer. Beberapa zat yang berasal dari makhluk hidup, seperti nitrogen dan fosfor, serta logam berat yang tergolong dalam benda padat juga turut dibuang dalam proses sedimentasi primer. Namun, zat koloid sisa dan bahan-bahan terlarut lainnya tidak terpengaruh oleh proses ini.
Pengolahan Sekunder
Tujuan dari proses pengolahan sekunder setelah menerima effluent dari proses pengolahan primer adalah membuang bahan organik dan bahan padat tersuspensi lainnya yang masih tertinggal. Tahapan ini meliputi pembuangan bahan organik koloid dan terlarut yang dapat terdegradasi secara biologis (biodegradable) dengan menggunakan proses pengolahan biologis secara aerobik. Pengolahan biologis aerobik ini terjadi saat ada bakteri aerobik yang menggunakan oksigen untuk mengubah bahan organik yang ada di dalam air limbah menjadi energi (proses metabolisme), sehingga dapat menghasilkan lebih banyak mikroorganisme dan bahan anorganik sebagai hasil akhir (yang paling utama ialah CO2, NH3, dan H2O).

Dalam suatu kondisi di mana terdapat konsentrasi tinggi kebutuhan oksigen kimia (chemical oxygen demand - COD), misalnya > 3.000 ppm, proses pencernaan secara anaerobik lebih umum digunakan dalam proses pengolahan sekunder. Dalam proses pencernaan ini, bakteri anaerobik dan fakultatif mengubah bahan organik yang ada di dalam lumpur limbah (sludge) menjadi energi (proses metabolisme), sehingga akan mengurangi volume pembuangan akhir, menstabilkan limbah, dan meningkatkan sifat pengeringannya (dewatering). Proses tersebut dilakukan dalam tangki tertutup (disebut juga anaerobic digesters) sedalam 7 sampai 14 m. Waktu yang diperlukan bakteri dalam tangki tersebut berbeda-beda, dari 1 hari hingga 60 hari atau lebih dihitung dalam standard-rate digesters. Gas yang dihasilkan selama proses ini memiliki kandungan metana sebesar 60 hingga 65% dan dapat dimanfaatkan kembali sebagai sumber energi.
Pengolahan Tersier
Pengolahan tersier merupakan pengolahan tambahan yang dilakukan setelah pengolahan sekunder. Proses ini membuang lebih dari 99% zat lain (impurities) dalam air limbah, sehingga menghasilkan air hasil limbah yang paling baik kualitasnya. Teknologi yang digunakan dalam proses ini sangatlah mahal dan membutuhkan operator pabrik pengolahan yang berpengalaman dan berpengetahuan teknis yang mumpuni.
Pengeringan
Bahan-bahan padat-biologis (bio-solids) yang diperoleh dari proses pengolahan limbah harus dikeringkan untuk mengurangi volumenya serta mengefisiensikan biaya pembuangan. Seperti yang diperlukan dalam proses pengolahan, limbah (sludge) tersebut dapat dibuang untuk kemudian diolah kembali melalui unit pengering seperti belt filter presses dan centrifuges. Bahan kimia lainnya juga dapat digunakan untuk menjamin kandungan kelembapan pada cake (lumpur dengan konsentrasi padatan yang tinggi) berada pada titik terendah.

Tim teknik Lautan Luas bekerja sama secara intens dengan para pelanggan untuk mengidentifikasi bahan kimia yang paling cocok serta mengoptimalkan kadar dosisnya sehingga biaya proses yang paling rendah dapat tercapai.
Defoamers
Mengurangi jumlah busa.

Tidak ada komentar: