“Pengetahuan dan Teknik tentang Pengelolaan Hubungan
Masyarakat Sekolah”
HALAMAN SAMPUL
1.
Vega Ramadhani (A1C317019)
2.
Priska Deboranita Nababan (A1C317045)
3.
Novri Elisabeth Hutauruk (A1C317047)
4.
Riko Firmansyah (A1C317055)
5.
Rachel Risda Sitanggang (A1C317067)
DOSEN PENGAMPU: Dwi Agus Kurniawan, S.Pd, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Pengelolaan Pendidikan ini.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen
Pengampu Bapak Dwi Agus Kurniawan, S.Pd.,M.Pd atas segala bimbingan dan arahan
selama penyusunan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan
kritikan yang membangun demi memperbaiki makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
mahasiswa yang membutuhkan. Aamiin
Jambi,
November 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Hubungan masyarakat (Humas) atau Public Relations (PR)
adalah sebuah seni berkomunikasi dengan publik untuk membangun saling
pengertian, menghindari kesalahpahaman dan mispersepsi, sekaligus membangun
citra positif lembaga. Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab
untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan
membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat
mengerti dan menerima sebuah situasi. Bagian penting dari pekerjaan petugas
humas dalam suatu organisasi adalah Membuat kesan (image) –kesan baik, citra
positif, Pengetahuan dan pengertian –informasi, penerangan, penjelasan,
Menciptakan ketertarikan, Penerimaan –pengertian, pemahaman,
Membangun/menciptakan simpati publik. Kegiatan Humas adalah melobi, berbicara
di depan publik atau melakukan pembicaraan publik (public speaking),
menyelenggarakan acara, dan membuat pernyataan tertulis seperti rilis berita.
PR dalam definisinya dikatakan bahwa PR itu melekat
pada manajemen. Manajemen tak akan dapat berjalan sebagimana seharusnya
tanpa adanya PR. Manajemen sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi
dalam kehidupan masyarakat modern seperti sekarang ini. Tak ada kegiatan yang
dilakukan dalam dan oleh masyarakat yang tidak memerlukan manajemen. Dalam
pengertian PR dinyatakan bahwa PR akan sukses dalam fungsinya apabila mampu
menciptakan, membangun, dan mengembangkan relasi kita.
Kedudukan, peranan dan tugas Public Relations dalam
sebuah organisasi (perusahaan/pemerintahan), jelas sengatlah penting. Sehingga
pelaksanaan aktivitasnya harus dikemas seefektivas mungkin. Dan ini di
antaranya bisa diraih dengan cara mempesiapkan dan mengaplikasikan program
kerja Public Relations dengan baik dan tepat. PR harus diposisikan secara
langsung berdekatan dengan manajemen. Hal ini sesuai dengan
fungsi manajemen di dalam organisasi. PR harus terletak pada lini garis
staf manajemen puncak. Dengan begitu PR dapat mengorganisasi seluruh kegiatan
komunikasi organisasi baik secara internal maupun eksternal. PR merupakan salah
satu pendukung dalam mengatur organisasi atau perusahaan. Disini PR dalam
kegiatannya merupakan profesi dalam melayani publiknya, dan ikut menentukan
tujuan organisasi atau perusahaan dengan membuat rencana kerja, menciptakan
strategi, melaksanakan rencana kerja, dan menilai hasil kerja.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui Pengertian Hubungan Sekolah dan Masyarakat
2.
Untuk
mengetahui Unsur-unsur Hubungan Sekolah dan Masyrakat
3.
Untuk
mengetahui Tujuan dan Fungsi Hubungan Sekolah dan Masyarakat
4.
Untuk
mengetahui Prinsip-prinsip Hubungan Sekolah dan Masyarakat
5.
Untuk
mengetahui Teknik-teknik Hubungan Sekolah dan Masyarakat
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian
Teoritik
2.1.1
Pengertian Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Menurut Sunaengsih (2017:157), sekolah sebagai lembaga
sosial yang diselenggarakan dan dimiliki oleh masyarakat, harus memenuhi
kebutuhan masyarakatnya. Sekolah mempunyai kewajiban secara legal dan moral
untuk selalu memberikan penerangan kepada masyarakat tentang tujuan-tujuan,
program-program, kebutuhan dan keadaannya, dan sebaliknya sekolah harus
mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakatnya.
Secara etimologis “hubungan masyarakat” diterjemahkan dari perkataan bahasa
Inggris “public relation”, yang
berarti hubungan sekolah dengan masyarakat ialah sebagai hubungan timbal balik
antara suatu organisasi (sekolah) dengan masyarakatnya.
According to Christine (2006:2) The
British Institute of Public relations (BIPR) defines public relations as ‘the deliberate
planned and sustained effort to establish and maintain mutual understanding
between an organization and its publics.” This definition suggests that public
relations is the creation or establishment of mutual understanding between an
organisation and its publics. It also suggests that public relations is not a
haphazard process. It must be consciously designed. Planning calls for
attention, deliberation, research, anticipation, analysis and consequences.
Public relations efforts must
ensure that not only does the organisation understand its publics, the publics
must equally understand the organisation. It must understand its reasons for
whatever actions it takes. As a public relations officer or manager of your
firm, for instance, it is your duty to ensure that mutual understanding is
achieved between your firm and its several publics. More often than not, the
publics are passive at performing this role. Therefore, your organisation must
take proactive steps towards achieving it.
Terjemahan
:
The British Institute of Public relations (BIPR)
mendefinisikan public relations sebagai 'upaya yang direncanakan dan
berkelanjutan yang disengaja untuk membangun dan mempertahankan saling
pengertian antara organisasi dan publiknya.' Definisi ini menunjukkan bahwa
hubungan masyarakat adalah penciptaan atau pembentukan saling pengertian antara
organisasi dan publiknya. Ini juga menunjukkan bahwa PR bukanlah proses yang
sembarangan. Itu harus dirancang secara sadar. Perencanaan membutuhkan
perhatian, pertimbangan, penelitian, antisipasi, analisis, dan konsekuensi.
Upaya hubungan masyarakat harus
memastikan bahwa organisasi tidak hanya memahami publiknya, publik juga harus
memahami organisasi. Itu harus memahami alasannya untuk tindakan apa pun yang
diperlukan. Sebagai pegawai humas atau manajer perusahaan Anda, misalnya,
adalah tugas Anda untuk memastikan bahwa saling pengertian tercapai antara
perusahaan Anda dan beberapa publiknya. Lebih sering daripada tidak, publik
pasif dalam melakukan peran ini. Oleh karena itu, organisasi Anda harus
mengambil langkah proaktif untuk mencapainya.
According to Taylor and Carl
(2004:645) public relations is both a professional practice and subfield of communication with its owm
research and theory base. Public relations is relatively young as an ademic
field, however, having developed identifiable theory in only about the last 25
years. The field of public relations is developing into a theoretically based
area of applied communication that has the potential to inform several areas of
communication/mass communication and to offer theoretic and conceptual tools
useful in bealth, risk, and political communication, among others. Because many
readers are unfamiliar with public relations theory and research, this article
first reviews and summarizes theory-related scholarship in public relations,
then categorizes and explains the theoretic trends in the field. The article
concludes by demonstrating how one of public relations' theoretic / conceptual tools, issues management, can apply
across all areas of applied communication.
Terjemahan
:
Hubungan
masyarakat adalah praktik profesional
dan subbidang komunikasi dengan riset dan landasan teorinya. Hubungan
masyarakat relatif masih muda sebagai bidang ademik, namun, setelah mengembangkan
teori yang dapat diidentifikasi hanya dalam 25 tahun terakhir. Bidang hubungan
masyarakat berkembang menjadi bidang komunikasi terapan yang berbasis teoritis
yang memiliki potensi untuk menginformasikan beberapa bidang komunikasi /
komunikasi massa dan untuk menawarkan alat teoritis dan konseptual yang berguna
dalam komunikasi, risiko, dan politik, antara lain. Karena banyak pembaca yang
tidak akrab dengan teori dan penelitian relasi publik, artikel ini pertama kali
mengulas dan merangkum teori-teori yang terkait dengan teori dalam hubungan
masyarakat, kemudian mengkategorikan dan menjelaskan tren teoritis di lapangan.
Artikel ini menyimpulkan dengan menunjukkan bagaimana salah satu alat teoritis
/ konseptual public relations, manajemen masalah, dapat diterapkan di semua
bidang komunikasi terapan.
Menurut Rahmat (2016:119), hubungan sekolah dengan
masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat
diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, dan simpati dari
masyarakat, serta mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah
dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah
penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan program-program sekolah
yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis.
Menurut
Mulyasa (2014:50), hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan
suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan
pribadi peserta didik disekolah. Dalam hal ini sekolah sebagai sistem sosial
merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu
masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam
mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien. Jika
hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan dengan baik, rasa tanggung jawab
dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan baik dan tinggi.
Agar tercipta hubungan dan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat,
masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah
yang bersangkutan.
Hubungan
sekolah dan masyarakat (husemas)
adalah suatu proses komunikasi antara
sekolah dan masyarakat tentang kebutuhan dan kegiatan pendidikan serta
mendorong minat dan kerja sama dalam peningkatan dan pengembangan sekolah.
Husemas ini merupakan usaha kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran
informasi dua arah yang efesien serta saling pengertian antara sekolah, personel sekolah dan masyarakat (Zainal,2016:273).
School
public relations refers to the application of PR in the context of organization
having the primary missions of delivering educational services. This includes
public and private institutions at both the precllegiate and the cllegiate
levels. The largest subcategory within this organizational family includes
public elementry and secondary schools. Schools PR is examined here with
respect to meaning, goals, persistent barriers, and current importance (Theodore, 2011:13).
Terjemahan :
Hubungan
masyarakat sekolah mengacu pada penerapan PR dalam konteks organisasi yang
memiliki misi utama memberikan layanan pendidikan. Ini termasuk lembaga publik
dan swasta baik pada tingkat precllegiate dan cllegiate. Subkategori terbesar
dalam keluarga organisasi ini termasuk elemen publik dan sekolah menengah.
Sekolah-sekolah PR diperiksa di sini berkenaan dengan makna, tujuan, hambatan
gigih, dan kepentingan saat ini, hal ini terdapat pada:
According to Tata (2014:1) That
school community relationship is very relevant in the development of primary
education in Azare metropolis of Bauchi state. This is clearly evident due to
the fact that the community provides many things to the school such as land for
building schools, funds, facilities, supervisions, discipline and classrooms. This
helps greatly in sustaining and strengthening school community relationship
which ultimately leads to the development of primary education in Azare
metropolis. That the primary schools in Azare metropolis have a lot of
resources which encourage school community relationship and assist in the
development of education. Primary school resources like classrooms, play
grounds, halls, school compound, giving necessary consultations and
clarifications as well as information provision to community are always available
to the people around. This helps greatly in maintaining and strengthening
school community relationship in primary schools of Azare metropolis.
Terjemahan
:
Menurut
Tata (2014:1) menyatakan bahwa Hubungan
komunitas sekolah itu sangat relevan dalam pengembangan pendidikan dasar di
metropolis Azare negara bagian Bauchi. Hal ini jelas nyata karena fakta bahwa
masyarakat memberikan banyak hal kepada sekolah seperti tanah untuk membangun
sekolah, dana, fasilitas, supervisi, disiplin dan ruang kelas. Ini sangat
membantu dalam mempertahankan dan memperkuat hubungan komunitas sekolah yang
pada akhirnya mengarah pada pengembangan pendidikan dasar di metropolis Azare.
Bahwa sekolah dasar di metropolis Azare memiliki banyak sumber daya yang
mendorong hubungan komunitas sekolah dan membantu dalam pengembangan
pendidikan. Sumber daya sekolah dasar seperti ruang kelas, tempat bermain,
balai sekolah, kompleks sekolah, memberikan konsultasi dan klarifikasi yang
diperlukan serta penyediaan informasi kepada masyarakat selalu tersedia bagi
orang-orang di sekitar. Ini sangat membantu dalam mempertahankan dan memperkuat
hubungan komunitas sekolah di sekolah dasar di kota Azare.
2.1.2 Fungsi dan Tujuan Hubungan
Masyarakat dengan Sekolah
A.
Fungsi Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat
Menurut
Atiyah (2007:29) Fungsi humas bersifat melekat pada menajemen
organisasi/perusahaan, yaitu bagaimana humas menyelenggarakan komunikasi dua
arah atau timbal balik antara organisasi /lembaga yang diwakilinya dengan
publik, yang artinya peranan ini turut menentukan sukses atau tidaknya misi,
visi, dan tujuan bersama dari organisasi/lembaga tersebut.
Menurut
Qoiman ( 2018:199-200) menyatakan bahwa fungsi humas dalam pendidikan adalah
sebagai berikut :
1.
Mengembangkan pengertian masyarakat tentang semua aspek pelaksanaan program
pendidikan di sekolah.
2.
Untuk dapat menetapkan apa harapan-harapannya mengenai tujuan pendidikan di
sekolah dan bagaimana harapan para masyarakat terhadap lembaga/sekolah.
3.
Untuk mendapatkan bantuan secukupnya dari para masyarakat kepada lembaganya,
baik material, finansial maupun moril.
4.
Menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap kualitas pendidikan.
5.
Mengikut sertakan masyarakat luas secara kooperatif dalam usaha mengatasi
persoalan pendidikan dan meningkatkan kerjasama antara sekolah dengan
masyarakat.
6.
Memperkuat sebuah peningkatan serta tujuan kualitas hidup dan penghidupan
masyarakat.
7.
Meningkatkan gairah masyarakat untuk menjalin sebuah hubungan dengan sekolah
Menurut
Musanna ( 2017:122) tujuan
pendidikan mengarah pada pendampingan anak dalam proses penyermpurnaan
ketertiban tingkah lakunya. Di dalam artikel berjudul “sifat dan maksud
pendidikan” yang di publikasikan pada tahun 1942 ki hajar dewan tara
mengemukakan bahwa tujuan pendidikan ialah kesempurnaan hidup manusia sehingga
dapat memenuhi segala keperluan lahir dan batin yang di perolah dari kodrat
alam.
Marzano
(2003:15)
Said anyone familiar with the Iast 35 years of reseach on school effectiveness
is aware that there have been many proposed lists of school-level factors. in
this chapther. collapse those previous lists into these five factor
1. guaranteed and viable
curricullum
2. challenging goals and effective
3. parent and community involvement
4. safe and orderly environment
5. collegiality and professionalism
Terjemahan:
Marzano
(2003:15)
mengatakan bahwa setelah melakukan penelitian selama 35 tahun tentang
efektivitas sekolah ia menyadari bahwa ada banyak daftar factor yang
mempegaruhi tingkatan sekolah yang bisa
di perlihatkan. Kali ini ia hanya menuliskanya ke dalam lima factor, yaitu :
1.
kurikulum
yang terjamin dan layak
2.
tujuan
yang menantang dan efektif
3.
keterlibatan
orang tua dan masyarakat
4.
lingkungan
yang aman dan teratur
5.
kolegialitas
dan profesionalisme
Umar
and abdullahi said (2014:24), The
function of community towards maintaining and supporting its relationship with
school and which ultimately lead to the development of education cannot be
overemphasized. It is a known fact that there can never be a school where there
is no community. The communities normally provide lands in which the schools
are build as well as providing children enrolment. Nasiru, (2008) and Gital,
(2009) were of the view that community provides school with the land to be
established, fund it, provide facilities to it and help greatly in the
improvement of the performance of pupils and general development of education.
Generally, the school utilizes the community resources for teaching and
learning purposes and at the same time derives its curriculum from the
community (Mahuta, 2007). Agbaje, (1990), Adeboyeje, (1994) and Cohen, (1998)
in Ogundele, Oparinde and Oyewale, (2012) were of the opinion that school
community relationship have significant impact on the provision and maintenance
of school facilities, school discipline, teachers job performance, academic
achievement of students and overall success of the schools. This clearly shows
that school community relationship exists and helps greatly in the development
of education.
Terjemahan :
Menurut Umar and
abdullahi (2014:24) Fungsi masyarakat untuk mempertahankan dan mendukung
hubungannya dengan sekolah dan yang pada akhirnya mengarah pada pengembangan
pendidikan tidak dapat terlalu ditekankan. Sudah diketahui fakta bahwa tidak
akan pernah ada sekolah di mana tidak ada komunitas. Masyarakat biasanya
menyediakan lahan di mana sekolah dibangun serta menyediakan pendaftaran
anak-anak. Nasiru, (2008) dan Gital, (2009) berpandangan bahwa masyarakat
menyediakan sekolah dengan tanah untuk didirikan, mendanainya, menyediakan
fasilitas untuk itu dan sangat membantu dalam peningkatan kinerja murid dan
perkembangan umum pendidikan. Umumnya, sekolah menggunakan sumber daya
komunitas untuk tujuan pengajaran dan pembelajaran dan pada saat yang sama
mengambil kurikulumnya dari masyarakat (Mahuta, 2007). Agbaje, (1990),
Adeboyeje, (1994) dan Cohen, (1998) di Ogundele, Oparinde dan Oyewale, (2012)
berpendapat bahwa hubungan komunitas sekolah memiliki dampak signifikan pada
penyediaan dan pemeliharaan fasilitas sekolah, disiplin sekolah, kinerja guru,
prestasi akademik siswa dan keberhasilan sekolah secara keseluruhan. Ini jelas
menunjukkan bahwa hubungan komunitas sekolah ada dan sangat membantu dalam
pengembangan pendidikan.
Menurut Frida dalam buku karangan abdullah
(2016: 19 – 20) menyatakan bahwa ada dua
fungsi Public Relations / humas, yakni Fungsi Konstruktif‖ dan Fungsi
Korektif‖.
a. Fungsi Konstruktif, menganalogikan fungsi ini
sebagi perata jalan. Jadi humas merupakan garda terdepan yang dibelakangnya terdiri
dari tujuan-tujuan perusahaan. Ada tujuan marketing, tujuan produksi, tujuan
personalia dan sebaginya, peranan humas dalam hal ini mempersiapkan mental
publik untuk menerima kebijakan organisasi/lembaga, humas menyiapkan mental
organisasi/ lembaga untuk memahami kepentingan publik, humas mengevaluasi
perilaku, publik maupun organisasi untuk direkomandasikan kepada manajemen,
humas menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling pengertian , saling percaya,
dan saling membantu terhadap tujuan-tujuan publik organisasi/lembaga yang di
wakilinya. Fungsi Konstriktif ini mendorong humas membuat aktifitas ataupun
kegiatankegiatan yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat
proaktif, termasuk disini humas bertindak secara prefentif (mencegah).
b. Fungsi Korektif, apabila kita mengibaratkan
fungsi konstruktif sebagai perata jalan, maka fungsi korektif berperan sebagai pemadam
kebakaran yakni apabila api sudah terlanjur menjalar dan membakar
organisasi/lembaga, maka peranan yang dapat dimainkan oleh humas adalah
memadamkan api tersebut. Artinya apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi
masalah-masalah krisis dengan publik, maka humas harus berperan dalam mangatasi
terselesaikanya masalah tersebut.
B.
TUJUAN HUBUNGAN MASYARAKAT DENGAN SEKOLAH
Tujuan utama program humas dalam suatu lembaga
pendidikan adalah untuk membangun dan memelihara kerja sama yang positif antara
lembaga lembaga pendidikan dengan masyarakat yang terkait. Pelaksanaan program
humas diarahkan untuk membangun kegiatan humas secara internal dan secara
eksternal . dengan demikian tujuan dari program humas juga dapat dilihat baik
secara internal maupun eksternal ( Maskur, 2015:31).
Menurut
Nurhasah(2017:65-66) tujuan bidang humas dilihat dari kepentingan kedua belah
pihak yaitu lembaga pendidikan dan masyarakat bahwa dilihat dari kepentingan
lembaga pendidikan tujuan bidang Humas yaitu:
1.
Memelihara kelangsungan hidup lembaga pendidikan, meningkatkan mutu di lembaga
pendidikan
2.
Memperlancar proses belajar mengajar
3.
Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat dalam pengembangan dan
pelaksanaan program pendidikan.
Sedangkan dari
kepentingan masyarakat tujuannya, yaitu:
1.
Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama dalam moral dan
spiritual
2.
Memperoleh batuan lembaga pendidikan untuk memecahkan berbagai masalah yang
dihadapi masyarakat
3.
Menjamin relevansi program lembaga pendidikan dengan kebutuhan masyarakat
4.
Memperoleh anggota masyarakat yang meningkat kemampuannya
Menurut mulyasa dalam buku karangan Darmadi (2018: 55) menyatakan bahwa tujuan hubungan
sekolah dengan masyarakat dapat di tinjau dari dua dimensi yaitu
kepentiansekolah dan kebutuhan masyarakat. Tujuan hubungan masyarakat
berdasarkan dimensi kepentingan sekolah anatara lain :
1. Memelihara
kelansungan hidup sekolah
2. Meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah
3. Memperlancar
kegiatan belajar dan mengajar
4. Memperoleh
bantuan dan dukungan dari masyarakat dalam rangka pengembangan dan pelaksanaan
program – program yang telah di tetapkan oleh sekolah.
Tujuan hubungan berdasarkan
kebutuhan masyarakat antara lain
1. Memajukan
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
2. Memperolah
kemajuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang di hadapi masyarakat
3. Menjamin
relevansi program sekolah dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat
4. Memperoleh
kembali anggota – anggota masyarakat yang trampil dan makin meningkatkan
kemampuan
Menurut
Harini (2014: 9) Hubungan masyarakat pada dasarnya bertujuan menciptakan dan
mengembangkan persepsi citra positif sekolah di masyarakat. Menurut Abdurrahman
(Suryosubroto, 2012:13) bahwa hubungan masyarakat adalah kegiatan untuk
menanamkan dan memperoleh pengertian, dukungan, kepercayaan, serta penghargaan
pada dan dari publik suatu badan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Pentingnya pendidikan menjadikan kerjasama sekolah dengan masyarakat sebagai
kebutuhan dasar. Kerjasama tersebut dimaksudkan demi kelancaran pendidikan di
sekolah pada umumnya dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada
khususnya.
2.1.3 Unsur-unsur dan Jenis jenis
Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Menurut Agustinus (2013:187-188), Unsur unsur yang
terlibat dalam hubungan sekolah dan masyarakat antara lain :
A) Sekolah
Sebagai pusat pendidikan formal, sekolah lahir dan
berkembang dari pemikiran efisiensi dan efektivitas pemberian pendidikan bagi
masyarakat. Artinya bahwa sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan
perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban memberikan pendidikan. Sekolah
merupakan lembaga sosial yang tumbuh yang berkembang dari dan untuk masyarakat,
karena itu segala bentuk dan tujuan sekolah harus diarahkan kepada pembentukan
corak pribadi dan kemampuan warga masyarakat sesuai target atau sasaran
pendidikan dalam masyarakat yang bersangkutan.
B) Orangtua
murid
Hubungan sekolah dengan orangtua murid hendaknya dibawa
ke dalam hubungan yang konstruktif dengan program di sekolah. Karena itu,
hubungan antara keduanya hendaknya dibimbing ke arah positif, dan itu adalah
tugas kepala sekolah
C) Murid
dan Guru
Murid merupakan unsur sekolah yang sangat penting, begitu
juga guru. Tanpa murid, sekolah tidak akan ada. Murid berasal dari lingkungan
masyarakat, yaitu keluarga yang memperoleh ilmu pengetahuan dan pendidikan dari
persekolahan dengan perantara guru
Menurut Sunaengsih (2017:159-161), beberapa pihak yang
turut andil dalam pembentukan hubungan sekolah dan masyarakat,antara lain :
A) Orangtua
Peranan orangtua dalaam pelaksanaan hubungan sekolah
dengan masyarakat ,antara lain:
1. Mendukung pelaksanaan belajar mengajar di sekolah
2.
Berpartisipasi aktif dalam mensosialisaasikan kegiatan sekolah di berbagai
komunitas
3.
Bersedia menjadi narasumber sesuai keahlian dan profesi yang dimiliki
4.
Menginformasikan nilai-nilai positif dari pelaksanaan kegiatan disekolah
kepada masyarakat secara luas
5.
Bekerjasama dengan anggota komite sekolah ataau pihak lain dalam pengadaaan
sumber belajar
6.
Aktif bekerjasama dengan guru dalam proses pembelajaran untuk anak yang
berkebutuhn khusus
7.
Aktif dalam memberikan ide/gagasan dalam rangka peningkatan kualitas
pembelajaran
B)
Guru
Peranan guru dalam hubungan antara sekolah dengan
masyarakat, antara lain:
1. Berkomunikasi secara berkala dengan keluarga,
yaitu:orangtua atau wali tentang kemajuan anak mereka dalam belajar dan
berprestasi
2. Bekerjasma dengan masyarakat untuk menjaring anak yang
tidak bersekolah, mengajak dan memaukkannya ke sekolah
3. Menjelaskan manfaat dan tujuan sekolah kepada orangtua
peserta didik
4. Mempersiapkan anak agar berani berinteraksi dengan
masyarakat sebagai bagian dari kurikulum, seperti mengunjungi
museum,memperingati hari-hari besar keagamaan dan nasional
5. Mengajak orangtua dan anggota masyarakat terlibat di kelas
C) Komite
Sekolah
Komite sekolah merupakan nama baru pengganti badan
pembantu penyelenggara pendidikan (BP3). Komite sekolah adalah badan mandiri yang
mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan
efisiensi pengelolaan pendidikan disatuan pendidikan , baik pada pendidikan
prasekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan diluar
sekolah(kepmendiknas nomor:044/U/2002).
Secara kontekstual peran komite sekolah sebagai:
1. Pemberi pertimbangan( advisory agency) dalam penentuan dab
pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan
2.
Pendukung (supporting agency),
baik yang berwujud finansial, pemikiran,maupun tenaga dalam penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan
3.
Pengontrol (controlling agency)
dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran
pendidikan di satuan pendidikan
4.
Mediator antara pemerintah
(eksekutif) dengan masyarakat disatuan pendidikan
Menurut Rosmalah (2016:68-71), peranan kepala sekolah,
komite sekolah, guru dan masyarakat adalah:
1. Peran Kepala Sekolah
Pada tingkat sekolah, kepala sekolah merupakan figure
kunci dalam mendorong perkembangan dan kemaajuan sekolah. Dalam konteks
manajemen berbasis sekolah, kepala sekolah tidak hanya meningkat tanggung jawab
dan otoritasnya dalam program-program sekolah, tetapi juga memiliki tanggung
jawab untuk meningkatkan akuntabilitas keberhasilan siswa dan programnya.
2. Peran Komite Sekolah
Pembentukan komite sekolah sebagai badan yang mandiriyang
memiliki kewajiban membantu sekolah, terutama dalam hal pembiayaan, pada
hakikatnya telah mengurangi beban kepala sekolah dalam memenuhi
kebutuhannya.Eksistensi komite sekolah bukan hanya sebagai pelengkap organisasi
sekolah.
3. Peran Guru Sebagai Pengajar
a.
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
b.
Menilai proses dan hasil pembelajaran
c.
Meningkatkan penilaian bagi peningkatan layanan
pembelajaran
d Memberikan umpan balik secaraa tepat, teratur dan terus menerus kepada
peserta didik
e. Memberikan bimbingan kepada pesrta didik yang mengalami
kesulitan belajar
f. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan
g.
Mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan media
pengajaran
3. Peran Orangtua dan Masyarakat
Orangtua dan masyarakat diharapkan partisipasinya dalam
menentukan dan membuat program sekolah.Orangtua berperan sebagai partner yang
harus berusaha mendidik anak secara kooperatif, dan berusaha membantu perkembangan
yang sehat terhadap sekolah sedangkan sebagai pendukung , orangtua melindungi
dan memberi dukungan berupa sumberdaya dan informasi kepada sekolah pada saat
mengalami kesulitan.
Menurut Sri Sundari dan Sholikin ( 2015 :159) Jenis-jenis
hubungan sekolah dan masyarakat,
apabila sekolah dipandang sebagai suatu organisasi sosial maka organisasi
tersebut mempunyai lingkungan di mana ia memperoleh pengaruh dan membutuhkan
hubungan.
a. Hubungan
masyarakat internal adalah hubungan masyarakat yang di jalin oleh dan di antara
unsur-unsur yang ada di dalam sekolah.
b. Humas eksternal adalah humas yang di
jalin oleh dan diantara sekolah dengan lembaga negri, lembaga swasta dan
perseorangan di luar organisasi sekolah yang bersangkutan.
Menurut Kompri (2017:257-258), Jenis hubungan sekolah dan
masyarakat itu dapat digolongkan menjadi tiga jenis,yaitu:
1.Hubungan
Edukatif
Ialah hubungan kerjasama dalam hal mendidik murid, antara
guru di sekolah dan orangtua di dalam keluaraaga. Adnya hubungan ini
dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang
dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap pada diri anak
2. Hubungan
Kultural
Yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang
memungkinkan adanya sling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat
tempat sekolah itu berada. Untuk itu diperlukan hubungan kerjasama antara
kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam masyarakat. Kegiatan kurikulum sekolah
disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan masyarakat. Demikian
pula tentang pemilihan bahan pembelajaraan dan metode-metode pembelajarannya.
3.Hubungan
Institusional
Yaitu hubungan kerjasama antara sekolah dengan
lembagaa-lembaga atau instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah,
seperti hubungan kerjasama antara sekolah satu dengan sekolah-sekolah lainnya,
kepalaa pemerinta setempat ateupun
perusahaan-perusahaan negara, yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan
pendidikan pada umumnya.
Model tipe hubungan
komunitas sekolah menggambarkan hubungan di mana sekolah atau komunitas
mendapat manfaat. Yaitu, sekolah atau komunitas memberikan kontribusi dengan
mengorbankan yang lain. Di sini Anda memiliki hubungan penerima-donor di mana
satu pihak menyumbang dan yang lain menerima, tanpa memberikan imbalan apa pun
(Ibiam, 2015). Ini bukan tipe hubungan yang sehat dan karena hal itu tidak
seimbang, ini dapat menghasilkan perselisihan antara sekolah dan komunitas tuan
rumah seperti yang biasa terjadi di beberapa komunitas Nigeria (Duru,2017: 39).
2.1.4 Prinsip-Prinsip
Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Menurut
Rahmat (2016:125-129) bahwa program sekolah tentunya tidak dapat berjalan
dengan lancar apabila tidak mendapat dukungan masyarakat. Oleh karena itu,
pemimpin sekolah perlu terus membina hubungan yang baik antara sekolah dan
masyarakat. Sekolah perlu banyak memberi informasi kepada masyarakat tentang
problem-problem yang di hadapi, agar masyarakat mengetahui dan memahami
masalah-masalah yang di hadapi sekolah. Harapannya yaitu tumbuhnya rasa simpati
dan partisipasi masyarakat.
Beberapa
prinsip yang perlu di perhatikan dan di petimbangkan dalam pelaksanaan hubungan
sekolah dan masyarakat adalah sebgai berikut :
1.
Integrity
Prinsip ini
mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat harus
terpadu, dalam arti apa yang di jelaskan, di sampaikan dan disuguhkan kepada
masyarakat harus informasi yang terpadu antara informasi kegiatan akademik
maupun informasi kegiatan yang bersifat non akademik. Hindarkan sejauh mungkin
upaya menyembunyikan (hidden activity) kegiatan yang telah, sedang dan
akan dijalankan oleh sekolah, untuk menghindari salah persepsi serta kecurigaan
terhadap sekolah. Biasanya sering terjadi sekolah tidak menginformasikan atau
menutupi sesuatu yang sebenarnya menjadi masalah sekolah dan perlu bantuan atau
dukungan orang tua murid. Oleh sebab itu sekolah harus sedini mungkin
mengantisipasi kemungkinan adanya salah persepsi, salah interpretasi tentang
informasi yang disajikan dengan melengkapi informasi yang akurat dan data yang
lengkap, sehingga dapat diterima secara rasional oleh masyarakat. Hal ini
sangat penting untuk meningkatkan penilaian dan kepercayaan masyarakat/orang
tua murid terhadap sekolah, atau dengan kata lain transparansi sekolah sangat
diperlukan, lebih-lebih dalam era reformasi dan abad informasi ini, masyarakat
akan semakin kritis dan berani memberikan penilaian secara langsung tentang
sekolah. Bahkan tidak jarang penilaian dan persepsi yang disampaikan
masyarakatan tentang sekolah sering tidak memiliki dasar dan data yang akurat
dan valid. Persepsi yang demikian apabila tidak dihindari akan menyebabkan hal
yang negatif bagi sekolah, akibatnya sekolah tidak akan mendapat dukungan
bahkan mungkin sekolah hanya akan menunggu waktu kematiannya. Karena dia tidak
dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakatnya sendiri
2. Continuity
Prinsip
ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat, harus
dilakukan secara terus menerus. Jadi pelaksanaan hubungan sekolah dengan
masyarakat jangan hanya dilakukan secara insedental atau sewaktu-waktu,
misalnya hanya 1 kali dalam satu tahun atau sekali dalam satu
semester/caturwulan, atau hanya dilakukan oleh sekolah pada saat akan meminta
bantuan keuangan kepada orang tua/masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan
masyarakat selalu beranggapan bahwa apabila ada panggilan sekolah untuk datang
ke sekolah selalu dikaitkan dengan minta bantuan uang. Akibatnya mereka
cenderung untuk tidak datang atau sekedar mewakilkan kepada orang lain untuk
menghadiri undangan sekolah. Kenyataan selama ini menunjukkan bahwa undangan
kepada orang tua murid dari sekolah sering diwakilkan kehadirannya kepada orang
lain, sehingga kehadiran mereka hanya berkisar antara 60% – 70% bahkan tidak
jarang kurang dari 30%. Apabila ini terkondisi, maka sekolah akan sulit
mendapat dukungan yang kuat dari semua orang tua murid dan masyarakat.
Perkembangan informasi, perkembangan kemajuan sekolah,
permasalahan-permasalahan sekolah bahkan permasalahan belajar siswa selalu
muncul dan tumbuh setiap saat, karena itu maka diperlukan penjelasan informasi
yang terus menerus dari sekolah untuk masyarakat/orang tua murid, sehingga
mereka sadar akan pentingnya keikutsertaan mereka dalam meningkatkan mutu
pendidikan putra-putrinya. Oleh sebab itu maka informasi tentang sekolah yang
akan disampaikan kepada masyarakat juga harus di updating setiap saat.
Informasi yang sudah out update akan memberikan kesan kurang baik oleh
masyarakat kepada sekolah.
3. Simplicity
Prinsip ini menghendaki
agar dalam proses hubungan sekolah dengan masyarakat yang dilakukan baik
komunikasi personal maupun komunikasi kelompok pihak pemberi informasi
(sekolah) dapat menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada
masyarakat. Informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui pertemuan
langsung maupun melalui media hendaknya disajikan dalam bentuk sederhana sesuai
dengan kondisi dan karakteristik pendengar (masyarakat setempat). Prinsip
kesederhanaan ini juga mengandung makna bahwa:
·
Informasi
yang disajikan dinyatakan dengan kata-kata yang penuh persahabatan dan mudah
dimengerti. Banyak masyarakat yang tidak memahami istilah-istilah yang sangat
ilmiah, oleh sebab itu penggunaan istilah sedapat mungkin disesuaikan dengan
tingkat pemahaman masyarakat yang menjadi audience.
·
Penggunaan
kata-kata yang jelas, disukai oleh masyarakat atau akrab bagi pendengar
·
Informasi
yang disajikan menggunakan pendekatan budaya setempat.
4. Coverage
Kegiatan pemberian
informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup semua aspek, factor atau substansi
yang perlu disampaikan dan diketahui oleh masyarakat, misalnya program ekstra
kurikuler, kegiatan kurikuler, remedial teaching dan lain-lain kegiatan.
Prinsip ini juga mengandung makna bahwa segala informasi hendaknya lengkap,
akurat dan up to date. Lengkap artinya tidak satu informasipun yang
harus ditutupi atau disimpan, padahal masyarakat/orang tua murid mempunyai hak
untuk mengetahui keberadaan dan kemajuan (progress) sekolah dimana
anaknya belajar. Oleh sebab itu informasi kemajuan sekolah, kegagalan/masalah
yang dihadapi sekolah serta prestasi yang dapat dicapai sekolah harus
dinformasikan kepada masyarakat. Akurat artinya informasi yang diberikan memang
tepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dalam kaitannya ini juga berarti
bahwa informasi yang diberikan jangan dibuat-buat atau informasi yang obyektif.
Sedangkan up to date berarti informasi yang diberikan adalah informasi
perkembangan, ke majuan,
masalah dan prestasi sekolah terakhir. Dengan demikian masyarakat dapat
memberikan penilaian sejauh mana sekolah dapat mencapai misi dan visi yang
disusunnya.
5. Constructiveness
Program hubungan sekolah
dengan masyarakat hendaknya konstruktif dalam arti sekolah memberikan informasi
yang konstruktif kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan memberi-kan
respon hal-hal positif tentang sekolah serta mengerti dan memahami secara
detail berbagai masalah (problem dan constrain) yang dihadapi sekolah.
Apabila hal tersebut dapat mereka mengerti, akan merupakan salah satu faktor
yang dapat mendorong mereka untuk memberikan bantuan kepada sekolah sesuai
dengan perma-salahan sekolah yang perlu mendapat perhatian dan pemecahan
bersama. Hal ini menuntut sekolah untuk membuat daftar masalah (list of
problems) yang perlu dikomunikasikan secara terus menerus kepada sasaran
masyarakat tertentu.
Prinsip ini juga berarti
dalam penyajian informasi hendaknya obyektif tanpa emosi dan rekayasa tertentu,
termasuk dalam hal ini memberitahukan kelemahan-kelemahan sekolah dalam memacu
peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Prinsip ini juga berarti bahwa
informasi yang disajikan kepada khalayak sasaran harus dapat membangun kemauan
dan merangsang untuk berpikir bagi penerima informasi.
Penjelasan yang
konstruktif akan menarik bagi masyarakat dan akan diterima oleh masyarakat
tanpa prasangka tertentu, hal ini akan mengarahkan mereka untuk berbuat sesuatu
sesuai dengan keinginan sekolah. Untuk itu informasi yang ramah, obyektif
berdasarkan data-data yang ada pada sekolah.
6. Adaptability
Program hubungan sekolah
dengan masyarakat hendaknya disesuaikan dengan keadaan di dalam lingkungan
masyarakat tersebut. Penyesuaian dalam hal ini termasuk penyesuaian terhadap
aktivitas, kebiasaan, budaya (culture) dan bahan informasi yang ada dan
berlaku di dalam kehidupan masyarakat. Bahkan pelaksanaan kegiatan hubungan
dengan masyarakat pun harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Misalnya
saja masyarakat daerah pertanian yang setiap pagi bekerja di sawah, tidak
mungkin sekolah mengadakan kunjungan (home visit) pada pagi hari.
Pengertian-pengertian
yang benar dan valid tentang opini serta faktor-faktor yang mendukung akan
dapat menumbuhkan kemauan bagi masyarakat untuk berpartisipasi ke dalam
pemeca-han persoalan-persoalan yang dihadapi sekolah.
Dalam
pelaksanaan kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat perlu memperhatikan
beberapa prinsip, sebagai berikut:
a. Prinsip otoritas, yaitu bahwa husemas
harus di lakukan oleh orang yang memiliki otoritas, karena pengetahuan dan
tanggung jawabnya dalam penyelenggaraan sekolah.
b. Prinsip kesederhanaan, bahwa
program-programyang di rencanakan dan kan di laksanakan harus sederhana dan
jelas.
c. Prinsip sensitivitas, yaitu bahwa dalam
menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan masyarakat harus di sesuaikan
dengan keadaan masyarakatmya.
d. Prinsip kejujuran, bahwa apa yang di
sampaikan kepada masyarakat haruslah sesuatu yang apa adanya dan di sampaikan
secara jujur.
Prinsip
ketepatan, bahwa
apa yang di sampaikan sebagai berikut:
1. Aspek normatif kependidikan, yaitu untuk
menjadi guru yang baik tidak cukup di gantingkan pada hakikat, kecerdasan,
kecakapan saja tetapi juga harus beritikad baik sehingga hal ini menyatu dengan
norma yang di jadikan landasan dalam melaksanakan tugasnya.
2.
Pertimbangan
sebelum memilih jabatan guru;
3. Memiliki program peningkatan kemajuan
masyarakat dan kemajuan pendidikan
(Samsul,
2018 : 274-275).
Heppy (2011:
60), menyatakan bahwa prinsip komunikasi dua arah dan timbal balik merupakan
proses penyampaian suatu pesan seseorang atau kelompok( komunikator) untuk
memberi tahu atau mengubah sikap opini dan perilaku kepada perseorangan atau
kelompok ( komunikan), baik berhadapan langsung maupun tidak langsung, melalui
media massa sebagai alat atau saluran penyampaian pesan untuk mencapai tujuan
atau target dalam proses komunikasi dua arah yang hendak di capai.
Munirwan (2016:
24), menyatakan bahwa pada prinsipnya tokoh masyarakat memainkan peran yang
sangat besar dalam menciptakan hubungan sekolah dan masyarakat. Oleh karena
itu, sekolah harus menjalin kerja sama yang erat dengan tokoh masyarakat
termasuk denagn pemimpin formal masyarakat dalam rangka membina pendidikan di
sekolah,. Walaupun kerja sama itu tidak begitu mudah di wujudkan di karenakan
banyak hal yang lain yang mesti di perhatikan.
2.1.5 Teknik – teknik Hubungan Masyarakat
Menururt Kompri (2017:258-263),
kenyataan membuktikan, hubungan sekolah dengan masyarakat tidak selalu berjalan
dengan baik. Berbagai kendala yang sering ditemukan antara lain: komunikasi
yang terhambat dan tidak profesional, tindak lanjut program yang tidak lancar
dan pengawasan yang tidak terstruktur. Untuk mengatasi berbagai kendala
tersebut beberapa hal bisa menjadi alternatif, adanya laporan berkala mengenai
berbagai kegiatan sekolah serta keuangannya, diadakannya berbagai kegiatan yang
mengakrabkan seperti open house kunjungan timbal balik dan program kegiatan
bersama seperti pentas seni, perpisahan. Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat
diterapkan lembaga pendidikan, teknik-teknik tersebut dapat dikelompokkan
menjadi empat yaitu, teknik tertulis, teknik lisan, teknik peragaan, dan teknik
elektronik.
1. Teknik
tertulis
Hubungan
antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan secara tertulis, cara tertulis
dapat digunakan meliputi:
a.
Buku
kecil pada pemulaan tahun ajaran.
Buku kecil pda
permulaan tahun ajaran baru ini isinya dijelaskan tentang tata teetib,
syarat-syarat masuk, hari-hari libur dan hari-hari efektif. Kemudian buku kecil
ini dibagikan kepada orangtua murid. Hal ini biasanya dilaksanakan di taman
kanak-kanak (TK).
b.
Pamflet.
Pamflet
merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan
tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia dan kegiatan belajar. Pamflet
ini selain dibagikan ke wali murid juga bisa disebarkan kepada masyarakat umum,
selain untuk menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi
lembaga.
c.
Berita
kegiatan murid.
Berita ini dapat
dibuat sesederhana mungkin pada selebaran kertas yang berisi informasi singkat
tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan disekolah atau pesantren. Dengan
membacaya orangtua murid dapat mengetauhi apa yang terjadi di lembaga
pendidikan tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan oleh murid.
d.
Catatan
berita gembira.
Teknik ini sebenarnya
mirip dengan berita kegiatan murid, keduanya sama-sama ditulis dan disebarkan
kepada orangtua murid. Hanya saja catatan berita gembira ini berisi tentang
keberhasilan seorang murid. Berita tersebut ditulis diselebaran kertas dan
disampaikan kepada wali murid atau bahkan disebarkan ke masyarakat.
e.
Buku
kecil tentang cara membimbing anak.
Dalam rangka
menciptakan hubungan yang harmonis dengan orangtua, kepala sekolah atau guru
dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi tentang cara
membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan kepada orangtua
murid.
2. Teknik
lisan
Hubungan
sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan secara lisan meliputi:
a.
Kunjungan
rumah.
Dalam rangka
mengadakan hubungan dengan mayarakat, pihak sekolah dapat mengadakan kunjungan
ke rumah wali murid, warga ataupun tokoh
masyarakat. Melalui kunjungan rumah ini guru akan mengetahui masalah anak
dirumahnya. Apabila setiap anak diketahui problemnya secara totalitas, maka program
pendidikan akan lebih mudah direncanakan untuk disesuaikan dengan minatnya.
b.
Panggilan
orangtua.
Selain
mengadakan kunjungan ke rumah, pihak sekolah sesekali juga memanggil orangtua
murid datang ke sekolah. Setelah datang, mereka diberi penjelasan tentang
perkembangan pendidikan di lembaga tersebut.
3. Teknik
peragaan
Teknik
hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
peragaan yang meliputi:
a.
Kunjungan
ke sekolah
Kunjungan
orangtua murid ke sekolah pada saat pelajaran berlangsung yak dimaksudkan agar
para orangtua murid berkesempatan melihat anak-anaknya pada waktu mengikuti
pelajaran. Kunjungan ke sekolah ini dapat dilaksanakan sewaktu-waktu, sehingga
mereka dapat melihat kewajaran yang terjadi di sekolah tersebut.
b.
Open
house.
Open house
merupakan suatu metode mempersilakan masyarakat yang berminat untuk meninjau
sekolah serta mengobservasi kegiatan dan hasil kerja murid dan guru yang
diadakan pada waktu yang telah terjadwal . pada saat itulah masyarakat dapat
melihat secara langsung proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah itu.
Dari gambaran ini masyarakat dapat memberikan penilaian atas pelaksanaan
pendidikan di sekolah tersebut.
4. Teknik
elektronik
Teknik
hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan menggunakan media
elektronik yang meliputi:
a.
Melalui
radio dan televisi
Radio dan
televisi memiliki daya yang kuat untuk menyebarkan pengaruh melalui informasi
yang disiarkannya. Radio dan televisi sangat cepat sekali membentuk “public
opinion” yang sangat dibutuhkan dalam program hubungan sekolah dengan
masyarakat ini. Melalui radio dan televisi, masyarakat akkan lebih mengenal
situasi dan perkembangan sekolah serta dapat menyampaikan berita-berita dan
pengumuman-pengumuman yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, termauk
apabila ada permohonan sumbangan dari pihak sekolah. Hal ini untuk menghindari
tipuan yang sering dilakukan oleh anak kepada orangtua, bahwa anak mintak uang
iuran yang sebenarnya tidak di tarik/tagih oleh sekolah.
b.
Laporan
tahunan
Laporan tahunan
disusun oleh kepala sekolah untuk diberikan kepada pemilik sekolah atau kepada kantor kementrian
pendidikan atau kepada atasannnya langsung. Kepala sekolah dapat menugaskan
kepada stafnya atau langsung dia sendiri yang memberikan informasi tersebut
yang berkenaan dengan isi laporan tahunannya. Isi laporan tahunan tersebut
antara lain mencakup: kegiatan yang telah dilakukan, kurikulum, personalia,
anggaran dan situasi murid.
Menurut Efni (2015: 661-662) untuk
mensukseskan program husemas sekolah SDN 01 Bermani Ulu ada beberapa teknik
yang dilakukan. Teknik yang di pilih adalah teknik yang dianggap efektif dan
efisien disesuaikan dengan kondisi masyarakat sekitar, dan keuangan sekolah
antara lain:
a.
Teknik
Pertemuan Tatap Muka Kelompok
Contoh penerapan
teknik pertemuan kelompok lainnya yang di lakukan SD 01 Bermani Ulu adalah
setiap akhir tahun sekolah melaksanakan acara perpisahan atau pelepasan siswa
kelas enam yang sudah lulus ujian. Pada acara tersebut sekolah membentuk
kepanitiaan yang di dalamnya ada unsur komite, wali siswa, dan pihak sekolah
sehingga terbentuk kerjasama dan rasa kebersamaan. Kegiatan ini dimeriahkan
juga dengan menampilkan berbagai pentas seni antara lain tarian siswa, puisi,
rebana, sehingga para orangtua siswa dapat menyaksikan prestasi putra-putrinya
berkat bimbingan guru-guru pembinanya., sehingga ajang seperti ini digunakan
oleh sekolah sebagai strategi mengenalkan keberhasilan sekolah dalam membina
siswa-siswinya, yang selanjutnya dapat memberikan citra yang baik dari
masyarakat kepada sekolah.
b.
Teknik
Pertemuan Tatap Muka Individu
Teknik pertemuan
tatap muka individu juga digunakan oleh sekolah dibidang hubungan sekolah
dengan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan dengan teknik ini antara lain guru
mengundang wali siswa ke sekolah untuk membicarakan siswa yang sering membolos
dan prestasinya yang rendah, atau ada siswa yang cukup pandai tapi ekonomi
orangtuanya rendah sehingga sekolah membantu mencari solusi pemecahannya.
Selain
guru, kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan juga aktif melakukan
komunikasi dan kerjasama dengan komite sekolah dan tokoh masyarakat. Jika
sekolah mengalami hambatan mengundang komite untuk membicarakan dan meminta
masukan cara mengatasinya contohnya pada saat sekolah menghadapi kesulitn dalam
hal keamanan sekolah mengingat batas tanah sekolah dengan rumah masyarakat
yang berdekatan dan sekolah belum bisa
membuat pagar karena terkendala keuangan.
Kegiatan
pertemuan individu juga dilakukan oleh kepala sekolah dengan tokoh masyarakat
setempat, baik ulama, kepala desa, ataupun bapak lurah. Kepala sekolah sekali-sekali
mengunjungi tokoh masyarakat tersebut dirumahnya untuk bersilaturahmi dan
berbincang-bincang tentang program sekolah. Di sela-sela pembicaraan meminta
pendapat tentang memajukan pendidikan di sekolah. Menurut kepala sekolah cara
ini sangat efektif karena dilakukan secara informal dengan cara kekeluargaan.
c.
Teknik
Publikasi Sekolah
Kegiatan yang
dilakukan sekolah jika sekolah mengikuti perlombaan di tingkat kecamatan atau
kabupaten diinformasikan kepada siswa, jika sekolah mendapatkan kejuaraan dalam
lomba disampaikan kepada siswa pada saat upacara bendera di hari senin, sekolah
mengisi acara di tingkat kecamatan diinformasikan kepada seluruh warga sekolah.
Dengan menginformasikan semua kegiatan dan prestasi sekolah kepada seluruh
siswa diharapkan siswa di rumah akan bercerita kepada orangtuanya, sehingga
orangtua tahu kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. Hal ini dilakukan karena
kebanyakan orangtua siswa berlatar petani yang jarang datang ke sekolah, bahkan
kadang diundang rapat tidak datang. Jadi teknik ini efektif memberikan
informasi dari orang ke orang, dari siswa ke orang tua.
2.2 Kajian Kritis
Menurut kelompok
kami Hubungan Masyarakat adalah praktik profesional dan subbidang komunikasi
dengan riset dan landasan teorinya. Sedangkan hubungan sekolah dan masyarakat (husemas) adalah suatu proses komunikasi
antara
sekolah dan masyarakat tentang kebutuhan dan kegiatan pendidikan serta
mendorong minat dan kerja sama dalam peningkatan dan pengembangan sekolah.
Husemas ini merupakan usaha kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran
informasi dua arah yang efesien serta saling pengertian antara sekolah, personel sekolah dan masyarakat.
Hubungan
masyarakat atau yang dikenal dengan humas memiliki Fungsi yang bersifat melekat pada menajemen organisasi/perusahaan,
begitu juga dalam bidang pendidikan dimana humas memiliki fungsi yang sangat
penting bagi suatu sekolah dalam bidang pendidikan, hal ini dikarenakan humas
memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah organisasi.
Berikut adalah beberapa
fungsi humas terhadap sekolah menurut para ahli
1. Mengembangkan
pengertian masyarakat tentang semua aspek pelaksanaan program pendidikan di
sekolah.
2. Untuk
dapat menetapkan apa harapan-harapannya mengenai tujuan pendidikan di sekolah
dan bagaimana harapan para masyarakat terhadap lembaga/sekolah.
3. Untuk
mendapatkan bantuan secukupnya dari para masyarakat kepada lembaganya, baik
material, finansial maupun moril.
4. Menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih
besar terhadap kualitas pendidikan.
5. Mengikut
sertakan masyarakat luas secara kooperatif dalam usaha mengatasi persoalan
pendidikan dan meningkatkan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat.
Selain dari fungsi humas yang disebutkan
diatas terdapat juga beberapa Tujuan hubungan masyarakat berdasarkan dimensi
kepentingan sekolah anatara lain :
1. Memelihara
kelansungan hidup sekolah
2. Meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah
3. Memperlancar
kegiatan belajar dan mengajar
Tujuan
hubungan berdasarkan kebutuhan masyarakat antara lain
1. Memajukan
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
2. Memperolah
kemajuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang di hadapi masyarakat
3. Menjamin
relevansi program sekolah dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat
Teknik-teknik
hubungan sekolah dengan masyarakat terbagi menjadi 4 kelompok yaitu: teknik
tertulis, teknik lisan, teknik peragaan dan teknik elektronik.
1. Teknik
tertulis
Teknik
tertulis meliputi:
a. Buku
kecil permulaan tahun ajaran.
Buku ini berisi tentang
tata tertib, syarat-syarat masuk sekolah, hari-hari libur, serta hari efektif
belajar. Buku ini diberikan kepada orangtua/wali murid, dan ini biasanya dapat
kita temukan di taman kanak-kanak (TK).
b. Pamflet.
Pamflet ini berisi
tentang sejarah lembaga pendidikan, staf pengajar, fasilitas yang tersedia
serta seluruh kegiatan belajar yang ada di sekolah.
c. Berita
kegiatan murid.
Berita ini dapat dibuat
sesederhana mungkin dan dituliskan diselebaran kertas yang isinya tentang
informasi singkat dari kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. Dengan begitu
orangtua murid dapat mengetahui dengan mudah apa saja yang dilakukan oleh
anaknya di sekolah.
d. Catatan
berita gembira.
Catatan ini hampir sma
dengan berita kegiatan murid, hanya saja catatan ini berisi tentang hasil
pencapaian atau prestasi yang diperoleh oleh murid/siswa yang kemudian
dituliskan diselebaran kertas dan diberikan kepada orangtua murid .
e. Buku
kecil tentang cara membimbing anak.
Untuk menciptakan
hubungan yang harmonis antara sekolah dengan orangtua maka kepala sekolah dan
guru berkerjasama untuk membuat buku kecil yang sederha yang isinya tentang
cara membimbing anak dirumah.
2. Teknik
lisan
Teknik
lisan meliputi:
a. Kunjungan
ke rumah
Pihak sekolah
berkunjung langsung kerumah orangtua/wali siswa. Dalam kunjungan ini bertujuan
agar guru dapat mengetahui masalah yang dialami oleh murid/ siswa.
b. Panggilan
orangtua.
Selain dari junjungan
rumah sesekali juga sekolah mengundang orangtua/wali siswa secara langsung
datng ke sekolah untuk diberi penjelasan tentang perkembangan pendidikan serta
perkembangan belajar dari anaknya.
3. Teknik
peragaan.
Tekni
peragaan ini meliputi:
a. Kunjungan
ke sekolah
Artinya orangtua/wali
siswa datang secara langsung kesekolah untuk melihat/menyaksikan langsung
anaknya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Biasanya
kunjungan ini dilakukan secara tiba-tiba atau tidak terjadwal, sehingga orangtua
dapat melihat secara langsung kewajaran yang terjadi dilingkungan sekolah baik
yang di dalam kelas maupun yang diluar kelas.
b. Open
house
Mempersilahkan
masyarakat datang kesekolah untuk melihat dan melakukan observasi tentang
keadaan sekolah. Dengan begitu masyarakat juga dapat memberikan penilaian
tentang apa yang ada di dalam sekolah tersebut baik yang ada di ruangan kelas
maupun yang diluar kelas.
4. Teknik
elektronik
Teknik
elektronik meliputi:
a. Radio
dan televisi
Dimana kita mengetahui
bahwa radio dan televisi memiliki daya yang sangat kuat untuk menyebarkan
informasi. Dengan begitu masyarakat juga dapat dengan cepat mengetahui
informasi tentang sekolah tersebut. Informasi ini biasanya yang berkaitan
dengan perkembangan sekolah, prestasi dan berbagai pembiayaan (administrasi)
sekolah.
b. Laporan
tahunan
Laporan ini berisi
tentang seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan oleh sekolah, kurikulum,
personalia, anggaran dan situasi siswa/murid. Laporan ini langsung dibuat oleh
kepala sekolah dan diberikan kepada pemilik sekolah atau langsung kepada kantor
kementrian pendidikan.
BAB III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Dari
pembahsan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Hubungan
sekolah dan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang di upayakan oleh
sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan
aspirasi, simpati dari masyarakat.
2. Fungsi
dan tugas pokok Hubungan sekolah dan masyarakat adalah menarik simpati
masyarakat umumnya serta publik khususnya, sehingga dapat meningkatkan
pendidikan di lingkungannya.
3. Prinsip-prinsip
Hubungan sekolah dan masyarakat ada 6, yaitu: integriry, continuity,
slimplicity, coverage, constructiveness, dan adaptability.
4. Jenis-jenis
Hubungan sekolah dan masyarakat yaitu, hungan edukatif, kultural dan i
institusional.
5. Teknik-teknik
hubungan sekolah dan masyarakat yaitu, teknik lisan, tulisan, elektronik dan
peragaan.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa masih jauh
dari kata sempurna. Kedepannya penulis akan lebih fkus dan details dalam
menjelaskan tentang materi di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan
tentunya dapat dipertanggungjwabkan. Untuk saran bisaa berisi kritik atau saran
terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dan bahasan
makalah yang telah di jelaskan
.
DAFTAR
PUSTAKA
Atiyah Oemi .2007. Profesionalisme
Kehumasan. Komunika Majalah Ilmiah Komunikasi dalam pembangunan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
ISSN 0126-2491. Vo l.10 No,1
Cucun,dkk.2011.Pengelolaan Pendidikan.Sumedang:
UPI Sumedang Press.
Darmadi. 2018. Membangun Paradigma Baru Kinerja Guru.Lampung Tengah: Guepedia
Duru dan Uremadu,2017. School and
Community Relations in Nigeria: an Exploratory Review of Literature Approach. International
Journal of Economics,Business and Management Research. Vol. 1, No. 04; 2017
ISSN: 2456-7760.
Harini
Ira Nur.2014. Manajemen
hubungan masyarakat dalam upaya peningkatan pencitraan sekolah (studi kasus di
smp al hikmah surabaya). Jurnal
Inspirasi Manajemen Pendidikan. Vol.
4 No. 4.
Hermino,Agustinus.2013.Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan.Jakarta:
PT.Gramedia.
Kompri.2017.Standardisasi Kompetensi
Kepala Sekolah. Jakarta: Kencana
Kowalski, theodore J. 2011. Publics
Relations in schools. Taipe : University Of Daston.
Marzano Robert J.2003. What
Works in Schools: Translating Research Into Action. Amerika:United States
Maskur.2015. Manajemen Humas Pendidikan Islam,Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Deepublish
Mulyasa, E.
2014. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Musanna.2017. Indiigenisasi pendidikan : rasionalitas revitalisasi praksis
pendidikan Ki Hajar Dewantara. Jurnal
pendidikan dan kebudayaan, Vol.2 No1.
Nizar, Samsul dan Zainal Efendi Hasibuan.2018.
Pendidik ideal. Depok : Prenadamedia group.
Ofule, Chirstine I.2006. Principals and practice of public
Relation.Victoria island : university of Nigeria.
Pratiwi, Heppy Atma. Peranan Humas dalam membentuk citra positif
perguruan tinggi. Vol. 2. No. 1 tahun 2011. Hal : 60).
Qoimah, 2018. Membangun
pelayanan publik yang prima: strategi manajemen humas dalam penyampaian program
unggulan di lembaga pendidikan.
Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, Vol. I, No.2. E-ISSN 2614-4018
Rahmad, Abdullah, 2016.
Manajemen Humas Sekolah. Yogyakarta :
Media Akademi
Rosmalah.2016.Hakikat Implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah. Jurnal Publikasi Pendidikan.Volume VI Nomor 1 Januari 2016.
ISSN 2088-2092
Sa’ad, Tata Umar dan Abdullahi M. Sadiq. 2004. The Relevance of School Community Relationship on the Development of
Primary Education in Azare Metropolis of Bauchi State, Nigeria. IOSR
Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME). E-ISSN:
2320–7388,p-ISSN: 2320–737X Volume 4, Issue 6 Ver. II
Sri Sundari dan Sholikin. Hubungan Sekolah Dengan
Masyarakat Terhadap Peningkatan Prilaku Peserta Didik Di SMP Negeri I Bangilan
. Jurnal Ilmiah Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan
Taylor,M and Carl H.Botan.public
relations:state of the field. Journal of
communication.VOL. 4 . tahun 2004 . ISSN:0021-9916.
Umar, munirwan. Manajemen hubungan
sekolah masyarakat dalam pendidikan. Jurnal edukasi. Vol. 2. No. 1.
Tahun 2016. Hal : 24.
Wati, Efni. 2015. Manajemen Hubungan
Sekolah Dan Masyarakat. Jurnal Manajer
Pendidikan. Vol. 9. No. 5. Tahun 2015. Hal: 661-662.
Zainal, Rivai veitzhal,dkk. 2017. Islamic Quality Education.
Management.Jakarta: PT.Gramedia Building.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar