RESUME PENGELOLAAN LABORATORIUM FISIKA
‘’KESELAMATAN
KERJA LABORATORIUM’’
Nama : Dwi Cahyaningsih
NIM : A1C317009
Kelas : Pendidikan
Fisika Reguler A 2017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KESELAMATAN
KERJA LABORATORIUM
Keselamatan kerja di laboratorium adalah
menyangkut keselamatan orang yang melakukan kegiatan di laboratorium dan
keselamatan alat-alat laboratorium yang digunakannya.Keselamatan kerja di
laboratorium perlu diperhatikan dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaan
kerja bagi orang yang melakukan kegiatan atau pekerjaan di laboratorium dan
mencegah terjadinya kerusakan alat laboratorium yang digunakannya.
1.
Tata Tertib Laboratorium
a. Disiplin
waktu melaksanakan dan mengikuti kegiatan di laboratorium
b. Cara
berpakaian untuk bekerja di laboratorium
c. Cara
bertutur kata, dan berperilaku di dalam laboratorium
d. Barang
bawaan yang boleh dan yang tidak boleh dibawa kedalam dan keluar
laboratorium
e. Prosedur
peminjaman, pemakaian dan pengembalian alat-alat laboratorium
f. Keselamatan
kerja dan keselamatan alat-alat laboratorium
1. Jenis-Jenis
kecelakaan di Lab
A.
Terluka,disebabkan oleh pecahan kaca dan
atau tertusuk benda-benda tajam yang lain.
B. Terbakar,
disebabkan tersentuh api atau benda panas lain, dan oleh bahan kimia
tertentu
seperti fosfor
C. Terkena
racun (keracunan) , keracunan ini terjadi karena bekerja menggunakan
zat
beracun yang secara tidak sengaja dan atau kecerobohan masuk dalam tubuh.
D. Terkena
zat korosif ,seperti berbagai jenis asam
E. Terkena
radiasi.Misalnya sinar dari zat radioaktif ,sinar X dan sinar ultraviolet.
F. Terkena
kejutan listrik ,pada waktu menggunakan listrik bertegangan tinggi.
G. Aliran Listrik
2. Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Lab
Keselamatan
kerja laboratorium merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan.
Ibarat seseorang yang tengah berjalan di jalan raya, bekerja di laboratorium
juga memerlukan rambu-rambu sehingga selama dalam perjalanan dapat sampai
tujuan dengan selamat.
Kecelakaan
dapat terjadi bukan hanya karena tidak memperhatikan etika berkendara dan
rambu-rambu lalu lintas, tetapi juga dapat terjadi ketika ada orang lain yang
lalai. Sama halnya dengan kecelakaan kerja di laboratorium, tentu bukanlah
kejadian yang disengaja, tetapi bisa terjadi apabila ada kelalaian dari diri
sendiri dan orang lain. Artinya, semua pihak sangat berperan dalam menerapkan
budaya keselamatan kerja.
Bekerja
di laboratorium dengan nyaman akan mempengaruhi kelancaran aktivitas kerja dan
kecelakaan kerja dapat dihindari. Kecelakaan kerja di laboratorium bisa
menimbulkan kerugian materi serta adanya korban manusia. Kecelakaan kerja dapat
menyebabkan korban mengalami luka, cacat fisik, gangguan kesehatan, trauma,
bahkan dapat mengancam nyawa seseorang. Semua kemungkinan ini dapat dicegah
dengan memperhatikan pedoman keselamatan kerja.
Alat dan instrumentasi
Penggunaan alat-alat gelas laboratorium yang tidak sesuai dengan
fungsi dan cara pemakaian yang benar dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja.
Menuangkan larutan asam ke dalam buret tanpa bantuan corong gelas atau dengan
menaiki meja kerja dapat menyebabkan resiko percikan bahan kimia di wajah atau
tangan. Alat gelas yang telah berkurang fungsi dan kegunaannya, seperti ada
bagian yang telah hilang, retak atau pecah sebaiknya tidak lagi digunakan.
Instrumentasi yang tidak layak pakai juga tidak digunakan, seperti necara yang
telah rusak sehingga menimbulkan kesalahan penimbangan, dapat berakibat
kesalahan dalam pembuatan bahan atau campuran reaksi. Sentrifuge yang rusak
sebaiknya tidak digunakan.
Langkah-langkah
dalam pertolongan pertama pada kecelakaan
Tujuan pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan adalah :
1. Mempertahankan korban agar tetap hidup;
2. Membuat korban agar tetap stabil dan tidak lebih parah;
3. Mengurangi rasa nyeri, tidak nyaman atau rasa cemas pada
korban.
Jika terjadi kecelakaan hendaklah seseorang:
1. Segera memberitahu bagian keamanan untuk segera mencari
pertolongan;.
2. Menyiapkan beberapa informasi yang meliputi:
· kondisi penderita
· perincian penyebab kecelakaan
· lokasi kecelakaan (nomor ruang dan nama gedung)
3. Melakukan pertolongan pertama prosedur emergency:
· menjauhkan korban dari penyebab kecelakaan;
· mencari penyebab utama kecelakaan;
· memberikan pertolongan pertama; dan
· membawa korban ke rumah sakit.
Sengatan listrik
· Jangan sentuh korban yang sedang terkena sengatan listrik.
· Putuskan segera kontak antara korban dengan sumber listrik dengan
cara paling cepat, tepat dan aman.
· Jika tidak dapat, gunakan bahan yang tidak menghantar listrik
untuk memisahkan korban dari sumber listrik.
· Jika korban mengalami luka, rawatlah seperti pada korban yang
terluka.
· Periksalah ABC-nya. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan
dari mulut ke mulut. Jika jantung berhenti, lakukan CPR.
Daftar Pustaka
Atmawidjaja, Sudana. 1999. Keselamatan Kerja dan Penanggulangan Bahaya
di
Laboratorium.
Bandung. LP3 ITB
Kadarohman, Asef.
2007. Management Laboratorium IPA.
Jakarta : Departemen
Agama
Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar